Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara!

Kenia Intan oleh Kenia Intan
8 Oktober 2025
A A
Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara dalam Mobil! Mojok.co

Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara dalam Mobil! ( IG tukartakdirfilm)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Mengandung spoiler film Tukar Takdir ~

Cuplikan film Tukar Takdir bertebaran di media sosial. Salah satu yang sering lewat di Timeline saya adalah adegan Zahra (diperankan Adhisty Zara) berduaan dengan Rawa Budiarso (diperankan Nicholas Saputra). Di dalam mobil, di sebuah area parkir yang sepi, Zahra tampak menggenggam mesra tangan Rawa, dan setelahnya cuplikan film berakhir. 

Netizen dibiarkan bertanya-tanya dengan adegan selanjutnya. Namun, tampaknya, mereka tahu betul adegan setelahnya lebih dari sekadar menggenggam tangan. 

Iseng, saya kemudian membaca kolom komentar. Banyak yang menghujat karakter Zahra dan Rawa. Tidak sedikit yang melayangkan komentar secara personal ke Adhisty Zara dan Nicholas Saputra. Dari komentar-komentar itu, sekilas, netizen tampaknya lebih penasaran pada adegan mesra daripada alur cerita Tukar Takdir secara utuh. 

Padahal, sangat disayangkan kalau film ini sebatas diingat dari sisi romansanya saja. Sebab, makna film Tukar Takdir lebih dari itu. Ada isu soal berdamai dengan duka yang prosesnya lebih panjang daripada cipokannya Zahra dan Rawa. 

Mouly Surya menjawab pentingnya adegan mesra di Film Tukar Takdir

Sebelum para pembaca bingung, saya beri sedikit sinopsisnya. Film Tukar Takdir yang rilis pada 2 Oktober 2025 lalu menceritakan Rawa, satu-satunya korban selamat dari sebuah kecelakaan pesawat terbang. Selamat dari tragedi membuatnya diliputi rasa bersalah. Apalagi saat dia harus berhadapan dengan keluarga korban seperti Zahra (anak pilot) dan Dita (istri penumpang yang duduk di dekatnya). 

Tidak seperti Dita yang cenderung ofensif, Zahra dan ibunya lebih menerima Rawa. Apalagi Rawa punya beberapa kemiripan dengan Zahra maupun ayah Zahra. Disitulah kedekatan keduanya dimulai. 

Segelintir netizen yang lebih kritis mempertanyakan urgensi atau pentingnya kedekatan dan adegan mesra dua karakter itu. Mereka merasa, film tentang kecelakaan pesawat nggak ada hubungannya dengan romansa Zahra dan Rawa. Apalagi, dua karakter itu digambarkan punya jarak usia yang jauh. 

Saat ngobrol dengan kru Mojok, sutradara film Tukar Takdir, Mouly Surya, memahami adegan itu bakal memantik banyak makna di benak penonton. Namun, menurutnya, adegan itu tetap penting demi perkembangan karakter Zahra dalam film.

Mouly memosisikan adegan ini seperti warna cat rambut Zahra yang berganti-ganti seiring berkembangnya cerita. Dua hal tersebut memperkuat karakter Zahra yang digambarkan masih dalam proses pencarian jati diri. Dan, itu jadi penting untuk melihat Zahra dalam memproses duka kehilangan ayahnya. 

“Jadi terjawab ya bukan karena Nicsap-nya, mau siapa saja pemainnya, adegan itu bakal tetap ada,” kata Mouly kepada Mojok, Selasa (7/10/2025). 

Akan tetapi, dia juga tidak ingin filmnya hanya dilihat dari adegan mesra saja. Itu hanya satu bagian, masih ada adegan lain yang tidak kalah menarik untuk disoroti. Dengan berkelakar (tapi terselip pesan serius), dia juga berharap adegan di dalam pesawat yang susah-susah diproduksinya selama seminggu itu juga mendapat perhatian.

