Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Memang Ada Mahasiswa yang Sengaja Lulus Cepat dan Ogah Nyari Pengalaman buat Ngisi CV

Audian Laili oleh Audian Laili
7 September 2019
A A
mahasiswa s1 lulus cepat MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kata seorang dosen, mahasiswa S-1 yang lulus cepat itu semacam kopong alias tak berisi. Ia kurang berpengalaman sehingga susah direkrut perusahaan.

Sebetulnya durasi kuliah S-1 yang ideal itu berapa tahun sih?

Ada yang bilang lulus cepat adalah sebaik-baiknya mahasiswa. Dengan segera jadi sarjana, seseorang bisa menyiapkan diri masuk ke dunia kerja lebih awal dan memaksimalkan usia produktif sebaik-baiknya. Lulus cepat juga berarti tidak berlama-lama jadi beban negara, keluarga, dan calon mertua.

Tanpa perlu saya jabarkan, masih ada deretan pujian dan kebajikan lainnya yang disematkan pada sarjana lulus cepat + nilai tinggi.

Tapi, dosen ini punya pendapat berbeda yang ia ceritakan di Twitter.

S1 lulus 3.5 tahun? Bangga? Jangan bangga dulu… (sebuah utas seorang dosen wali)

Kemarin saya perwalian, ketemu dgn mahasiswa/wi smt 7 yg rata rata sedang ambil skripsi plus matkul lain. Kebetulan IPK nya bagus bagus, tapi Lalu saya tanya…

— Ersa Tri Wahyuni (@ErsaTriWahyuni) August 21, 2019

Bu Ersa Tri Wahyuni ini menurut bio Twitternya adalah dosen Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Jawa Barat. Dan pendapatnya ini tergolong unpopular popular opinion.

Menurut Bu Ersa, lulus cepat itu nggak ada gunanya kalau dengan menyandang status mahasiswa, kita nggak berusaha mencari pengalaman dengan semaksimal mungkin. Seperti cuma fokus ke kegiatan akademik melulu demi bisa mendongkrak nilai dan fokus ngerjain skripsi biar cepat kelar.

Sampai-sampai, saking terpakunya memenuhi target SKS setiap semester dan bikin nilai dalam posisi aman agar nggak perlu ngulang kuliah, akhirnya kesempatan lain yang bisa didapatkan malah terabai begitu saja. Dampak jangka panjangnya, diri kita yang mentah ini jadi sulit untuk mendapatkan kerja. Katanya, lha wong masih kosong pengalaman, bagaimana perusahaan bisa mempercayai kemampuannya?

Lantas, apa betul, durasi kuliah yang cepat tidak berbanding lurus dengan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dengan cepat pula?

Dari jajak pendapat pada beberapa orang secara acak tapi saat ini punya pekerjaan bagus, nyatanya tidak semua setuju dengan pendapat dosen tersebut. Seseorang sebut saja Nana berpendapat bahwa lulus cepat atau lama dan hubungannya dengan kesuksesan tidak bisa dilihat dengan sehitam putih itu. Sebaliknya, menganggap mahasiswa S-1 yang lulus cepat dengan setengah mata, malah bikin mereka-mereka yang telah berjuang penuh merasa down dan tidak dihargai.

Lagian, keinginan dan mimpi setiap orang pun berbeda. Tidak semua mimpi seseorang adalah bekerja di perusahaan, dengan kelengkapan CV yang begitu-begini dan menyebutkan pengalaman yang sangat panjang itu. Misalnya, Riri, yang saat ini bekerja sebagai PNS. Dari awal dia tahu kalau ingin jadi PNS. Oleh karena itu, dia merasa nggak perlu terlalu aktif ikut organisasi. Sebaliknya, dia pengin segera lulus kuliah. Baginya, menjadi PNS tidak memerlukan CV yang gimana-gimana. Toh, pendaftarannya betul-betul full menggunakan tes soal-soal.

Jadi, ideal tidaknya durasi kuliah S-1, tergantung dengan diri kita sendiri dan tujuan yang pengin kita capai setelah kuliah. Ideal itu bukan lagi soal angka 3,5 tahun, 4 tahun, atau 5 tahun. Bukankah yang terpenting adalah kualitasnya? Selama waktu yang ada, kita sudah melakukan sebaik yang kita bisa, nggak ada masalah, kan? Lagian, kalau kuliah 7 tahun tapi emang karena males kuliah dan nggak ada kegiatan produktif lain yang dilakuin, kan sama aja.

Fyi, pada sebagian orang, lulus cepat adalah kebutuhan yang genting. Biaya kuliah mahal, Cuy! Nggak semua mahasiswa yang butuh beasiswa, betul-betul bisa dapat beasiswa. Apalagi sekarang pakai UKT lagi! Ya kali, malah milih ngelama-lamain. Kasihan orang tua yang sudah mengharapkan kita untuk segera membantu ekonomi keluarga.

Iklan

Hadeeeh, lulus lama di-paido, eh lulus cepat sama aja. Serbasalah.

BACA JUGA Sudahlah, Pergerakan Mahasiswa Itu Enggak Penting Lagi atau artikel Audian Laili lainnya.

Terakhir diperbarui pada 5 September 2019 oleh

Tags: aktivis mahasiswabeasiswalulus cepatmahasiswa S-1
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude MOJOK.CO
Kampus

Ibu Meninggal kala Saya Masih Berjuang, Jadi Titik Terendah Hidup tapi Bangkit demi Jadi Sarjana Pertama Keluarga

3 November 2025
mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja dihujat. MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja Dihujat karena Flexing dan Dianggap Glamor, padahal Hidupnya Nelangsa

30 Oktober 2025
Kerja keras bawa Annes kuliah di Universitas Brawijaya (UB) Malang gratis hingga kerja sebelum wisuda MOJOK.CO
Kampus

Universitas Brawijaya (UB) Bawa Saya Kuliah Tanpa Biaya, Bisa Kerja Sebelum Wisuda buat Tebus Masa-masa Berat Sekolah Sambil Kerja Sejak Remaja

15 Oktober 2025
Beasiswa, UB Malang.MOJOK.CO
Kampus

Menolak Berbagai Beasiswa PTS demi Kuliah di UB Malang: Dulu Menyesal, Kini Bersyukur Dapat Banyak “Berkah”

22 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.