Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Formula Rahasia Film Dilan 1991 Tembus 3 Juta Penonton dalam 5 Hari

Audian Laili oleh Audian Laili
5 Maret 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Film Dilan 1991 tembus 3 juta penonton dalam 5 hari dengan begitu entengnya. Kira-kira formula rahasianya apa, ya?

Sebuah rekor dalam perfilman Indonesia baru saja tercipta. Film Dilan 1991 berhasil mendapatkan 3 juta penonton hanya dalam waktu 5 hari saja. Ya, tidak perlu berlama-lama, cukup 5 hari saja. Hal ini, membuat warga negara yang baik seperti saya dan cinta film-film dalam negeri, tentu merasa bangga dan bahagia tak terkira, sekaligus penasaran: kok tumben-tumbenan, yak?

Angka ini cukup tinggi, apalagi mengingat penonton film Dilan 1990 tembus 6,2 juta penonton dalam 45 hari penayangan dan menjadi urutan kedua, setelah film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1, yang mendapatkan 6,8 juta penonton dan menjadi film terlaris sejak 2007.

Nah, daripada kita sama-sama diliputi rasa penasaran dan bingung yang terus mendera. Maka kami yang sungguh baik hatinya ini, mencoba untuk memetakan formula rahasia apa yang sebetulnya digodok oleh seluruh tim film Dilan 1991, sehingga membuatnya begitu mudah melejit mencapai angka 3 juta penonton. Iya, tidak main-main, 3 juta, Saudara-saudara.

Pertama, tentu saja kita tidak bisa mengabaikan begitu saja peranan besar dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang juga menjadi cameo dalam film tersebut—bahkan sejak film Dilan 1990. Peranannya bukan hanya sekadar tidak mau dibayar saja—meski sudah meluangkan waktu dan tenaganya. Tetapi, lihat saja kebijakan beliau, yang begitu semangatnya membangun Sudut Dilan di Taman Saparua, Bandung yang katanya bakal menjadi sudut literasi.

Banyak pihak yang mempertanyakan urgensi dari taman tersebut, karena pembangunan ‘monumen’ tersebut sebatas untuk keperluan promosi film Dilan 1991 saja. Meski meninggalkan pro kontra, toh nyatanya, usaha Ridwan Kamil setidaknya ada hasilnya juga. Kalau ngomongin dampak literasi, tentu butuh waktu lama. Yang jelas, ikon Dilan semakin sering muncul dalam pemberitaan, semakin terasa dekat dengan masyarakat, dan ketika filmnya muncul, maka banyak pihak memburu bioskop untuk menontonnya.

Kedua, pada hari perdana penayangan film ini, sekelompok aktivis mahasiswa yang mengatasnamakan diri sebagai Komando Mahasiswa Merah Putih (Kompi) Sulawesi Selatan melakukan aksi penolakan penayangan film Dilan 1991 di Dinas Pendidikan Makassar. Katanya, sih, alasan penolakannya, lantaran film ini berpotensi meningkatkan kekerasan di dunia pendidikan.

Meski pada akhirnya, mereka justru melakukan demo di depan bioskop dengan kekerasan—juga. Hadeee. Iya, begitulah. Tak heran kalau orang tua kita sering mengatakan supaya kita selalu berhati-hati dalam berbicara maupun berperilaku. Agar supaya, anu~

Secara psikologis penonton (halah!), protes yang mereka lakukan tersebut, bukannya menghentikan orang-orang untuk menonton. Sebaliknya, malah bikin masyarakat tertarik dan semakin penasaran: memangnya adegan kekerasan yang dimaksud itu yang gimana, sih? Kok sampai diprotes dan didemo kayak gitu? Tentu saja, ini justru menjadi strategi penjualan yang paripurna. Semakin menggiring orang-orang yang nggak pengin-pengin amat nonton, memutuskan untuk nonton.

