Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Emang Bener, Susi Pudjiastuti Jangan Jadi Menteri Kelautan Lagi

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
23 Oktober 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebagai sosok menteri yang berprestasi, Susi Pudjiastuti emang baiknya tak lanjut di Kabinet Kerja Jilid 2. Bikin standar menteri jadi ketinggian soalnya.

Nama Susi Pudjiastuti memang sudah sejak Senin (21/10) diprediksi nggak akan jadi Menteri Kelautan dan Perikanan lagi. Hal tersebut kemudian dikonfirmasi secara resmi setelah Presiden Jokowi mengumumkan nama Edhy Prabowo adalah sosok terbaru yang akan menggantikan posisi Bu Susi Pudjiastuti.

Jika melihat ke belakang, memang betul ada banyak prestasi dari Bu Susi. Seperti nggak mau kompromi sama maling-maling ikan. Paling tidak selama menjabat sebagai Menteri Presiden Jokowi, Bu Susi sudah mengenggelamkan lebih dari ratusan kapal.

Masalahnya ketimbang menteri-menteri Jokowi yang lain, prestasi Bu Susi ini kelewat bagus dan terlalu kelihatan sangat mencolok. Ini tentu jadi pesan yang nggak baik bagi citra menteri-menteri lain. Terutama menteri-menteri “titipan” dari partai politik.

Haya jelas dong, gara-gara Bu Susi Pudjiastuti yang terlalu niat kerja begitu, nama menteri-menteri super lain jadi kayak nggak kelihatan kerja dong.

Kayak Menteri Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, misalnya. Yang udah kerja begitu luar biasanya tapi tetap rendah hati sampai-sampai publik nggak tahu blio itu selama 5 tahun ke belakang sebenarnya ngapain aja.

Ini belum dengan kontroversi-kontroversi Bu Susi, yang bukannya menjatuhkan nama beliau, tapi malah mengangkat namanya melambung begitu tinggi. Reputasinya begitu kuat dan layak kalau disebut sebagai menteri terbaik Presiden Jokowi pada Kabinet Kerja Jilid I. Ini kan nggak bagus untuk citra menteri dari sodoran partai politik.

Hanya saja, selain punya respons publik yang selalu positif, Bu Susi juga sering kali lebih dengerin rakyat daripada oligarki dan aturan dari para politisi. Kayak waktu menyatakan pembatalan proyek reklamasi Telu Benoa. Proyek raksasa yang jadi masalah bagi sebagian besar masyarakat Bali.

Setelah menimbang dari permintaan Gubernur Bali, Bu Susi sepakat kalau Teluk Benoa merupakan Kawasan Konservasi Maritim yang harus dilindungi. Selain itu, Bu Susi juga sepakat kalau Teluk Benoa harus dikelola sebagai Daerah Perlindungan Budaya Maritim. Surat tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 46/KEPMEN-KP/2019.

Keputusan Menteri ini sebenarnya adalah yang paling berani. Bahkan ketimbang program “tenggelamkan” kapal pencuri ikan, manuver mengeluarkan dukungan untuk pembatalan Teluk Benoa ini benar-benar ngeri-ngeri sedap. Karena lawan Bu Susi sudah jelas langsung ke Yang Mulia Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Kemaritiman.

Dengan tegas pula Luhut menyampaikan kalau pemerintah pusat belum ada keputusan akan ada pembatalan ini. Bisa jadi keputusan Menteri Susi ini tak akan berarti apa-apa ketika pemerintah pusat punya pendapat lain soal isu Reklamasi Teluk Benoa.

Hal tersebut juga bakal jadi sia-sia, karena Bu Susi Pudjiastuti sudah “didepak” secara halus dari jabatan menteri, meski yang paling kelihatan kerjaannya. Pengganti Bu Susi pun bukan dari kalangan professional, melainkan dari deal rekonsiliasi antara kubu Jokowi dengan Prabowo. Soalnya sosok Edhy Prabowo yang didapuk mengisi posisi Bu Susi adalah elite politik dari Partai Gerindra.

Tentu saja harapan publik tak usah terlalu tinggi-tinggi kepada Edhy Prabowo, biar nggak terlalu merasa kecewa besok-besok. Lagian apa sih yang mau diharapkan dari posisi menteri yang didapat dari lobi-lobi politik?

Meski begitu, kita sebagai rakyat Indonesia harus tetap bersyukur. Bisa jadi pemerintahan yang sekarang lebih kepingin berjalan stabil tanpa ada kontroversi. Kalau perlu jadi menteri yang tutup telinga saja sama rakyat, yang penting dengerin apa kata Presiden aja sih.

Iklan

Lha kan jadi menteri itu fungsinya adalah “pembantu” presiden, bukan melayani masyarakat. Oleh karena itu, sudah betul kalau Bu Susi Pudjiastuti tidak berlanjut jadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Soalnya menteri patokan kesuksesan menteri itu bukan pada kepuasan masyarakat, melainkan kepuasan pada oligarki…. eh, Presiden.


BACA JUGA Terima Kasih Bu Susi, Sudah Angkat Derajat Lulusan Kejar Paket C atau tulisan Ahmad Khadafi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 23 Oktober 2019 oleh

Tags: menteri JokowisusiSusi Pudjiastuti
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Cek Ombak Anies Baswedan-Susi Pudjiastuti, Hingga Sejauh Mana Kapal Mereka Berlayar?
Video

Cek Ombak Anies Baswedan-Susi Pudjiastuti, Hingga Sejauh Mana Kapal Mereka Berlayar?

8 Agustus 2023
Menteri Jokowi Ramai-ramai Maju Caleg, Ada Tersangka Korupsi. MOJOK.CO
Kotak Suara

Menteri Jokowi Ramai-ramai Maju Caleg, Ada Tersangka Korupsi Menkominfo Johnny G. Plate

22 Mei 2023
5 Tokoh Perempuan yang Bisa Mengubah Peta Politik 2024
Kilas

5 Tokoh Perempuan yang Bisa Mengubah Peta Politik 2024

20 Oktober 2022
jokowi sentil mendag
Ekonomi

Jokowi Sentil Mendag, Minta Semua Menteri Fokus Bekerja

12 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.