MOJOK.CO – Sampai saat ini Ketum PPP, Romahurmuziy, masih merasa dirinya dijebak saat OTT KPK. Iya sih, setan emang suka menjebak, Pak.
Salah satu pledoi yang sering muncul dari tersangka koruptor saat terkena OTT alias ketangkap basah oleh KPK adalah “saya dijebak”. Lalu mengiba dan tetap merasa percaya diri bahwa dirinya sebenarnya tidak bersalah.
Kalimat yang sama juga keluar dari mulut Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy) yang merasa penangkapan via OTT KPK ini merupakan jebakan betmen.
“Saya merasa dijebak, tapi detail ada di sini,” kata Rommy saat digelanggang keluar gedung KPK sambil memberitahu sebuah kertas yang ada tulisannya.
Romahurmuziy ternyata menulis sebuah surat yang diberi judul Surat Terbuka Untuk Indonesia. Setidaknya ada 7 poin dalam surat itu. Di poin kedua, Rommy menceritakan kronologi dia merasa dijebak.
“Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya duga, saya pikirkan, atau saya rencanakan. Bahkan firasat pun tidak. Itulah kenapa saya menerima sebuah permohonan silaturahmi di sebuah lobi hotel yang sangat terbuka. Dan semua tamu bisa melihatnya. Ternyata niat baik ini menjadi petaka.”
Ketum PPP sekaligus anggota TKN Jokowi-Ma’ruf ini masih tidak merasa bersalah dalam keterangannya meski jelas-jelas ketangkap basah sebagai tersangka suap seleksi pengisian jabatan pimpinan tinggi di Kementerian Agama. Rommy diduga menerima uang suap sebesar Rp300 juta.
Akan tetapi, menurut KPK, Rommy tidak cuma sekali saja menerima uang. Sebelumnya pada 6 Februari 2019, Rommy diduga juga sudah menerima uang dari Haris Hasanuddin (tersangka lain). Juga dari Muhammad Muafaq Wirahadi (tersangka berikutnya) dengan total Rp50 juta pada sehari sebelum OTT.
Meski status Rommy masih tersangka, namun hampir sebagian besar koruptor yang sudah kena OTT dari KPK biasanya tidak bisa lolos. Patrialis Akbar adalah contoh tangkapan besar lain yang bisa dijerat karena OTT KPK.
Jadi kalau Romahurmuziy masih merasa dijebak, seharusnya ada banyak koruptor lain yang merasa dijebak. Pada tahun ini selain Rommy, pejabat yang merasa dijebak usai ditetapkan tersangka adalah Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, terduga korupsi Dana Otonomi Khusus. Sama seperti Rommy, Gubernur Provinsi paling islami itu juga merasa dijebak.
Akan tetapi, jika harus mengurutkan siapa koruptor yang paling merasa dijebak ya tentu saja kita harus menyebut Setya Novanto. Koruptor E-KTP yang paling fenomenal.
Lha gimana? Saat Rommy merasa dijebak oleh manusia, saudara sepenanggungannya di Gedung Yang Terhormat DPR-RI Setnov dijebak tiang listrik jeh. Mana sampai menyeret pengacara dan dokter ke penjara juga. Udah gitu dramanya sampai syuting stripping berhari-hari di televisi nasional lagi.
Sebenarnya lucu saja mendengar tersangka koruptor mengaku dijebak kayak pengakuannya Rommy ini. Sebab, KPK dikenal selalu hati-hati saat melakukan OTT.
Ya kan kita semua tahu OTT itu dilakukan untuk mencari barang bukti terkuat saja, sebenarnya KPK udah tahu siapa aja pejabat-pejabat yang doyan korupsi sebelum-sebelumnya.
“Saya perlu jelasakan, tim KPK sebenarnya sangat berhati-hati. Tapi memang beliau (Rommy) pergi ke tempat lain, itu juga salah satu bukti KPK tidak menjebak yang bersangkutan, yang akhirnya bisa diikuti,” kata Ketua KPK, Laode M. Syarif.
Sejak peristiwa Budi Gunawan, mantan calon Kapolri yang sempat ditetapkan tersangka korupsi tapi batal karena pra-peradilan yang aneh, KPK tidak pernah lagi sembarangan mengumumkan status tersangka seorang pejabat tanpa OTT.
Apalagi jika pejabat yang ditangkap kelas kakap. Macam Setya Novanto dan Romahurmuziy, yang mana dua-duanya adalah ketua partai satu koalisi dengan petahana. Hal yang mau tak mau akan cukup berpengaruh pada masa kampanye Pilpres 2019 saat ini.
Lalu tiba-tiba ada Projo yang komentar: “Penangkapan Romahurmuziy dari koalisi Jokowi ini menunjukkan kalau Jokowi ini tidak tebang pilih. Siapa saja pelaku korupsi, mau itu dari pihak oposisi maupun pihak sendiri bakal disikat juga.”
Ealah mbelgedhes, koruptor mah koruptor aja, Paaaak.