Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Penyesalan Saya Menggunakan MacBook Air 2017, Setelah Sebelumnya Menggunakan Laptop Asus yang Bongsor dan Kumuh Itu

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
1 Agustus 2025
A A
Menyesal Pakai MacBook Air Setelah Lama Disiksa Laptop Asus (Unsplash)

Menyesal Pakai MacBook Air Setelah Lama Disiksa Laptop Asus (Unsplash)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Laptop Asus yang berat dan bongsor

Salah satu alasan saya jatuh cinta kepada MacBook Air adalah bentuknya yang simpel dan ringan. Maklum, setelah lama pakai Acer, saya ingin laptop yang bobotnya lebih ringan. Namun, seperti yang saya ungkapkan di atas, akhirnya saya memilih laptop Asus.

Jadi, laptop Asus yang saya beli dengan harga Rp5 juta itu punya bobot 2,1 kilogram. Awalnya sih saya nggak terlalu mempermasalahkan bobot itu karena terbiasa pakai Acer yang sama-sama berat. Namun, seiring waktu, salah satunya ketika saya mulai aktif penelitian lapangan, bobot laptop ternyata se-menyiksa itu.

Penelitian menuntut saya lebih aktif di lapangan. Untuk menyingkat waktu selama proses wawancara, saya selalu membawa laptop Asus itu. Jadi, setelah wawancara, saya mencari tempat yang enak untuk menuliskannya. Selama hampir satu bulan di lapangan dan 10 hari menyusun laporan, pundak saya tersiksa betul.

Sudah berat, laptop Asus itu jadi terlihat makin “menyebalkan” karena tingkah saya sendiri. Sebetulnya saya punya satu paket alat membersihkan laptop. Namun, karena malas dan selalu kelelahan ketika sampai rumah, kotoran di laptop jadi menumpuk. Laptop itu terlihat jadi lebih kumuh.

Sampai di sini saya sering berpikir kenapa nggak “nekat” saja beli MacBook Air. Selain ringan sehingga mudah dibawa penelitian, ternyata MacBook Air lebih mudah dibersihkan ketimbang Asus. Ini sejauh pengalaman saya, sih. Selain itu, honor penelitian bisa saya pakai untuk menutup kredit MacBook. Ah, menyesal sudah.

Mulai memakai MacBook Air di 2021

Setelah memakai laptop Asus selama 6 tahun, akhirnya saya harus mengucapkan selamat tinggal. Saya harus mengganti laptop karena sambungan antara bodi dan layar Asus saya tiba-tiba “semplok”. Sudah begitu, layarnya jadi semakin buram gara-gara saya malas membersihkan. Maaf ya, Asus.

Akhirnya, di 2021 akhir, saya membeli MacBook Air 2017 dengan harga Rp10 juta. Tentu saja saya membeli yang bekas.

Perbedaan antara laptop Asus dengan MacBook Air sangat terasa tentu saja. Misalnya, dari bobot saja sudah sangat jomplang. Kalau Asus di 2,1 kilogram, MacBook Air cuma 1,3 kilogram. Mungkin saat itu pundak saya menyanyi gembira karena nggak lagi harus memanggul laptop yang berat.

Saya memang memakai laptop bekas, tapi MacBook Air jauh lebih tangkas untuk saya ajak multitasking. Beda dengan laptop Asus yang ketika menginjak di tahun keempat, sudah ngos-ngosan kalau saya buka banyak tab di Google Chrome. 

Satu hal lain yang membuat saya lebih mobile adalah daya tahan baterai. Saya tidak begitu tahu soal kapasitas atau kekuatan baterai laptop. Perbandingannya, baterai Asus lebih cepat jatuh di pemakaian yang cukup intens. Sementara itu, untuk MacBook Air, saya hanya satu kali menambah daya dalam satu hari kerja. 

Ringkih tapi dapat diandalkan  

Iya, sekali lagi, tulisan ini adalah preferensi pribadi berdasarkan pengalaman. Tentu banyak laptop yang oke selain MacBook Air atau Pro di luar sana. Namun bagi saya, secara kebetulan, berjodoh dengan MacBook Air.

Betul sekali, MacBook memang ringkih. Mungkin sama seperti produk Apple dalam kategori hape. Makanya, karena tahu laptop ini ringkih, saya jadi lebih hati-hati memperlakukannya. Memang masih “kumuh” juga, sama seperti laptop Asus saya dulu, tapi lebih mendingan.

Makanya, sekarang saya menyesal sama MacBook Air. Menyesal karena kenapa nggak dari dulu saya lebih bernyali untuk membelinya. Mungkin, jika lebih berani menutup mata sama laptop Asus itu, saya bisa lebih produktif. 

Namun, pada akhirnya, penyesalan tidak ada gunanya. Laptop Asus yang bongsor dan berat itu tetap berjasa. Namun kini, saya sudah kadung cinta sama MacBook Air. Mau bagaimana lagi.

Iklan

Penulis: Yamadipati Seno

Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Penyesalan Saya Setelah Menggunakan MacBook Pro M1 dan iPhone 6s dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.  

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 1 Agustus 2025 oleh

Tags: Asusharga macbook airlaptop ASUSlaptop macbook airmacbook air 2017macbook prospesifiksi macbook air
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Disiram, Dijatuhkan, Ditekan, Produk ASUS Expert Series Jadi Solusi untuk Profesional
Tekno

Disiram, Dijatuhkan, Ditekan, Produk ASUS Expert Series Jadi Solusi untuk Profesional

15 Agustus 2025
ASUS Media Gathering Yogyakarta. MOJOK.CO
Kilas

ASUS Rilis Series Laptop AI Terbaru, Punya Teknologi Kekinian yang Baterainya Awet Seharian!

13 Agustus 2025
Kenangan bersama laptop ASUS: laptop bobrok yang tuntaskan skripsi untuk jadi sarjana hingga bekerja MOJOK.CO
Catatan

Laptop ASUS: Meski Busuk dan Bikin Malu sama Orang Berlaptop “Apel Kroak”, Tapi Saksi Banyak Orang Tuntaskan Skripsi hingga Cari Cuan

16 Juli 2025
ASUS Kenalkan Zenbook S 13 OLED, Paling Tipis, Tebal Cuma 1 Senti. MOJOK.CO
Tekno

ASUS Kenalkan Zenbook S 13 OLED, Paling Tipis, Tebal Cuma 1 Senti

16 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.