MOJOK.CO – Arya Permana, bocah obesitas yang sempat jadi sorotan itu sekarang bikin pangling karena postur tubuhnya sudah berubah. Usai video transformasinya diunggah oleh Ade Rai, orang-orang semakin takjub.
Pada 2016, bobot tubuh Arya Permana hampir mencapai 200 kg di usianya yang masih 10 tahun. Kondisi ini otomatis membuat Arya Permana sulit melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain. Tidak lama kemudian Arya dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani serangkaian tes agar terbebas dari obesitas.
Beruntung, dukungan dari orang tua, kerabat, dokter, hingga bimbingan langsung dari binaragawan Ade Rai membuatnya bisa bertahan dan berangsur menurunkan berat badan. Saat Ade Rai mengunggah video transformasi Arya, publik beranggapan kalau metode yang diajarkan Ade Rai ampuh banget, lebih terasa kayak keajaiban gitu deh~
Berat tubuh Arya berhasil terpangkas. Kini bobotnya 83 kg saja.
Tapi jangan salah tangkap, metode latihan, fitness, dan olahraga yang dijalani Arya bukan satu-satunya faktor penentu penurunan berat badannya. Sebelumnya Arya Permana menjalani operasi gastric bypass untuk mengecilkan lambung agar Arya bisa lebih cepat kenyang. Singkatnya, operasi ini bukanlah tindakan medis biasa layaknya operasi mata ikan. Tim dokter spesialis dan nutrisionis terlibat di dalamnya.
Setelah menjalani serangkaian operasi, orang tua Arya Permana turut menjaga pola makan dan pola hidup sehat sang anak. Arya sempat mengaku porsi makannya berkurang dan jadi lekas kenyang setelah menjalani operasi. Bersamaan dengan itu, Ade Rai melatihnya untuk melakukan olahraga dan fitnes sedikit demi sedikit. Upaya ini dilakukan terus-menerus dan konsisten sehingga nggak heran kalau dalam waktu dua tahun berat badan Arya menjadi sekitar 110 kg.
Tidak berhenti sampai di situ dong. Selanjutnya Arya Permana menjalani operasi bedah plastik untuk membuang lemak bergelambir di bawah lengannya. Pada operasi tahap pertama, dokter menghilangkan 1 kg lemak yang ada di bawah lengan kanan dan kirinya. Selanjutnya operasi akan dilakukan sebayak empat kali untuk mengurangi lemak di bagian lain.
Tapi narasi yang berkembang di masyarakat perlu diluruskan. Sebuah cuitan viral di bawah ini membuat netizen salah paham bahwa Arya hanya menjalani latihan bersama Ade Rai. Padahal, medis juga punya andil besar.
Ingat Arya Permana?
Bocah paling gendut di IndonesiaPuluhan dokter spt sudah menyerah, tapi ketika ‘ditangani’ Ade Rai, hasilnya seperti ini.
Bukti bahwa goals dicapai bukan cuma dengan teori, tapi usaha panjang dan motivasi untuk berdedikasi.
Skill coaching paling mahal ?? pic.twitter.com/YmHbH6W3Uf
— oka (@daraprayoga_) January 22, 2020
Tanpa mendiskreditkan peran Ade Rai, keberhasilan Arya Permana bukan semata-mata karena olahraga. Bahkan saya yakin Mas Ade Rai yang rendah hati pun bakal menyangkal kalau dibilang sebagai orang paling berjasa dalam kesembuhan Arya. Ade Rai justru merasa bahwa dia hanya sebagai “pom-pom” yang menyemangati. Tenang, Mas Ade Rai, rate card masnya tetap bakal melesat di 2020. Love you~
Kalau kalian termotivasi untuk berdiet setelah menonton video transformasi Arya Permana, ya wajar. Bagus dong kalau kaum rebahan termotivasi buat bugar. Nggak harus Arya, bahkan melihat foto perubahan seseorang before dan after lemak hilang dari tubuhnya saja sudah bikin orang plonga-plongo lalu terpersuasi buat diet.
Sejatinya masalah obesitas nggak sesederhana itu. Obesitas dan kegemukan itu bersaudara tapi nggak sama. Setidaknya 6 orang obesitas meninggal dunia setelah kondisinya sempat jadi sorotan media seperti yang dikutip dari Liputan6. Penderita obesitas dihantui oleh ancaman sesak napas, jantung, diabetes, dan berbagai penyakit lainnya. Belum lagi urusan persendian yang membuat penderita obesitas makin sulit bergerak.
Obesitas bahkan bukan murni karena kebanyakan makan. Masalah gizi dan pola hidup juga berpengaruh terhadap berat badan seseorang. Untuk itu, saran aja kalau ingin kurus jangan terlalu ngoyo dan nekat diet ketat tapi nggak sehat. Perlu pendalaman wawasan soal gizi dan tubuh juga. Ayo semangat untuk tubuh body goals kayak Sherina di 2020. Gaaas!
BACA JUGA Kenapa Tingkat Obesitas di Jepang Rendah, Tak Seperti di Amerika atau artikel lainnya di POJOKAN.