Memahami cara orang melalui duka

Sebenarnya, film berdurasi 107 menit itu lebih banyak bercerita tentang survivor guilt dan cara orang melalui duka. Soal survivor guilt, saya tidak bisa berkomentar banyak dan tidak bisa benar-benar merasakan apa yang dialami Rawa sebagai penyintas. Saya, dan banyak orang lain, mungkin akan lebih relate dengan proses melalui duka. 

Dan, benar saja, di film ini kita dipertontonkan secara gamblang cara tiap karakter memproses dukanya. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Hanya cara  yang berbeda satu dengan yang lain. 

Iklan

Dita (diperankan Marsha Timothy) misalnya , dia berduka dengan mencari keadilan untuk suaminya dan korban kecelakaan pesawat lain. Ibunya Zara (diperankan Marcella Zalianty)  berduka dengan menangis dan memeluk erat seragam suaminya. Begitu pula tokoh Pak Mukhsin yang berduka dengan mengikhlaskan keluarganya dan melanjutkan hidup sebaik-baiknya. 

Beberapa orang mungkin melihat Dita karakter yang nggak banget. Keinginannya untuk memperoleh keadilan membuat Rawa selalu terbayang-bayang wajah suami Dita yang duduk di dekatnya. Dita juga membuat Rawa merasa sangat bersalah karena sudah menjadi satu-satunya penyintas. 

Anehnya, dan mungkin juga indahnya, di tengah kekesalan itu penonton juga diajak memahami perasaan duka yang disampaikan dengan sangat apik oleh Marsha Timothy sebagai Dita. Apalagi dialog di ujung film, di mana Dita akhirnya meminta maaf ke Rawa. “Mbak Dita sedang berduka,” kata Rawa menanggapi permintaan maaf Dita. “Berduka bukan berarti saya bisa ngapain aja,” kata Dita setelahnya. 

Kalimat itu mengingatkan penonton, termasuk saya, pentingnya memproses duka secara tepat dan sehat. Sebab, di luar sana masih banyak orang melakukan segala hal karena berduka. Bahkan, saking kehilangannya, tidak sedikit yang tanpa ragu melukai diri sendiri. 

Tidak sekadar Zahra dan Rawa

Setelah menonton Tukar Takdir, jelas film ini jelas bukan cuma soal hubungan antara Zahra dan Rawa saja. Jadi kalian para netizen yang berharap perkembangan romansa antara dua karakter itu, bersiaplah kecewa. Tapi, tenang saja, di film ini kalian akan dipertontonkan bentuk hubungan lain yang tidak kalah dalam dan indah, sekaligus rapuh dihadapan perpisahan.

Jadi gimana, tertarik menonton film Tukar Takdir?

Penulis: Kenia Intan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Film Jumbo Adalah Anomali, Akankah Jadi Tren Baru Dunia Perfilman Indonesia? dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2025 oleh

Tags: Adhisty ZaraberdukadukaFilmfilm 2025film indonesiafilm tukar takdirkecelakaan pesawatMarsha TimothyMouly Suryanicholas saputrasurvivor guilttukar takdir
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

film tema perselingkuhan.MOJOK.CO
Mendalam

Main Serong di Sinema Indonesia: Mengapa Kamu Menyukai Film Bertema Perselingkuhan?

22 September 2025
Film Safe Haven.MOJOK.CO
Seni

Tutorial Masuk Surga ala “Kang Mus” dalam Safe Haven, Film Pendek Berdurasi Singkat tapi Ngilunya Melekat

29 April 2025
Pabrik Gula lempeng. MOJOK.CO
Ragam

Mengulik Kejadian Nyata dari Pabrik Gula, Film Horor yang Alur Ceritanya “Lempeng-lempeng” Saja

7 April 2025
Film Qodrat 2: Ketika Perempuan Buruh Pabrik Dieksploitasi Kapital sekaligus Jadi Tumbal.MOJOK.CO
Seni

Film Qodrat 2: Ketika Perempuan Buruh Pabrik Dieksploitasi Kapital sekaligus Jadi Tumbal

23 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.