Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Krisis Iran-AS Dibayangi Potensi Perang Nuklir pasca Pengumuman Terakhir Iran

Nia Lavinia oleh Nia Lavinia
7 Januari 2020
A A
donald trump iran as perang nuklir bom twitter mojok.co

donald trump iran as perang nuklir bom twitter mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Donald Trump terus memprovokasi Iran lewat Twitter, sementara Iran berhenti dari kesepakatan tujuh negara tentang pembatasan pengembangan proyek nuklir.

Baik kembali lagi bersama saya dalam update krisis Iran dan AS bagian kedua. Setelah sebelumnya kita membicarakan bagaimana Donald Trump, mbuh opo isi uteke, memerintahkan pembunuhan jenderal tertinggi Iran Qasem Soleimani yang menghasilkan kemurkaan Iran dan memicu pembicaraan tentang Perang Dunia III.

Pertama-tama mari kita menyimak update terbaru dari sisi Amerika. Our one and only kembali ngomporin Iran dengan pamer kapabilitas militer yang AS punya. Langsung saja, fresh from the oven, cangkem Donald Trump di Twitter-nya.

The United States just spent Two Trillion Dollars on Military Equipment. We are the biggest and by far the BEST in the World! If Iran attacks an American Base, or any American, we will be sending some of that brand new beautiful equipment their way…and without hesitation!

— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 5, 2020


“Amerika Serikat baru saja menghabiskan 2 Triliun Dolar untuk Peralatan Militer. Kita adalah militer terbesar dan TERBAIK di dunia! Jika Iran menyerang Pangkalan Amerika, atau orang Amerika mana saja, kita akan kirimi mereka peralatan baru kita yang cantik itu… dan tanpa ragu!” demikian sesumbar Trump.

Betul, doi sedang songong. Tapi apakah itu saja? Ooo, tidak. Tak cukup banyak omong soal kapabilitas militer, doi juga ngasih tahu Kongres bahwa AS akan menyerang Iran semisal Iran melakukan serangan terbuka kepada mereka, dengan cara yang jauh lebih brutal dari yang bakal Iran lakukan.

These Media Posts will serve as notification to the United States Congress that should Iran strike any U.S. person or target, the United States will quickly & fully strike back, & perhaps in a disproportionate manner. Such legal notice is not required, but is given nevertheless!

— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 5, 2020

Betul. Kita sedang menyaksikan bagaimana seorang presiden negara adidaya memberi tahu kepada Kongres LEWAT TWITER bahwa ia sedang mengumumkan perang. Padahal dalam konstitusi Amerika, yang berhak menyatakan perang adalah Kongres. Presiden bisa mengusulkannya, tapi harus di-acc Kongres untuk bisa bisa dieksekusi.

Sementara itu perkembangan dari Iran cukup mengkhawatirkan.

Kabar kemarin, pemerintah Iran siap memberikan $80 juta untuk siapa pun yang bisa membunuh Trump.

Angka 80 juta ini didapat dari hasil patungan semua orang Iran (yang populasinya 80 juta). Ide ini pertama kali dilontarkan seseorang di sebuah acara tivi nasional di Iran.

Yang jauh lebih membahayakan, Iran memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir yang pernah mereka buat bersama Amerika dan 5 negara lain, yakni Inggris, Prancis, China, Rusia, dan Jerman, tentang pembatasan pengembangan nuklir yang mereka punya.

Kasus dua negara kini menjadi permasalahan dunia.

Dengan keluar atau memutus kesepakatan pembatasan pengembangan nuklir, Iran bisa memulai kembali pengembangan senjata nuklir mereka. Itu artinya, ketakutan kita terhadap ancaman perang nuklir bisa benar-benar terjadi.

Saya pribadi percaya, setiap negara bergerak atas pertimbangan panjang. Keputusan Trump memprovokasi Iran misalnya, pasti dilakukan setelah ia melakukan hitung-hitungan mengenai kemungkinan yang akan terjadi. Mustahil Trump bergerak sendiri. Kemungkinan besar di belakangnya ada jenderal-jenderal militer dan intelijen yang sudah memikirkan output kejadian ini.

Iklan

Dan kalau memang dia memikirkan mayoritas warga AS yang nggak punya urusan buat perang, dia harusnya yakin kalau krisis Iran-AS ini tidak akan pecah menjadi perang besar.

Tapi, yang perlu kita takutkan, apakah AS memikirkan bahwa Iran punya milisi yang sangat militan dan bangga jika harus menjadi martir bagi negaranya?

Donald Trump boleh bangga dengan kemampuan militer Amerika, tapi jika ada satu saja orang Iran yang berhasil membobol pertahanan mereka lalu menjadi martir, keadaan bisa langsung berbalik seketika. Apalagi jika ini sudah melibatkan bom nuklir.

