MOJOK.CO – Faheem Younus membagikan informasi penting tentang mitos seputar virus corona dan bantahannya. Informasi yang berimbang adalah kunci untuk saat ini.
Saat sedang menjelajah Twitter, saya menemukan utas bagus tentang menjawab mitos-mitos tentang virus corona. Utas tersebut ditulis oleh Faheem Younus, dan berisi tentang mitos-mitos seputar corona dan bantahannya. Isinya menarik karena disampaikan dengan sederhana dan nggak menghakimi.
COVID mythbusting: Part 3
Myth: Coronavirus is airborne.
Wrong:
It’s a droplet infection, requiring close contact. The NEJM article only hinted at the virus’ ability to be aerosolized in a lab.
Our air is CLEAN! Walk in a park!
WHO also approves this position. pic.twitter.com/suQx9oNIw3
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) March 29, 2020
Informasi yang ada di utas tersebut benar-benar penting, mengingat banyak informasi seputar corona yang tidak punya dasar yang jelas. Padahal informasi tersebut berpotensi untuk menciptakan kondisi-kondisi yang tidak diinginkan, seperti orang jadi menyepelekan penyakitnya atau menciptakan ketakutan yang tidak masuk akal.
Utas dari Faheem Younus, saya rangkum agar memperkaya dan menyeimbangkan informasi yang ada. Kita cenderung takut kepada hal yang tidak kita pahami, dan informasi ini bisa membuat Anda tidak lagi memandang corona dengan penuh ketakutan. Tapi harus diingat, tetap waspada dan cuci tangan. Cuci tangan beneran ini, pake sabun, bukan lari dari masalah.
Mitos pertama, sauna bisa membunuh virus corona
Belum ada bukti yang sahih untuk mendukung mitos tersebut. Begini ya, memang bakteri dalam makanan akan mati saat dipanasin/digoreng/direbus tapi kita ini manusia, bukan gereh layur. Berjemur memang disarankan di tengah wabah pandemi ini, namun tidak berarti Anda njuk merebus diri sendiri.
Bahkan menurut Fahem, sauna berlebihan bisa menyebabkan pneumonia dan penyakit lain. Rebus kok badan, rebus mi malah kenyang.
Mitos kedua, bawang merah bisa menangkal virus.
Mentang-mentang cabe bisa dipakai untuk menangkal hujan, bukan berarti teman satu tongkrongan cabe di dapur, yaitu bawang bisa menangkal yang virus. Avatar aja belum tentu bisa menangkal, apalagi bawang. “It’s just made up stuff,” cuma mengada-ada kalau kata Faheem.
Satu-satunya hal yang bisa dilakukan bawang di dalam ruangan sejauh ini adalah membuat Squidward menangis. Kalau menangkal corona, jelas nggak.
Mitos ketiga, jangan pesen makan di luar, kalau yang masak kena corona bagaimana?
Mitos ini belum bisa dibuktikan kebenarannya. Belum ada kasus penyebaran corona lewat makanan, dan ini udah dibuktikan oleh banyak badan kesehatan dunia. Hoaks kayak gini bisa matiin rejeki orang, Bosku. Goblok boleh, jahat jangan.
Tapi begini, kalau Anda emang parno, Faheem menyarankan untuk angetin dulu makanannya pakai microwave apa pakai wajan, sak nduemu pokoke. 2 menit cukup, jamin aman.
Mitos keempat, sabun anti-anti itu jauh lebih efektif dibanding sabun biasa.
Angel meneh iki. Gini ya bro, sabun anti bakteri apa namanya itu lah sama aja dengan sabun biasa, anjurannya kan cuci tangan pakai sabun, mau sabun mandi sabun cuci piring ya bisa. Merk nggak ngaruh, nggak ada juga yang nyuruh merk tertentu. Yang jelas sabunnya kalau tinggal dikit jangan dioplos air, nek entek ki gek tuku, malah diakali.
Faheem berpendapat daripada beli sabun anti bakteri yang mahal mending beli sabun biasa, duit sisanya dipakai beramal.
Mitos kelima, virus corona menyebar lewat udara.
Begini ya kawan-kawan, kalau belum valid dan masih pada tataran “katanya”, mending jangan disebarin. Terlebih lagi untuk mitos yang ini, yaitu virus corona menyebar lewat udara. Info ini benar-benar menciptakan ketakutan, padahal validitasnya jelas-jelas dipertanyakan.
Faheem berkata bahwa penyebaran corona masih lewat droplet. Selama para saintis belum memberi kabar, jangan kepikiran untuk menyebarkan berita yang berdasar dari rumangsamu.
Mitos keenam, informasi dari dokter Italia atau Cina pasti valid.
Faheem Younus berkata dengan gamblang, kalau dokter itu bakal menerbitkan risetnya ke jurnal, bukan ke media sosial. Memang banyak dokter yang bikin utas tentang corona di Twitter, tapi bukan hasil riset. Kalau riset terpercaya ya diterbitkan dalam bentuk jurnal.
Kita udah sering ngeliat banyak orang kemakan omongannya dokter Bernard Mahfouz, sekarang saatnya kita ngasih tahu orang-orang biar nggak ada dokter Bernard Mahfouz yang lainnya.
Rangkuman info ini bisa digunakan untuk membantu kalian-kalian yang mulai stres melihat grup Whatsapp keluarga yang berisi info-info nggak jelas dari mana. Kalian di rumah saja bukan berarti seharian isinya rebahan sambil mabar, bantu orang tua dan sekitarnya nyaring informasi.
Kalau cuma ngetawain orang-orang yang kemakan hoaks sih semua ya bisa, tapi bukankah berkontribusi terhadap sesama itu lebih baik?
BACA JUGA Virus Corona: Tetap Waras walau Dibatasi Tembok yang Sama dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.