Ketiga, tidak lama setelah film Dilan 1990 tayang, Vanesha beradu akting dengan Adipati Dolken di film Teman tapi Menikah—ya, terus masalahnya apa? Tidak lama kemudian, benih-benih cinta di antara mereka tumbuh dan mereka pun berpacaran. Nah, ternyata, banyak fans Vanesha dan Iqbaal Ramadhan, belum bisa menerima kenyataan ini. Tentu saja, mengobati film Dilan 1991, bakal mengobati rasa kangen dan imajinasi para fans yang sok-sokan ngatur hubungan orang lain karena nggak punya hubungan. Eh.

Keempat, antusiasme menonton film Dilan 1991 ini juga bisa terjadi lantaran begitu banyaknya kaum-kaum bucin, yang desperately pengin digombalin. Tetapi, sungguh sangat disayangkan, nggak ada yang bisa digombalin, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke bioskop dengan teman-teman bucin yang lain, membeli tiket filmnya, masuk studionya, menonton filmnya, dan membayangkan, seolah-olah Dilan berbicara dengan dirinya. Melantunkan lirik, kau bidadari jatuh dari surga dihadapaku, eeeaa. Hanya pada dirinya. Menguntai kata-kata gombal yang berhasil kita tersenyum malu-malu, tenggelam dalam imajinasi—yang tampak memalukan, Kisanak. Mamam tuh, imajinasi!

Kelima, dengan perhitungan tanggal tayang yang pas dan semoga barokah, syukur Alhamdulillah, film ini tidak tayang bersamaan dengan film Hanum dan Rais Rangga. Coba saja kalau tanggal tayangnya barengan, pasti film Dilan 1991 ini nggak bakalan ada yang nonton. Gimana pun juga, mending nonton film Hanum dan Rangga lah, jelas-jelas sarat dengan kisah cinta yang buat kita tumbuh dengan pikiran dewasa. Bukan sebatas gombalan cinta receh yang cuma ngasih efek klepek-klepek sesaat.

Apalagi bagi orang-orang semacam saya yang berpegang teguh pada pada prinsip: satu bulan, satu film. Oleh karena itu, tak ada salahnya jika tim film Dilan 1991, perlu berterima kasih pada tim film Hanum dan Rangga yang sudah bersedia menayangkan filmnya lebih dulu.

Meski kami sudah berusaha memaparkan berbagai kemungkinan, sebetulnya mencapai angka 3 juta penonton hanya dalam waktu 5 hari, bukanlah sesuatu yang sulit bagi ikon sebesar Dilan yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan ini. Menurut analisis kami dengan pendekatan behavioristik, 2,9 juta dari total keselurusan penonton, kemungkinan besar adalah anak geng motor dan Comate—fansnya Coboy Junior. Untuk para Comate, sudah jelas, pesona Iqbaal Ramadhan makin terpancar nggak ada redup-redupnya. Sementara bagi para anak-anak geng motor, hmmm, nonton film ini sama artinya dengan menjaga solidaritas, Coy!

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2019 oleh

Tags: film dilan 1991film indonesiaHanum dan Ranggaiqbaal ramadhanridwan kamil
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara dalam Mobil! Mojok.co
Pojokan

Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara!

8 Oktober 2025
Pabrik Gula lempeng. MOJOK.CO
Ragam

Mengulik Kejadian Nyata dari Pabrik Gula, Film Horor yang Alur Ceritanya “Lempeng-lempeng” Saja

7 April 2025
Perayaan Mati Rasa. MOJOK.CO
Catatan

Memahami Beban Anak Sulung yang Penuh Luka dan Sembuh berkat Kejujuran

17 Februari 2025
Review film Indonesia terbaru, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu garapan Hanung Bramantyo adaptasi novel laris Puthut EA (MOJOK.CO)
Catatan

Membedah Isi Kepala Laki-laki yang Selalu Bilang “Belum Siap” kalau Diajak Nikah

15 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.