MOJOK.CO Apa kita harus nikah dulu sama vaksin biar vaksinnya halal? Apa kamu segampang itu percaya sama info-info nggak kredibel? Kasihan.
Seorang teman marah-marah pada Kumal karena Kumal pernah melarangnya makan di tempat A ataupun B. Tanpa penjelasan rasional (baginya), Kumal mengirimkan sebuah broadcast di WhatsApp yang menyebutkan bahwa tempat A dan B itu telah habis masa sertifikat halalnya. Artinya, haram!
Kumal heran: kenapa, sih? Kumal kan hanya berbagi informasi. Kumal ingin menyelamatkan temannya dari makanan-makanan yang haram. Walaupun memang setelah ketahuan bahwa berita yang Kumal sebarkan adalah palsu, Kumal jadi sedikit malu. Hehehe.
Terlepas dari masalah tempat makan, Kumal baru meyakini satu paham lagi soal benda yang haram: vaksin.
Ya, vaksin sering menuai kontroversi karena ada yang menolak, ada pula yang menyarankannya. Padahal, jawabannya sudah sangat jelas bagi kita semua: VAKSIN ITU HARAM.
“Plis,” keluh Kumal.
My lov, Kumal punya info penting. Untuk kamu ketahui, ada beberapa vaksin yang ternyata menggunakan enzim tripsin babi! Gimana, udah kaget belum?
Konon katanya, enzim ini berfungsi sebagai katalisator pemecah protein dalam vaksin, tapi kalau menurut Kumal sih ini udah melewati batas. Babi gitu, loh. Mana ada sejarahnya babi itu halal? Kenapa harus babi? Kenapa nggak kambing aja yang dagingnya halal, enak pula? Atau sapi, gitu? Heran!
Babi itu haram; itu yang Kumal pahami selama ini. Kumal paling males ketemu babi di mobil bak terbuka di jalan raya. Rasanya Kumal ingin berteriak, “Haram lu!”
Kumal mulai membentengi diri dari apa pun yang mengandung babi. Kumal tidak lagi memanggil kekasihnya sebagai baby karena penulisannya yang mirip dengan kata babi. Kumal juga tidak lagi menyimpan buku tulis bergambar Monokuro Boo karena bentuknya babi. Pokoknya, Kumal nga mau~
Nga percaya? Eits, jangan salah. Kumal dapat info langsung dari media sosial, lebih tepatnya dari Facebook. Kumal dengar, Facebook itu buatan orang luar negeri, pasti keren dan berkualitaslah. Maka, hari itu, ketika Kumal mendapat berita ini, Kumal excited setengah mati dan nggak sabar untuk ikut bagi-bagi~
Adalah dr. Bernard Mahfouz yang merupakan dokter muslim anti-vaksin dari Amerika. Kalau dari fotonya sih dia terlihat seperti dokter yang tepercaya. Karena dia bilang bahwa vaksin itu tidak sebaiknya dilakukan, Kumal pun langsung lega. Alhamdulillah, pendapat Kumal tidak salah, kan?
Menurut Bapak Mahfouz, vaksin bisa mengurangi kemampuan otak penggunanya. Bahkan, vaksin merupakan konspirasi produk buatan Amerika yang dipakai untuk menguasai dunia melalui virus biologis.
Ibaratnya, dalam suatu kondisi perang, jika prajuritnya diberi vaksin, semangat tarungnya pun akan langsung menurun dalam waktu singkat. Dengan kata lain, kalau kita divaksin, bisa-bisa semangat juang kita mempertahankan pendapat soal haram dan halal pun akan terancam. Gawat!
Saking kagumnya pada teori dari Pak Mahfouz, Kumal langsung berdoa supaya dokter yang satu ini senantiasa dijaga oleh Tuhan Yang Maha Esa dari segala kemungkinan yang mengancamnya. Bagaimanapun, ia baru saja membongkar suatu teori lain yang menyebutkan bahwa vaksin sesungguhnya merupakan zat-zat kimia berbahaya yang telah disiapkan oleh Amerika Serikat untuk menguasai dunia.
Namun sepertinya, Kumal tak perlu khawatir. Setelah dipastikan lebih lanjut, dr. Mahfouz ini ternyata juga merupakan seorang guru (yang pastilah cerdas), polisi (yang punya otoritas menegakkan hukum), bahkan astronot (yang bahkan bisa meluncur sampai ke angkasa). Ntaps soul~
Kumal kagum. Kagum sekali. Kagum banget. Tapi entah kenapa, temennya Kumal yang tadi kita sebut pertama kali malah diam saja dan memandang Kumal tidak percaya.
Lalu katanya, “Kalau dipikir-pikir, manusia itu memang hebat, bisa langsung menentukan haram dan halal hanya lewat pesan singkat yang dibagikan tanpa sumber kredibel.”
Kumal cuma ngangguk-ngangguk, sambil menekan tombol share.’
BACA JUGA Saya Menduga Fadli Zon Nge-like Konten Porno di Twitter demi Keperluan Riset di Komisi I DPR-RI dan artikel lainnya dari Aprilia Kumala.