MOJOK.CO – Uang sebanyak 1,6 miliar di dalam mobil yang parkir di depan kantor Gubernur Sumut dikabarkan hilang dicuri. Hilang saat hari Senin. Hari masuk kantor.
Cukup aneh sebenarnya membaca berita soal raibnya duit sebesar Rp1,6 miliar di tempat parkir depan kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut) di Jalan Diponegoro, Medan. Duit ini lenyap begitu saja pada Senin (9/9) kemarin.
Sekitar pukul 14.47, Muhammad Aldi Budanto dan Indrawan Ginting melakukan penarikan duit di Bank Sumut Cabang Utama, di Jalan Imam Bonjol. Sekitar pukul 15.40, keduanya sudah sampai di parkiran kantor Gubernur Sumut.
Keduanya lalu turun dari mobil dan langsung masuk ke kantor Gubernur Sumut. Begitu balik lagi ke mobil pada pukul 17.00, Aldi dan Indrawan mengaku uang di dalam mobil sudah hilang. Keduanya lalu melaporkan masalah ini ke Propam Polrestabes, lalu oleh Propam disarankan bikin laporan resmi ke Kepolisian.
Di dalam mobil tersebut memang tadinya ada duit Rp1,6 miliar yang rencananya akan digunakan untuk membayar honor Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) di lintas Operasi Perangkat Daerah (OPD).
Kabar ini menjadi aneh karena normalnya, duit sebanyak itu akan dijaga khusus oleh petugas keamanan. Uniknya saat kejadian, mobil yang membawa duit Rp1,6 miliar ini hanya “dijaga” oleh dua orang pegawai biasa dari Pemprov. Atau mungkin hal ini dimaksudkan agar anggaran belanja daerah bisa dihemat untuk bayar uang petugas keamanan? Hm, bisa jadi sih.
Masalahnya, ketika dua orang ini dimintai keterangan oleh awak media, masing-masing selalu menjawab “kecapekan” karena mengaku sudah diperiksa polisi beberapa hari belakangan ini. Termasuk juga soal pertanyaan kenapa tidak ada petugas keamanan saat membawa duit sebanyak itu.
Dari malasnya dua petugas ini menjawab, jangan-jangan memang keduanya dikenal terlalu introvert? Agak kurang nyaman dengan keramaian. Apalagi kalau ramai di sini isinya wartawan semua.
Kasus ini tentu bukan persoalan sembarangan. Wakil Gubernur (Wagub) Sumut, Musa Rejakshah bahkan sampai memerintahkan secara langsung Inspektorat Pemprov Sumut untuk cepat-cepat melakukan investigasi.
“Tentu kejadian ini sangat mengecewakan kita semua,” katanya.
Ya kalau Bapak kecewa sih, wajar. Rakyat sih bukan kecewa, Pak. Tapi bingung. Ini kasus apaan dah? Aneh amat sih?
Uniknya, mobil di parkiran depan kantor Gubernur Sumut ini tidak disebutkan soal keterangan ada atau tidak kerusakan yang terjadi pada pintu mobil. Tentu ini jadi kronologi yang lumayan ganjil. Jika benar mobil tidak dirusak sama sekali tapi duit bisa hilang. Maka patut dicurigai kalau IQ pencurinya pasti selevel dengan MacGyver atau Tony Stark.
Sebab, untuk bisa mencuri duit di dalam mobil sebesar 1,6 miliar jelas butuh kemampuan luar biasa. Gini aja deh, duit pecahan Rp100.000 itu beratnya 1 gram. Jadi kalau pakai hitung-hitungan sederhana, uang sebesar 1,6 miliar itu beratnya sekitar 16 kg. Ini belum menghitung dengan volume barang yang cukup luas.
Rasanya hampir mustahil kalau mengambil jumlah uang sebesar dan seberat itu tanpa dicurigai oleh orang yang lalu lalang di depan kantor Gubernur Sumut di hari Senin pada siang jelang sore hari. Periode waktu banyak-banyaknya orang yang lagi pulang kantor. Kecuali kalau memang ASN di kantor Gubernur pulangnya tidak lewat depan kantor, tapi lewat jalur bawah tanah.
Bahkan jika tempat parkir zaman sekarang biasa dipasang CCTV, pada kasus ini CCTV yang diandalkan hanya CCTV yang berada di dekat pagar depan kantor Gubenur Sumut. Apalagi kalau betul CCTV merekam semua kejadian di parkiran depan kantor Gubernur Sumut, seharusnya penanganan kasus ini nggak perlu sampai berhari-hari juga.
Hal mencurigakan lain adalah kebutuhan membayar honor yang masih menggunakan uang tunai. Hal ini juga dipertanyakan oleh Irjen Pol Agus Andrianto, Kapolda Sumut.
“Heran ya, masih pakai uang tunai? Kalaupun itu untuk pembayaran proyek, pembayaran gaji, kan bisa langsung melalui rekening,” kata Irjen Pol Agus.
Tapi mungkin hal ini merupakan bentuk kesederhanaan dari Pemprov Sumut. Mengingat, kalau terlalu sering menggunakan bank, apalagi untuk pembayaran honor, duit yang dipakai tercampur dengan riba sehingga dikhawatirkan bisa kecampuran sama duit-duit haram. Makanya itu dipakai uang tunai. Jadi kalau mau disucikan agak gampang.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya dua petugas Pemprov Sumut ini melakukan penarikan duit sebanyak itu? Mereka menarik duit atas nama siapa? Hal ini juga masih jadi pertanyaan misterius yang layak dipecahkan Detektif Kindaichi.
“Nah, ini dia sampai hari ini belum saya konfirmasi nasabahnya atas nama siapa. Secara undang-undang perbankan, saya tidak boleh dan dilarang memberitahukannya. Jadi kawan-kawan mohon dimaklumi. Nanti kalau saya beritahu, berarti membocorkan rahasia nasabah,” kata Sekretaris Perusahan Bank Sumut, Syahdan Ridwan Siregar.
Kejadian ganjil di tempat parkir kantor Gubernur Sumut ini seolah menambah daftar barang-barang yang bisa hilang di tempat parkir.
Jika sebelumnya, orang sering kehilangan helm, kaos tangan, masker, tutup pentil ban, karburator, radiator, sekarang bisa ditambah satu lagi: duit 1,6 miliar.
BACA JUGA Ada Tukang Parkir Resah, Nggak Ada Tambah Resah atau artikel Ahmad Khadafi lainnya.