Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Manajemen Haters di Media Sosial

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
30 Agustus 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Punya haters adalah hal yang bisa bagi banyak orang, utamanya bagi mereka pengguna media sosial. Maklum saja, media sosial, selain menjadi tempat yang bagus untuk mencari teman, juga merupakan tempat yang paling subur untuk membangun permusuhan.

Bila Anda merasa tidak pernah punya haters di media sosial, maka tolong segera tutup halaman ini dan mulailah untuk membuka halaman lain yang lebih menyenangkan, misal membuka youtube dan menonton video polisi Pak Eko, atau membuka situs teka-teka silang dan mencoba peruntungan dan ketangkasan pengetahuan umum Anda. Namun jika Anda punya banyak haters di media sosial, maka Anda berada di halaman yang tepat.

Ada banyak orang yang tak tahu, bagaimana cara memperlakukan haters di media sosial. Ini hal yang sangat berbahaya, utamanya bagi banyak orang yang butuh pencitraan digital.

Adanya haters adalah salah satu bukti bahwa seseorang punya pengaruh. Pada titik tertentu, ini baik. Namun pada titik yang lain, hal tersebut bisa membuat seseorang menjadi tak nyaman.

Nah, berikut ini adalah beberapa tips manajemen haters yang mungkin bisa Anda praktikkan jika Anda punya haters di media sosial.

Jangan anggap haters sebagai haters

Ini langkah pertama dan utama. Haters dan bukan haters ini hanya soal persepsi. Ini juga berlaku untuk lovers, atau followers sekalipun. Hubungan haters ini hanya persoalan status. Sama seperti pasangan. Mau saling sayang apa pun, mau sudah bobok bareng serutin apa pun, mau sudah ciuman sebasah apa pun, kalau belum ada pernyataan “Aku sayang kamu” dan dibalas “Ya, sama,” maka statusnya tetap saja bukan pacar.

Haters juga begitu. Mau sekasar apa pun, sengehek apa pun, kalau Anda tidak menganggapnya ada, maka dia tidak ada. Dia hanya angin belaka.

Balas komentarnya maksimal dua kali

Ini langkah yang perlu Anda lakukan jika Anda terlalu sulit untuk melakukan langkah yang pertama.

Berbalas komentar dengan haters tentu saja menyebalkan. Selain menyita energi, juga memancing emosi. Karena itulah, untuk membalas haters, jangan terlalu banyak, cukup dua kali balasan, setelah itu tinggalkan.

Lho, kenapa nggak sekalian tak usah dibalas?

Itu bisa saja dilakukan, namun dengan membalas komentar haters, ada nilai tambah yang muncul pada diri Anda, orang akan menganggap bahwa Anda adalah orang yang terbuka.

Jangan mudah terpancing

Iklan

Haters selalu punya naluri untuk memancing perdebatan dengan Anda. Sebab memang itu obsesi mereka. Awalnya memang diskusi yang sehat, namun jika sudah sama-sama panas, maka Anda bisa terlalu jauh dalam melangkah.

Seintelek apa pun seseorang, ia akan terlihat goblok saat terpancing oleh perdebatan yang sebetulnya tak berguna, apalagi perdebatan yang dimulai oleh seorang haters.

Jangan terlalu bernafsu untuk menjelaskan sesuatu pada haters

Menjelaskan sesuatu bukanlah hal yang mudah, apalagi kepada haters. Sebab, default pemikirannya adalah asal kontra dengan Anda. Akan sulit menjelaskan tentang prestasi Jokowi kepada kampret, pun sebaliknya, sulit untuk menjelaskan tentang kelebihan-kelebihan Prabowo kepada cebong.

Yah, tak beda jauh dengan apa kata Ali bin Abi Thalib lah, “Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu.

Temui secara langsung

Ini cara yang terbukti sangat ampuh. Haters di media sosial kadang terkenal galak, namun begitu ketemu secara langsung, ternyata tak segalak yang dibayangkan. Kalau sudah ketemu tatap muka, biasanya langsung mengkerut.

Kalau sudah ketemu, apalagi sering, haters biasanya cenderung berubah menjadi lovers.

Terakhir diperbarui pada 30 Agustus 2018 oleh

Tags: Hatersmedia sosial
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial MOJOK.CO
Kilas

Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial

9 September 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
pemilih pemula mojok.co
Kotak Suara

Survei CSIS: Pemilih Pemula Manfaatkan Medsos sebagai Sumber Informasi

6 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.