Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Dinginnya AC Kereta Api yang Sering Bikin Gusar dan Gundah

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
28 Juli 2019
A A
Kereta-Api-Refleksi-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Salah satu hal yang sering membuat saya cukup malas naik kereta untuk perjalanan jarak jauh adalah suhu gerbongnya yang dinginnya ngaudubillah setan.

Dan sialnya, saya kok ya sering kebagian perjalanan panjang seperti itu. Maklum saja, ada kalanya, saya memang harus lebih memilih kereta ketimbang pesawat karena faktor harga tiket. Suhu di dalam pesawat memang terasa sejuk bagi saya, tapi harga tiketnya sering bikin gerah dan panas hati. Maka mau tak mau, Kereta menjadi pilihan yang paling memungkinkan.

Semalam misalnya, saya harus berangkat dari Jogja ke Malang naik kereta api karena alasan yang sudah saya kemukakan di atas.

Sejak masuk gerbong dari stasiun Tugu, hawa dingin itu sudah langsung mambacok tulang. Berrrrr… uademe pwooool. Saya yang biasa beraktivitas di hawa Jogja yang sebenarnya nggak panas-panas amat tapi juga nggak adem-adem amat itu tentu saja langsung mengalami semacam gegar udara.

Begitu duduk, saya langsung membuka kemasan selimut yang memang disediakan dan langsung saya gunakan untuk krukupan. Penumpang di sebelah saya yang juga sekaligus pacar saya sendiri juga mengomel karena dingin. Saya merasa menjadi lelaki yang tiada berharga karena energi cinta yang saya punya ternyata tidak cukup untuk menghangatkan dirinya.

“Dingin sekali, Mas.” katanya. Kalimat yang saya yakin keluar karena memang hawa yang sangat dingin, bukan karena kode ingin dipeluk.

Hawa dingin itu memaksa saya untuk terus bolak-balik ke toilet untuk buang air. Bedebah betul. Padahal kita semua paham, bahwa buang air yang paling tidak nyaman adalah buang air di dalam toilet kereta. Selain harus teliti mengarahkan otong ke dalam kloset, kita juga harus berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan karena lantainya terus bergoyang-goyang.

Saya yang memang lelaki dengan ilmu kanuragan yang tanggung dan kuda-kuda yang tidak terlalu mantap, tentu saja tak pernah bisa menikmati buang air di dalam toilet kereta. Padahal kalau buang air di toilet rumah, saya bisa betah berlama-lama.

Tiap kali keluar dari toilet, saya langsung menggerutu. Lha gimana nggak menggerutu, sudahlah hawanya dingin, masih ditambah dengan basahnya air bekas cebok di sekitaran otong dan selangkangan yang semakin membikin tubuh njediding.

Dinginnya menjadi semakin paripurna.

Sebagai anak-muda-milenial-kekinian dan insan-media-kreatif-masa-kini, rasa dingin itu tentu saja langsung saya konversikan menjadi konten. Langsung saya twitkan di akun Twitter saya yang followernya sudah puluhan ribu itu.

Dari twit itu, saya merasa bersyukur, sebab ternyata bukan saya thok yang mengalami penderitaan karena dinginnya AC kereta. Beberapa bahkan memberikan saya saran yang lumayan ekstrem: menyabotase suhu AC kereta dengan aplikasi di hape Xiaomi. Kebetulan, saya punya hape Xiaomi dan ndilalah kok ya saya bawa.

Namun, saran itu langsung saya urungkan sebab kata beberapa kawan, kalau sampai ketahuan petugas, saya bisa diturunkan di stasiun terdekat.

Suhu ideal ruangan ber-AC memang sebenarnya berada di angka 24-25 derajat, kadang jadi 26 derajat untuk orang-orang dengan berat badan yang berlebih.

Iklan

Nah, suhu di dalam gerbong ini jauh mengkhianati suhu ideal tersebut. Biasanya antar 19-21. Beberapa orang yang membalas twit saya bahkan pernah mengeluh karena suhunya di bawah itu.

Dalam kondisi yang demikian, kadang saya berpikir, AC kereta yang dinginnya setengah mampus ini memang disengaja sama KAI, semacam ingin menegaskan kalau mereka memang pakai AC.

Semoga saya salah. Tapi kelihatannya tidak. Hahaha

Terakhir diperbarui pada 7 Februari 2020 oleh

Tags: kereta api
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Pengalaman 22 Jam Naik Kereta Api Membelah Pulau Jawa MOJOK.CO
Otomojok

Pengalaman Dianggap Nekat dan Gila ketika Menempuh Nyaris 22 Jam Naik Kereta Api dari Ujung Barat Pulau Jawa Sampai ke Ujung Paling Timur

24 November 2025
Rembang amat butuh kereta api karena perjalanan pakai bus di pantura amat menyiksa MOJOK.CO
Ragam

Rembang Sangat Butuh Kereta Api karena Perjalanan di Jalan Pantura Amat Menyiksa

19 November 2025
Detik-detik KA Purwojaya Anjlok: Cerita dari Penumpang Gerbong 8 Nomor Kursi 13 MOJOK.CO
Aktual

Detik-detik KA Purwojaya Anjlok: Cerita dari Penumpang Gerbong 8 Nomor Kursi 13

25 Oktober 2025
Ilustrasi Stasiun Kalasan di Sleman yang terbengkalai - MOJOK.CO
Liputan

Saat KAI Masih Sibuk Mengkaji Pembukaan Stasiun Kalasan, Warga Sudah Muak dengan Anak Muda yang Menjadikannya Tempat Maksiat

14 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Makin ke sini pulang merantau dari perantauan makin tak ada ada waktu buat nongkrong. Karena rumah terasa amat sentimentil MOJOK.CO

Pulang dari Perantauan: Dulu Habiskan Waktu Nongkrong bareng Teman, Kini Menghindar dan Lebih Banyak di Rumah karena Takut Menyesal

12 Desember 2025
Warung Jayengan Pak Tris di Solo. MOJOK.CO

Sempat Dihina karena Teruskan Usaha Warung Mie Nyemek Milik Almarhum Bapak, Kini Bisa Hasilkan Cuan 5 Kali Lipat UMK Solo

10 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

11 Desember 2025
Dalil Al-Qur'an dan Hadis agar manusia tak merusak alam, jawaban untuk tudingan wahabi lingkungan dari Gus Ulil ke orang-orang yang menjaga alam MOJOK.CO

Dalil Al-Qur’an-Hadis agar Tak Merusak Alam buat Gus Ulil, Menjaga Alam bukan Wahabi Lingkungan tapi Perintah Allah dan Rasulullah

12 Desember 2025
Nekat resign dari BUMN karena nggak betah kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Nekat Resign dari BUMN karena Lelah Mental di Jakarta, Pilih “Pungut Sampah” di Kampung agar Hidup Lebih Bermakna

10 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.