Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Betapa Menyebalkan Dikatain ‘Tumben’ Saat Mencoba Rajin Ibadah

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
14 April 2021
A A
ilustrasi Betapa Menyebalkan Dikatain 'Tumben' Saat Mencoba Rajin Ibadah mojok.co

ilustrasi Betapa Menyebalkan Dikatain 'Tumben' Saat Mencoba Rajin Ibadah mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO –  Perjalanan menuju pertobatan memang terjal. Begitu mencoba rajin ibadah, ada saja kaum-kaum banyak mulut yang memperkeruh suasana.

Bulan puasa adalah sebuah momentum saat orang-orang mulai berusaha mendekatkan diri pada Tuhan. Bahkan yang tidak berusaha “mendekatkan” pun secara tidak sengaja bisa tersentuh oleh suasana yang memang sedang sangat kondusif buat rajin ibadah.

Jangankan orang biasa, mereka yang sehari-hari hobinya melakukan maksiat juga punya kesempatan buat dapat hidayah di bulan puasa kok. Lha gimana nggak terbawa suasana, bulan Ramadan selalu dipromosikan sebagai ladang pahala, bulan penuh ampunan, dan bulan saat orang-orang baik bermunculan. 

Membulatkan tekad untuk jadi manusia yang lebih rajin ibadah di bulan puasa itu hal yang wajar dilakukan. Sayangnya, hidup jadi orang Indonesia yang lagi pengin tobat juga harus punya muka tebal. Sebab, nyinyiran tetangga dan teman sebaya itu nyata.

Mereka yang cenderung dicap “nggak religius” adalah yang paling sengsara

Branding diri di pergaulan ternyata punya pengaruh yang besar terhadap bacotan masyarakat yang bakal kita terima saat mencoba rajin ibadah. Jika kita adalah kaum-kaum pendosa yang sering mabuk, hobi cinta-cintaan dengan bumbu maksiat, apalagi nggak pernah salat, branding “nggak religius” seolah melekat di kening.

Ketika mereka yang “nggak religius” berniat rajin ibadah dan mengubah diri, mereka harus berhadapan dengan pertanyaan konyol dan rundungan dari orang-orang. Minimal dikatain “Ciyeee, tumben rajin!” atau ditanyain “Loh, kamu salat subuh, masa sih?”

Parahnya, orang-orang yang ngatain dan merasa ibadahnya lebih baik ini kadang-kadang ngajak maksiat lagi. Minimal ngajakin batal puasa siang-siang, duh. Ada yang berdalih ngetest, ada yang memang sengaja pengin ngajakin bikin dosa. Kuatkan imanmu, Kawan.

Sebenarnya, meski terdengar seperti sebuah candaan, perkataan dan komentar “ciyeee” dan “tumben” kadang menimbulkan pergolakan batin bagi kaum “nggak religius” tadi. Mereka yang tadinya bertekad rajin ibadah, kalau mentalnya udah kena, ya mundur alus. Pertobatan pun gagal maning, Son.

Kedengarannya sih ngasih semangat, tapi aslinya cuma penghakiman

Beberapa orang mungkin berniat mengapresiasi kawannya yang tiba-tiba rajin ibadah dan otw tobat. Misalnya dengan ngasih semangat dan memuji usahanya. Tapi, Mylov, mengapresiasi sama toxic positivity itu beda tipis. Makanya perlu ekstra hati-hati karena orang yang barusan dapat hidayah itu hatinya mudah tersentuh. Nggak usah inisiatif berkomentar aneh-aneh daripada menggagalkan pertobatan seseorang. Apalagi asal ceplos dengan ngatain, “Lah tumben ke mesjid!” Pergi ke masjid di bulan puasa ya sudah sewajarnya, gitu aja kok heran.

Mereka yang beriman cuma di bulan Ramadan nggak usah dikatain

Lingkungan pergaulan sudah sewajarnya memiliki banyak tipe-tipe orang begini. Mereka bisa jadi punya mulut dan kelakuan yang berantakan sepanjang tahun, tapi tidak di bulan puasa. Ada yang benar-benar langsung berubah 180 derajat jadi orang alim. Ada yang mendadak rajin salat lima waktu dan rajin sedekah, ada juga yang puasa rajin meski salat tetap ditinggalkan. Orang itu macam-macam. Dan seharusnya kita sepakat untuk tidak membuat penghakiman saat siapa pun mulai rajin ibadah. Justru mereka harus dirangkul dan disambut dengan perilaku yang tepat biar pertobatannya makin mantap.

Mereka yang kelakuannya kayak Dajjal saat tahun baru juga berhak sujud di bulan Ramadan. Mereka yang malamnya minum alkohol, paginya salat subuh juga nggak dilarang salatnya. Lho, masih benar dia ingat kewajiban walaupun habis bikin dosa, ketimbang yang dilakukan dosa-dosa-dosa terooos dan merasa hina untuk sekadar minta ampun sama Tuhan. Perkara apakah ibadahnya diterima yan jelas tidak ditentukan manusia, apalagi ditentukan nyinyiran netizen. Kita kadang terlalu sibuk menimbang amal orang sampai terdengar begitu bodoh.

Sebagai orang yang juga nggak sempurna ibadahnya, saya sih nggak menyarankan kalian untuk meremehkan teman yang sedang rajin ibadah. Apalagi ngatain “tumben” dengan dalih bercandaan, tapi damage-nya bisa bikin pertobatan gagal. Kadang ada juga kan yang ngatain, “Hadeeeh, salat kok cuma di bulan puasa doang.”

Cuy, masih mending dia mau salat di bulan puasa. Orang yang begitu itu dirangkul dong, minimal kalian cari cara biar salatnya bisa lebih sustainable kayak sumber daya alam.

BACA JUGA Menyambut Generasi Cadar Garis Lucu dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 14 April 2021 oleh

Tags: bulan puasabulan ramadanibadahsalattobat
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Menolak Lupa Saat Teh Botol Sosro Bikin Tagline ‘Buka Puasa dengan yang Manis', Saking Ikonik Sampai Dikira Hadis Nabi.mojok.co
Histori

Menolak Lupa Saat Teh Botol Sosro Bikin Tagline ‘Buka Puasa dengan yang Manis’, Ikonik Sampai Dikira Hadis Nabi

13 Maret 2024
sholat tahajud. mojok.co
Sosial

Cara Sholat Tahajud: Panduan, Niat, Doa, hingga Keutamaannya  

1 Oktober 2023
Ilustrasi daerah di Indonesia yang tidak toleran. MOJOK.CO
Kilas

10 Kota Paling Tidak Toleran di Indonesia, Cilegon Nomor Pertama

14 April 2023
Muhammad Tri, Lulusan Sejarah UGM yang Merawat Ratusan ODGJ dengan Salat dan Zikir. MOJOK.CO
Sosok

Muhammad Tri, Lulusan Sejarah UGM yang Merawat Ratusan ODGJ dengan Salat dan Zikir

10 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.