MOJOK.CO – Aksi kejahatan tak selalu berakhir tragedi. Kadang di belahan jiwa terdalam, para kriminal juga punya cita rasa humor tinggi. Curi mobil Damkar misalnya.
Entah setan jenis apa yang berbisik di telinga Januar Darman pagi 13 Juni 2019. Jika biasanya pencuri memilih target yang bisa dibawa dan disembunyikan, Januar malah memilih target curian yang kelewat besar dan sangat mencolok mata. Targetnya: Mobil Pemadam Kebakaran (Damkar).
Mencuri kendaraan sebesar mobil Damkar sebenarnya harus punya keahlian khusus, tapi bukan itu modal utamanya. Yang lebih penting ya punya jiwa nekat dan sense of humor yang bagus. Maklum, dengan dimensi lebar 3,55 meter, tinggi 4,2 meter, dan panjang 13 meter, mencuri kendaraan seperti ini jelas jadi pekerjaan yang membutuhkan effort kelewat tinggi.
Saking tingginya, hanya orang yang punya tenaga besar, waktu luang banyak, dan punya rasa ingin tahu tinggi saja yang sudi melakukannya. Dan orang itu tak lain tak bukan adalah Januar Darman.
Lha gimana? Aksi ini dilakukan di jalanan Jakarta pada pagi hari dengan kemacetan yang luar biasa gila di sekitar Pos Sunter, Jakarta Utara. Mau curi becak aja pikir-pikir, ini malah mencuri mobil Damkar segede gaban.
Aksi yang dilakukan Januar ini terjadi ketika seorang Petugas Damkar Jakut sedang kencing sesaat setelah memanaskan kendaraannya. Melihat ada mobil Damkar dalam kondisi hidup tanpa sopir, Januar mengambil alih dan membawanya kabur. Tentu saja setelahnya Januar jadi dikejar-kejar sama polisi.
Menariknya, butuh waktu beberapa jam untuk menangkap mobil Damkar yang dicuri Januar ini. Keberhasilan Januar membawa mobil Damkar sampai Sawah Besar, Jakarta Pusat, dengan menghindari kejaran polisi menimbulkan kecurigaan. Tidak mungkin pencuri biasa mampu bermanuver menggunakan mobil Damkar di tengah kota Jakarta yang macetnya naudzubillah setan itu.
Usut punya usut, ternyata Januar adalah petugas Damkar juga, tapi yang bertugas di Jakarta Barat. Oalah, ya wajar kalau Januar kelihatan jago bener mengendarai mobil Damkar. Masalahnya, berita yang tayang memberitakan aksi kriminal tak berfaedah ini jadi sedikit membingungkan, “Mobil Damkar Dicuri oleh Petugas Damkar.”
Jelas mengherankan dan membingungkan.
Lagian kalau misalnya Januar bisa lolos dari polisi, memang mobil Damkar itu mau diapakan? Mau dijual juga nggak mungkin laku. Ya iya dong. Orang goblok mana coba yang mau jadi penadah mobil Damkar curian? Barang besar dengan warna merah menyala gitu.
Tapi aksi konyol bin tolol mencuri kendaraan besar dan mencolok tidak hanya dilakukan oleh Januar. Pada 25 Juli 2017 silam, alias dua tahun sebelumnya, Sentot Setiadi malah melakukan hal yang lebih ekstrem lagi. Lebih suangar ketimbang Januar.
Ibarat Januar hanya di level syariat, mungkin kasus pencurian yang dilakukan Sentot ini tahapnya sudah makrifat. Sebab kalau Januar hanya mampu mencuri mobil Damkar, Sentot malah mampu mencuri Bus Transjakarta.
(((Bus Transjakarta)))
Ya, kamu tak salah baca. Bus Transjakarta yang mondar-mandir di jalanan Jakarta itu dicuri betulan sama Sentot. Padahal ukuran bus ini dua kali lebih besar dari ukuran mobil Damkar yang dicuri Januar. Bedanya, mungkin soal kelir warnanya aja yang tak mencolok.
Sentot diketahui merupakan mantan sopir bus Transjakarta. Dia dulu dipecat karena pernah kena skors soal indisipliner. Entah karena ingin balas dendam atau murni ingin mencuri saja, Sentot menghampiri pool Mayasari Bakti di Ciracas, Jakarta Timur. Kebetulan petugas keamanan di sana membolehkan Sentot lewat (karena sudah kenal).
Kalau mengikuti prosedur, Sentot seharusnya menunjukkan Surat Perintah Jalan (SPJ), tapi karena beralasan buru-buru, petugas keamanan yang merasa kenal ini akhirnya membiarkan Sentot melanggang ke luar membawa satu unit bus Transjakarta.
Sebagai mantan sopir Transjakarta berpengalaman, Sentot tahu kalau bus yang dicurinya ini dipasangi alat pelacak. Oleh Sentot alat ini dilepas, sehingga seharian Sentot bisa melarikan bus ini sampai keluar Jakarta, bahkan sampai Pekalongan!
Di kota batik itulah akhirnya Sentot tertangkap polisi saat sedang mengisi bensin. Tentu hal tersebut jadi pemandangan tak lumrah bagi warga Pekalongan—sekaligus warga di kota Cirebon, Tegal, sampai Pemalang. Warga di jalur yang dilewati bus Transjakarta ini jelas saja bakal terheran-heran, ini ada apa kok tumben ada bus Transjakarta lewat jalur pantura segala? Jalur baru apa ya?