MOJOK.CO – Fenomena kesombongan jurusan kuliah favorit adalah fenomena yang ada di mana-mana, terkait dengan prospek pekerjaan di masa depan. Bahkan, kesombongan ini tidak hanya berasal dari mahasiswanya, melainkan juga dari orang-orang yang mendorong kita agar masuk ke jurusan tersebut.
Selesai prosesi wisuda sarjana dua tahun lalu, saya kira hidup akan berjalan dengan mudah. Dengan ijazah, saya yakin saya akan segera mendapatkan pekerjaan impian. Apalagi, saat itu, saya sudah resmi punya gelar! Fufufu.
Ya, camkan ini baik-baik: anak-anak kuliah, atau fresh graduate, pasti akan mengalami masa ini—masa-masa di mana mereka akan merasa cukup yakin dengan jurusannya dalam menjamin pekerjaan masa depan, masa-masa di mana mereka merasa jurusan yang dipilih adalah jurusan kuliah favorit.
Agar lebih mudah, mari kita sebut ini sebagai…
…fenomena kesombongan jurusan kuliah favorit!!!
Duluuuuu sekali, waktu belum ada orang-orang menyebalkan yang dengan seenak udelnya menyebarkan spoiler film Avengers Infinity War lewat Instagram Story, saya pernah selama satu tahun diterima berkuliah di sebuah universitas di Tanah Sunda. Jurusan yang saya ambil adalah Cilacap-Jatinangor… eh, bukan—maksud saya, jurusan saya kala itu adalah Farmasi.
Iya, haho-haho gini saya mantan mahasiswi Jurusan Farmasi, jurusan kuliah favorit, nih (belum apa-apa udah sombong).
Sebagai mahasiswi jurusan kuliah favorit, saya merasakan betul bahwa orang-orang di sekitar saya mendukung ke-farmasi-an yang saya junjung (uoppo iki). Selama setahun, kepala saya seolah didoktrin dengan keyakinan, “Anak Farmasi mah santai aja, nanti kerjanya gampang. Apotek ada di mana-mana. Semua orang pasti butuh obat.”
NAAAAH, ITU DIA!
Itulah, Saudara-Saudaraku, salah satu bukti kesombongan jurusan kuliah favorit yang dianggap strategis atas prospek pekerjaan di masa depan. Saya—dengan sadar hati—juga pernah mengelu-elukan kesombongan ini. Elu, elu, elu… Gitu.
#krik.
Singkat cerita, ketika sedang menempuh Semester Pendek (SP), hati saya goyah. Rupa-rupanya saya merasa salah jurusan. Kenapa saya harus menggerus sediaan ini dan itu? Kenapa saya harus menghitung dosis maksimal obat tapi selalu gagal? Kenapa bedak buatan saya malah berbau mint kayak permen Mentos?
Pada akhirnya, di tahun ajaran berikutnya, saya menjelma menjadi mahasiswa di universitas lain. Bukan Farmasi, saya memulai hidup baru di jurusan yang berfokus pada bidang pendidikan bahasa, khususnya bahasa Inggris. Banyak yang menyayangkan keputusan saya, sambil bertanya,
“Kalau udah lulus nanti, kamu mau kerja apa kalau belajarnya bahasa Inggris gitu? Belajar di lembaga kursus, kan, bisa!”
Masa-masa ini berlangsung sepanjang masa pendidikan saya di universitas kedua. Lama-kelamaan, lidah saya dengan refleksnya menjawab,
“Bisa, lah, jadi penerjemah atau guru. Lagi pula, bahasa Inggris, kan, banyak yang butuh karena merupakan bahasa internasional. Ini juga jurusan kuliah favorit, kok.”
HHHH. KESOMBONGAN KEDUA.
Eits, jangan nyalah-nyalahin saya dulu. Ternyata, fenomena kesombongan jurusan kuliah favorit ini ada di mana-mana. Berdasarkan pengalaman saya, kalau kita tanya ke orang-orang dari berbagai jurusan, mereka cenderung akan menelurkan bentuk-bentuk kesombongannya sendiri.
Bahkan, kesombongan ini tidak hanya berasal dari mahasiswa dan mahasiswa jurusan yang bersangkutan, melainkan juga dari orang-orang yang mendorong kita agar masuk ke jurusan kuliah favorit tersebut.
Berikut adalah daftar kesombongan atas prospek karier masa depan berdasarkan 10 jurusan kuliah favorit yang banyak diincar:
- Psikologi: di mana aja, asal ada manusia.
- Ilmu Hukum: di mana aja, karena bidang ini paling penting dalam menciptakan sistem sebagai fondasi.
- Teknik Arsiktektur: pasti dibutuhkan terus karena semua orang pun butuh gedung atau rumah sebagai tempat berlindung atau beraktivitas lainnya.
- Kedokteran: sakit adalah manusiawi, dokter adalah jawabannya.
- Ilmu Komunikasi: di mana aja juga bisa karena komunikasi selalu ada dalam segala aktivitas kehidupan manusia.
- Ilmu Komputer: perkembangan teknologi saat ini semakin maju sehingga kemampuan komputer pastilah dibutuhkan.
- Teknik Elektro: well, siapa yang nggak butuh instalasi listrik, coba?
- Akuntansi: kerja di mana aja pasti bisa karena semua perusahaan butuh divisi keuangan.
- Teknik Kimia: selama manusia ada, produk kimia pasti dibutuhkan, semacam pasta gigi, sabun, blablabla~
- Teknik Perminyakan dan Pertambangan: mengingat industri sektor minyak dan gas masih menjadi industri nomor satu, lulusan jurusan ini jelas dibutuhkan, dong.
Pffft.
Rasakanlah. Nikmatilah. Biarkan kesombongan itu menguasaimu sampai batas waktu tertentu. Kenapa tertentu?
Nanti, kalau kamu ngelamar magang (beberapa jurusan mungkin mengharuskanmu bekerja magang sebelum lulus) dan ditolak, atau melamar pekerjaan dan ditolak (kayak saya dulu, hiks), kesombonganmu itu akan runtuuuuuh seketika.
Ujung-ujungnya, kamu pun tersadar bahwa masa depanmu itu yang tahu cuma Tuhan, bukan prospek-prospek karier berdasarkan ramalan jurusan kuliah favorit.
Jadi… be wise, Adek-adekkuuu~
BACA JUGA Ternak Lele Pemula Tidak Semudah dan Seindah Video Tutorial dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.