Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
10 Juli 2025
A A
Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tiap kali aku melihat puji-puji “Jogja tanpa klakson” entah di artikel atau media sosial, saya hanya bisa tersenyum sinis. Sebab saya tahu betul bahwa itu omong kosong belaka.

Saya itu kadang heran saya narasi orang tentang Jogja di media sosial. Gambaran mereka tentang kota ini seakan-akan mentok di tahun 2011-2012, masa di mana Jogja memang masih terbilang lumayan sepi. Kalau sekarang, beda cerita.

Seakan-akan, jalanan di Jogja itu hanya dilewati sepuluh mobil dan lima belas motor. Sisanya adalah kesunyian yang mengisi ruang-ruang yang ditinggalkan oleh kendaraan. Seakan-akan, tumpukan kendaraan di Gejayan dan depan Ambarrukmo Plaza itu adalah hologram yang diciptakan orang goblok.

Dalam tulisan ini, saya ingin kita jujur saja, Jogja tanpa klakson itu mitos. Saya berharap itu nyata, beneran. Tapi tiap kali saya menyentuh aspal di jalanan-jalanan yang terkenal macet, saya tak pernah sekalipun tidak mendengar klakson. Di lampu merah pun saya selalu mendengar klakson. Selalu.

Jogja tanpa klakson itu omong kosong

Silakan ke lampu merah terdekat, saat ramai, dan tunggu ketika lampu beralih dari kuning ke hijau. Saya jamin, kalian akan mendengar ada satu-dua orang bodoh memencet klakson, meski samar-samar.

Di pertigaan UIN, salah satu lampu merah yang ramai, saya tak jarang mendengar klakson sekalipun itu jam 11 malam. Lalu, perempatan lampu merah Concat pun tak hanya sesekali saya mendengar klakson sekalipun lampu masih peralihan kuning ke hijau. Seakan-akan yang punya mata hanya dirinya. Sebutkan lampu merah yang ramai di Jogja, dan saya yakin saya punya pengalaman mendengar klakson di sana.

Tapi, saya tak pernah menemukan fakta itu di narasi orang saat membicarakan Jogja. Mereka selalu bilang, pengendara di Kota Istimewa nggak pernah mau membunyikan klakson di lampu merah, sekalipun macetnya tak masuk akal. Saya tahu, puja-puji memang kerap disampaikan secara dramatis dan berlebihan. Tapi kalau bohong, saya kira itu justru malah membuat yang dipuji turun kasta.

Nyatanya, dan sudah dari dulu, Jogja punya masalah dengan kemacetan dan pengendara yang tak punya tata krama. Kalian mungkin akan bilang oknum, tapi jika sepanjang Jalan Gejayan saja misalnya, bisa menemui pengendara jenis tersebut lebih dari tiga kali, saya kira klaim oknum akan makin sulit dipercaya.

Dan pengendara tanpa tata krama, jelas tak akan segan membunyikan klakson. Meliuk-liuk tanpa otak di jalan saja berani, apalagi membunyikan tombol yang memang jadi fitur di tiap kendaraan.

Nggak usah berlebihan

Saya kira, kita tidak perlu bohong hanya untuk meninggikan sesuatu. Saya selalu bilang, meski boroknya menganga dan mulai bernanah, Jogja ini tetap punya kesan istimewa di banyak orang. Bahkan jika ada yang bilang Jogja adalah kota terindah di Indonesia, itu tak begitu berlebihan. Kota ini memang punya magis yang sulit dijelaskan.

Tapi bikin narasi bohong macam Jogja tanpa klakson itu menurut saya berlebihan. Sudahlah, sampaikan apa adanya. Misal, memang ada yang klakson-klakson, tapi kadarnya tidak separah kota-kota besar lain yang kemacetannya lebih tolol. Cuma, ya sampai situ saja, nggak usah mengada-ada kayak “orang-orang di sini toleransinya sundul langit, sampai mencet klakson aja segan”. Nggak, nggak usah berlebihan.

Toh sumpah serapah tentang kemacetan, kelakuan pengendara, serta semrawutnya lalu lintas Jogja bukan lagi barang baru. Ia selalu didengungkan, selalu disampaikan, yang pasti ada, dan berlipat ganda. Jadi tak perlulah menyampaikan skenario masa lalu yang jelas tak dipahami di masa kini.

Kita selalu bisa memuji Jogja, tanpa perlu sekali pun bikin narasi bohong dan berlebihan. Sebab, Jogja memang baiknya dicintai apa adanya. Toh, gini-gini aja tetap menarik minat ribuan manusia di luar sana, kan?

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Intan Ekapratiwi

Iklan

BACA JUGA Jogja, Kota yang Keburukannya (Entah Kenapa) Selalu Dimaafkan dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2025 oleh

Tags: jalan gejayanJogjaklakson
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.