Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Maaf, Teman-Teman, tapi Wajah Jutek adalah Tampilan Default-ku

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
29 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dikit-dikit dikira lagi marah hanya gara-gara punya wajah jutek. Hadeeeeh, yang ada malah lama-lama kita marah beneran, nih!

“Kamu lagi marah, ya? Kenapa?”

Seorang teman menanyai dengan penuh hati-hati waktu saya lagi duduk santai di dalam kelas. Saya kaget dan refleks menjawab, “Nggak,” sambil keheranan. Pagi tadi saya bangun tepat waktu dan tidak ada hal menyebalkan yang terjadi, jadi kenapa saya malah dikira marah?

“Habisnya mukamu jutek gitu. Hehe.”

Jawaban si teman melempar ingatan saya ke banyak momen bertahun-tahun yang lalu. Yang paling saya ingat, di acara perpisahan SD, saya mendapat jatah untuk mengenakan pakaian tradisional bersama 9 orang teman saya. Kami di-plot untuk berdiri di depan panggung dan disalami oleh para guru, satu per satu.

Saat itu, seorang guru perempuan memeluk saya dan memberi kecupan di pipi kanan dan kiri sembari berkata, “Ayo senyum, Lia, jangan cemberut, ya.”

Refleks, saya tersenyum. Tapi dalam hati, saya jadi mangkel luar biasa. Lah gimana—orang saya nggak cemberut kok. Please, deh, Bu, saya tu cuma berdiri dengan normal seperti yang lainnya!!!!1!!1!!!!

Tapi, setelah beberapa hari kemudian foto saya selesai dicetak (iya, dulu belum ada foto pakai kamera hape, Gaes), saya jadi mengerti kenapa Bu Guru meminta saya untuk tersenyum dan jangan cemberut. Ternyata, saat dilihat-lihat, muka saya saat sedang diam memang…

…kelihatan galak banget, demi apa pun.

Wajah jutek yang menempel alami sejak kecil ini ternyata punya nama yang lebih keren: resting bitch face. Kenapa disebut demikian? Ya karena wajah jutek tadi memang membuat di pemilik wajahnya tampak lebih arogan, judes, dan—tentu saja—bitchy.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh lembaga bernama Noldus information Technology pada tahun 2016 menjelaskan fenomena resting bitch face secara ilmiah. Jadi, menurut si Noldus ini, wajah kita semua setidaknya memiliki 500 titik berbeda yang menjadi dasar penentu lima emosi dasar: bahagia, sedih, marah, takut, terkejut, dan jijik.

Pada wajah normal, emosi jijik hanya ditemukan sebesar 3%. Sementara itu, pada wajah jutek kayak kita-kita ini (hah, kita???) emosi yang sama bisa mencapai angka 5,76%. Tanpa disadari oleh orang-orang berwajah jutek, emosi ini muncul begitu saja pada wajah, bahkan melalui beberapa isyarat kecil, seperti mata yang disipitkan atau menarik sudut bibir.

Jangankan ekspresi bergerak seperti itu, bentuk wajah atau fisiologi saja sudah berperan besar dalam menghasilkan wajah jutek. Kita-kita yang punya mata sipit dan sayu, bibir melengkung ke bawah, atau alis yang turun ke arah dalam (hidung), misalnya, bakal lebih sering dibilang jutek dibanding mereka yang fisiologinya berbeda. Hadeeeeeh, ribet banget emang!

Kenapa saya bilang ribet? Ya karena sebagai pemilik wajah jutek, saya sering banget disuruh senyum. Iya, iya, saya tahu, konon otot yang dipakai untuk tersenyum jauh lebih sedikit (dan berarti lebih baik) daripada saat kita cemberut. Tapi, kan, untuk “menjadi cemberut” itu saja sudah tampilan default—bukannya saya sengaja-sengajain! Huh!

Iklan

Lagian, kenapa sih kalau saya kelihatan cemberut—padahal aslinya nggak kenapa-kenapa—langsung dituduh lagi punya masalah dan dipertanyakan setiap 15 menit? Memangnya orang cemberut itu cuma boleh dipakai oleh orang-orang yang punya masalah??? Bukannya orang-orang yang punya masalah biasanya malah pasang muka bahagia, biar bisa nulis status “Aku  tersenyum, tapi dalam hati aku depresi dan menangis” di Facebook, Twitter, dan Instagram Story, ya??? Hmm???

Justru, ditanya-tanyaberulang kali perihal kecemberutan malah bikin saya jadi emosi sendiri dan, akhirnya, cemberut beneran.

Tuh, bayangin: udah mah mukanya muka cemberut, eh jadi cemberut beneran pula. Muka Thanos aja kalah nyeremin!

Meski menyebalkan, punya resting bitch face ternyata nggak bitchy-bitchy amat untuk ditanggapi. Setidaknya, kalau kita nggak suka sama suatu keadaan, kita nggak perlu repot-repot mengatur strategi agar tampang kita kelihatan garang: kita hanya perlu diam saja dan kekesalan kita akan langsung tampak dari jarak 3 kilometer.

Selain itu, sebuah penelitian memberi kabar baik pada pemilik wajah jutek sedunia. Konon, kita-kita dengan resting bitch face adalah seorang komunikator yang baik. Kenapa demikian?

Pasalnya, saat berkomunikasi, banyak orang berhasil menyampaikan perasaannya dengan mimik wajah yang memang sudah normal “dari sananya”. Nah, sementara itu, kita-kita yang berwajah jutek malah berhasil dengan cara yang lebih epic: mengekspresikan perasaan dengan cara berbeda karena muka kita sudah jutek duluan, meski aslinya kita sedang berusaha menyampaikan pesan yang jauuuuh dari kesan galak dan bitchy.

Yaaah, kurang lebih, meski kita berwajah jutek, kita tetep bisa kalau disuruh akting dan menunjukkan banyak emosi. Lumayan juga buat pilihan karier di masa depan. Raline Shah juga bakal lewat ini, mah. Mantap!

Terakhir diperbarui pada 29 April 2019 oleh

Tags: cewek judesekspresi mukagalakresting bitch fasewajah jutek
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

No Content Available
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.