Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Menertawakan dan Menghormati Arief Poyuono

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
21 April 2019
A A
arief poyuono
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sudah beberapa terakhir ini, Admad Khadafi, redaktur Mojok yang paling tidak indie dan edgy di seantero kantor Mojok keranjingan menonton video debat antara wakil ketua umum Gerindra Arief Poyuono dengan politisi PDIP Adian Napitupulu. Yang menjadi pusat perhatian Dafi tentu saja nama yang disebut pertama.

Hari ini, misalnya, ia berkali-kali tertawa-tawa sendiri setelah menonton aksi silat lidah Arief saat melawan Adian.

“Indonesia first,” kata Arief Poyuono sembari mengacungkan jari telunjuk dan jempolnya yang selama ini memang dikenal sebagai simbol nomor urut 02.

Dengan sigap, Adian langsung menukas, “First itu satu.”

Arief tampak kecut. Adian lempeng. Dan para penonton tertawa. Tentu saja termasuk Dafi.

Arief Poyuono, dalam beberapa hari terakhir memang sering muncul dalam berbagai pemberitaan. Sosok wakil ketua umum Gerindra ini namanya naik setelah ia terlibat dalam debat antar pendukung capres yang diinisiasi oleh Narasi TV yang dipandu oleh presenter Najwa Shihab.

Dalam debat-debatnya (yang selama ini hampir selalu berhadapan dengan Adian Napitupulu), entah bagaimana ceritanya, Arief selalu tampak lucu. Untuk tidak menyebutnya bodoh.

Argumen-argumennya saat membela apa pun tentang Prabowo tampal begitu natural lucunya.

Kelucuan Arief kembali tampak saat ia mengatakan tentang keunggulan Prabowo dalam Pilpres 2019 sebesar 64 persen. Angka tersebut ia dasarkan pada jumlah provinsi yang dimenangkan oleh Prabowo.

“Nah ini fakta ya kalau Prabowo-Sandi menang di Pilpres 2019 di 22 provinsi. Jadi 22/34 = 64,7 persen (Prabowo-Sandi), 12/34 = 35,3 persen ( Joko Widodo – Maruf Amin),” kata Arief. “Ini hitung matematika kasar aja ya. Jadi lembaga survei jangan coba-coba giring opini dengan hasil quick count-nya,”

Pernyataannya tersebut langsung menjadi bulan-bulanan banyak orang. Maklum saja, cara menghitung keunggulan ala Arief Poyuono tersebut tentu saja adalah cara menghitung yang sangat-sangat out of the box (untuk tidak menyebutnya ngawuw).

Berbagai kelucuan yang ditunjukkan oleh Arief, pada akhirnya membuat saya berpikir, bahwa sebagai seorang politisi, Arief sejatinya adalah sosok yang ideal.

Selama ini, politisi hampir selalu punya citra yang buruk bagi masyarakat. Merugikan, zalim, licik, dsb. Pokoknya segala hal yang buruk ada pada politisi. 

Namun kehadiran Arief agaknya mampu menjadi semacam anomali. Dengan kelucuannya, tak bisa tidak, Arief berhasil memberikan semacam hal yang kerap tak bisa diberikan oleh politisi lain: hiburan.

Iklan

Ia kemudian tak jauh berbeda dengan sosok Sandiaga yang kerap memberikan atraksi-atraksi politik yang lucu. Yang menghibur banyak orang, tak peduli pendukung 01 maupun 02.

Saya pikir, orang-orang seperti Arief dan Sandiaga inilah yang kita butuhkan di tengah kondisi politik yang serba kejam seperti sekarang ini.

Di tengah para politisi yang tak punya empati publik, para politisi yang selalu saja membahas tentang bagi-bagi jabatan, para politisi yang pernyataan-pernyataannya kerap menyinggung masyarakat tertentu, kehadiran sosok-sosok politisi yang lucu, bisa ditertawakan, dan tentu saja menghibur bagi masyarakat seperti Arief tentu saja seperti oase di tengah gurun yang gersang.

Pemilu adalah pesta rakyat. Dan selayaknya pesta, ia seharusnya bisa menggembirakan. Menyenangkan.

Pesta yang bagus adalah pesta yang mampu beberikan hiburan kepada segenap tamu yang hadir. Dan Arief Poyuono, menjalankan tugasnya dengan baik sebagai badut pesta yang menghibur para hadirin.

Mari memberikan hormat yang setinggi-tingginya kepadanya dengan cara menertawakannya. Sebab cara terbaik untuk menghormati seorang badut adalah menertawakannya.

Terakhir diperbarui pada 21 April 2019 oleh

Tags: Arief Poyuonogerindra
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Marchel Widianto satrio piningit Tangerang Selatan MOJOK.CO
Esai

Marshel Widianto Adalah Satrio Piningit yang Dibutuhkan Tangerang Selatan

25 Juni 2024
prabowo subianto gerindra jatah 3 menteri pertahanan
Kampus

Cerita Mahasiswa UNAIR Anak Caleg Gerindra Lulus Cepat agar Bisa All Out Bantu Bapak Kampanye

14 April 2024
Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden? MOJOK.CO
Esai

Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden Indonesia?

18 Desember 2023
Uji Klaim Prabowo Coret 2 Caleg Kasus Korupsi Gerindra: Ternyata Masih Terdaftar MOJOK.CO
Kilas

Uji Klaim Prabowo Coret 2 Caleg Kasus Korupsi Gerindra: Ternyata Masih Terdaftar

21 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.