Saya tidak tahu hukum, khususnya hukum dalam pemerintahan. Secara spesifik, hukum yang mengatur keuangan antara pemerintahan daerah dan pusat. Namun, melihat Sleman mengalihkan duit MBG untuk 27 program lainnya, saya merasa agak lega. Semoga ini memang bentuk kepedulian pemda untuk rakyatnya.
Kita sama-sama melihat kalau MBG menjadi musuh bersama. Sudah banyak orang yang memandang program ini penuh masalah. Mulai dari anggaran yang terlalu besar, banyaknya kasus keracunan, makanan yang tidak layak untuk anak yang sedang berkembang, hingga ribuan dapur fiktif.
— Info Jateng (@Jateng_Twit) September 19, 2025
Maka, bagi saya, ketika ada yang mengalihkan duit MBG ke bentuk program lain, ada kelegaan yang saya rasakan. Meskipun entah, apakah niat Sleman ini memang ingin menggunakan uang secara tepat: dari rakyat untuk rakyat.
MBG dan ego yang terlalu tinggi dari orang tua
Kalau tidak salah mengingat, MBG adalah salah satu program andalan Prabowo. Dia membawa program ini ketika kampanye. Salah satu tujuannya, kembali kalau ingatan saya tidak berkhianat, adalah untuk menjaga gizi para siswa. Sebuah tujuan, yang tentu saja, sangat mulia.
Namun, layaknya kenyataan yang biasa terjadi. Antara janji dan wujudnya, sangat berbeda. Namanya saja pemerintah, sudah terbiasa untuk “main-main” sama rakyat. Saya pikir itu penyakit yang tidak akan sembuh sebelum dunia ini kiamat. Penguasa yang tidak mau membuka hati, pasti akan menjaga sesuatu yang sebetulnya jahat.
Mari kita melihat berbagai kasus yang terjadi di seputar MBG. Saya tidak perlu lagi merinci kasus yang terjadi. Kamu bisa dengan mudah menemukannya di media sosial. Dan, saya pikir, semuanya berasal dari ego orang tua.
Maklum, orang tua, khususnya Gen X dan sebelumnya, sangat susah untuk mengekspresikan cinta. Cinta saja susah, apalagi minta maaf. Maka, tidak mungkin pemerintah minta maaf kalau MBG jadi chaos begini. Yang ada, tahun depan, malah menambah budget untuk program aneh ini.
Sleman dan 27 program yang melegakan
“Pergeseran tersebut ditetapkan dalam APBD Perubahan 2025. Kepala Bidang Anggaran, Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sleman, Ibnu Pujarta, mengatakan angka tersebut digunakan untuk menjalankan program kebutuhan pelayanan publik hingga menutup defisit APBD Sleman.” Begitu tulis Kumparan.
Sleman menggunakan duit MBG untuk 27 program yang, bagi saya, cukup melegakan. Yaitu:
- Menutup Defisit APBD (Rp 32 miliar)
- Pengadaan Mebel Sekolah Dasar (Rp 1 miliar)
- Rehab Sekolah SD/SMP (Rp 3 miliar)
- Belanja Premi Asuransi Kesehatan sebesar (Rp 5,2 miliar)
- Stik kolesterol lansia sebesar (Rp 1,3 miliar)
- Konstruksi dan pengawasan Pembangunan RSUD Prambanan (Rp 1 miliar)
- Perbaikan Jembatan Mbawukan dan Tobongsari (Rp 1,8 miliar)
- Rehab Gedung Eks Dinas Pencatatan Sipil untuk Gedung BNNK (Rp 400 juta)
- Perbaikan Jalan (Rp 3 miliar)
- Pemeliharaan Masjid Agung (Rp 100 juta)
- Fasilitasi kepada Paguyuban Kebudayaan (Rp 651 juta)
- Pemeliharaan Jalan (Rp 1 miliar)
- Rehabilitasi Jembatan (Rp 500 juta)
- Rehabilitasi Embung dan Penampungan Air Lainnya (Rp 150 juta)
- Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan (Rp 1,0 miliar)
- Penggantian Jembatan (Rp 300 juta)
- Rehabilitasi dan Pemeliharaan Perlengkapan Jalan (Rp 300 juta)
- Listrik TPST (Rp 668 juta)
- Belanja Rekening Penerangan Jalan Umum (Rp 9,2 miliar)
- Pengelolaan Data Fakir Miskin Cakupan Daerah Kabupaten/Kota (Rp 187,5 juta)
- Mediasi Penyelesaian Kasus Pertanahan dalam 1 (Satu) Daerah Kabupaten/Kota (Rp 98,3 juta)
- Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Teknis Umum, Inti, dan Pilihan bagi Jabatan Administrasi Penyelenggara Urusan Pemerintahan Konkuren, Perangkat Daerah Penunjang, dan Urusan Pemerintahan Umum (Rp 250 juta)
- Hibah kepada Masyarakat (Hibah Keagamaan) (Rp 1,6 miliar)
- Hibah KONI (Penghargaan Atlet) (Rp 8,5 miliar)
- Hibah NPC Sleman (Rp 1,6 miliar)
- Hibah Pramuka (Rp 500 juta)
- Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kalurahan (RT, RW, PKK, Posyandu, LPM, Limas, Karang Taruna), Lembaga Adat Desa/Kalurahan dan Masyarakat Hukum Adat (Rp 503,6 juta).
Harapan
Sebagai orang yang membayar pajak, harapan saya itu sederhana. Pertama, perbaikan total MBG. Kamu bisa melihat sendiri betapa kacaunya program ini. Jangan pertahankan ego dan minta maaf. Minta maaf itu mulia, kok.
Kedua, hentikan saja MBG. Sudah menyebabkan kegaduhan, bahkan sampai ada dapur fiktif, berarti ini program yang jahat. Hentikan saja, alihkan uangnya untuk sesuatu yang lebih bermanfaat. Utamanya: untuk rakyat, kembali ke rakyat. Itu.
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Surat Pernyataan MBG di Brebes Bikin Kesan Pemerintah Ngejalanin Program kayak Tukang Parkir Liar dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.