Saya akan memakai ilustrasi yang saya terjemahkan dari sebuah video mengenai dampak satu ledakan nuklir jika terjadi di sebuah kota.

Bayangkan kita sebagai rakyat biasa dengan hari-hari biasa di mana kita menjalani kehidupan yang biasa-biasa, tiba-tiba, tanpa ada pemberitahuan apa-apa, sebuah bom nuklir jatuh di kota kita. Dia meledak begitu dahsyat hingga dalam waktu kurang dari 1 detik, sebuah bola plasma yang panasnya lebih dari matahari muncul dan berkembang menjadi bola api di depan mata kita.

Kita sangat mungkin tidak akan menyaksikannya. Semua orang dalam radius 2 kilometer dari pusat ledakan akan menghilang begitu saja, terevaporasi seperti ketika kamu meneteskan air ke wajan panas. Semua hal, bangunan, manusia, semua makhluk hidup dan mati tidak ada sisanya.

Setelahnya, akan ada tsunami cahaya yang menyapu seluruh kota dalam waktu singkat. Orang yang tidak sengaja melihat cahaya itu akan buta.

Selain sangat silau, cahaya itu menimbulkan panas yang membakar semua hal dalam jangkauan 13 sampai 500 kilometer dari tempat ledakan. Semua gedung, pohon, plastik, rambut, manusia, terbakar.

Dalam beberapa detik, cahaya tadi akan diikuti oleh gelombang kejut yang lebih cepat dari kecepatan suara. Gelombang itu membuat angin yang lebih kuat dari badai dan tornado. Kekuatannya nggak sepadan dengan semua hal yang dibangun manusia. Insfrastruktur roboh, semua orang di dalamnya mati atau terperangkap karena tidak punya waktu untuk beraksi.

Bayangkan seluruh kota terbakar, orang-orang terluka dan mati, dan tidak ada yang bisa melarikan diri. Dan mimpi buruk itu belum selesai begitu saja.

Yang terjadi selanjutnya adalah muncul awan hitam yang membawa abu dan asap dari ledakan nuklir, menyebarkan radioaktif yang membuat semua tarikan napas mengandung racun. Orang-orang yang selamat di hari itu akan mati dalam beberapa hari selanjutnya karena tubuhnya terpapar radiasi yang sangat tinggi.

Di saat seperti itu, bantuan tidak akan datang. Meskipun kita menunggu satu, dua, atau berhari-hari selanjutnya. Peradaban tidak bisa lagi beroperasi karena kerusakan total pada infrastruktur. Tidak ada air, tidak ada listrik, tidak ada alat komunikasi.

Bantuan akan sulit masuk ke lokasi bencana. Dan kalaupun bisa, kontaminasi radioaktif akan membuat para penolong terancam bahaya jika mereka datang terlalu dekat.

Kerusakan yang dihasilkan ledakan bom nuklir tidak berhenti ketika api sudah padam dan asap hilang. Orang yang berhasil bertahan beberapa tahun kemudian akan terkena kanker. Penyakit itu menjadi genetik yang diwariskan ke generasi berikutnya dan berikutnya lagi.

Betul, sedahsyat itu ketika satu ledakan nuklir terjadi. Tapi, selama ini para pemimpin negara tidak pernah memberi tahu kita dampak apa yang akan terjadi jika nuklir-nuklir yang mereka punya benar-benar dijadikan senjata untuk berperang.

BACA JUGA Kemungkinan Indonesia Ikut Perang Dunia III Setelah Konflik Iran-AS Memanas atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2020 oleh

Tags: asDonald TrumpIranNuklirperang dunia IIIworld war III
Nia Lavinia

Nia Lavinia

Mahasiswa S2 Kajian Terorisme, Universitas Indonesia.

Artikel Terkait

Perang Dunia 3 Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang MOJOK.CO
Esai

Perang Dunia 3 Menjadi Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang yang Tidak Belajar dari Kehancuran karena Perang Dunia

24 Juni 2025
mahasiswa surabaya kuliah di iran.MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Asal Surabaya Nekat Kuliah di Iran, Rasakan Negara yang Dicap “Mengerikan” Ternyata Membuat Nyaman, Hidup Sebulan Modal 500 Ribu

30 April 2024
Memahami Konflik Kawasan Timur Tengah Antara Israel, Palestina, dan Iran Bersama Prof. Ibnu Burdah
Video

Memahami Konflik Kawasan Timur Tengah Antara Israel, Palestina, dan Iran Bersama Prof. Ibnu Burdah

23 April 2024
Felix Siauw Seharusnya Pro Syiah Iran Sejak Dulu MOJOK.CO
Esai

Coba Bayangkan Kalau Sejak Dulu Felix Siauw Pro Iran, Israel Pasti Sudah Rata dengan Tanah!

17 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.