MOJOK.CO – Video anak durhaka dikutuk jadi ikan pari, jumpscare kursi goyang, dan majalah hidayah menyumbang ketakutan inner child pada generasi 90-an.
Gen Z mungkin nggak pernah tahu rasanya diombang-ambingkan informasi mengerikan yang aslinya hoaks. Sebagai pemakan informasi berantai yang masih belum terlalu kenal Google, generasi 90-an minimal punya ketakutan inner child yang nggak masuk akal. Beberapa orang dari generasi milenial masih ingat betul bagaimana mereka autonangis ketika menyaksikan sebuah video ikan pari yang judulnya “Kutukan Anak Durhaka”. Video tersebut beredar melalui kepingan CD dan tersebar melalui file 3gp dari ponsel yang bahkan kualitasnya belum mumpuni untuk mp4. Sungguh masa-masa kelam.
Baru sekian tahun setelah video kutukan ikan pari itu ramai, generasi 90-an menyadari hal ini sebagai hoaks yang paling berhasil dan layak dijadikan kelakar di tongkrongan. Video yang memperlihatkan seekor ikan pari dibaringkan di kasur tersebut memang absolut mengerikan jika kita sama sekali nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Latar belakang bacaan ayat Al-Qur’an yang dilantunkan bahkan bikin tambah bergidik. Seolah-olah si bocah durhaka yang tengah maujud jadi hewan itu sedang didoain biar dosa-dosanya diampuni. Video ini dulu begitu meyakinkan sebab yang ditampilkan adalah shovelnose guitarfish, ikan yang memang wajahnya mirip manusia.
Nggak cuma video ikan pari, ada beberapa informasi menakutkan yang setidaknya menggoyang mental generasi 90-an saat mereka kecil. Video hoaks serupa dengan kualitas bejat lainnya adalah “anak durhaka yang dikutuk jadi anjing”. Visualnya memperlihatkan kepala manusia yang tampak pakai makeup tebal dengan kondisi badan yang tampak seperti anjing. Jika kamu dulu pernah merasa takut dengan video ini, kamu nggak sendirian.
Kalau dipikir-pikir, generasi 90-an memang punya banyak sekali “trauma” yang mungkin jadi lucu saat dikenang. Inner child generasi 90-an yang saat ini wujudnya sudah dewasa pasti meraung-raung, tertawa sambil menangis jika mengingat betapa bodohnya mereka di masa lalu. Di masa informasi masih minim dan laman web Kominfo belum mulai perlu meluruskan hoaks, kita seperti bocah yang tak tahu arah dan ditampar bertubi-tubi oleh video seram dengan kebenaran simpang siur.
Meski begitu, setidaknya video hoaks anak durhaka bikin sebagian anak bertobat dan menghormati orang tua. Nggak kayak video jumpscare kursi goyang, jumpscare car trip, dan bentuk prank ngagetin lainnya yang cuma bikin jantungan. Zaman dulu, mana ada kesadaran trigger warning. Saya ingat betul betapa kagetnya kegocek video jumpscare sampai ruh log out sebentar dari tubuh ini. Bangsat betul kawan-kawan jahil saya, berkali-kali dikerjain saya masih nggak belajar juga. Mungkin kalau bisa dihubung-hubungkan video jumpscare menyumbang sebagian kecil inner child trauma generasi 90-an. Ada sebagian dari mereka yang tumbuh jadi manusia kagetan dan selalu takut sama tayangan horor.
((Trigger Warning: video berikut ini ngagetin.))
Ada yang tak kalah menghadirkan rasa takut selain video hoaks dan jumpscare, mau tidak mau saya harus menyebutkan Majalah Hidayah. Majalah dengan napas Islam ini memang banyak mengandung pelajaran berharga seputar agama. Namun, ada satu cerita yang selalu mengerjakan yang dihadirkan sama Majalah Hidayah, tidak lain adalah kisah azab kematian seseorang. Sekilas memang bikin orang-orang stop berbuat kemungkaran di muka bumi. Sayangnya kebenaran cerita ini banyak menimbulkan pro dan kontra. Sebagian bahkan menganggap bahwa ada nilai-nilai yang bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Saya benar-benar nggak ngerti dan nggak berani komentar soal kebenarannya. Yang jelas, Majalah Hidayah memang sukses melahirkan ketakutan inner child generasi 90-an yang tidak berkesudahan. Kalau Majalah Hidayah terbit pada 2021, mungkin orang-orng bakal menuduhnya sebagai fear mongering alias nakut-nakutin orang. Sebelas dua belas sama akun keuangan yang menanamkan kengerian akan kemiskinan dan hidup tanpa investasi. Hadeeeh.
Setiap generasi mungkin punya ketakutan masing-masng. Meskipun kelihatan receh, tapi konten-konten di atas memang pada masanya pernah mengguncang mental. Ini belum soal rekaman suara dalam kubur, penampakan yang muncul di foto, hingga berbagai kengerian yang mungkin sebenarnya punya penjelasan masuk akal. Panjang umur, kemudahan akses informasi. Hari ini akhirnya kita jadi generasi yang nggak mudah ditipu. Semoa aja inner child-mu nggak pernah terluka akibat hal-hal konyol di atas.
BACA JUGA Topi Tersayang: Atribut Ikonik yang Wajib Dimiliki Generasi 90-an Pada Masanya dan artikel AJENG RIZKA lainnya.