Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Betapa Emosionalnya Mendengar Imbauan untuk Tidak Mudik dari Kemenhub

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
26 Maret 2020
A A
Mudik Lebaran 2021 Resmi Dilarang. Siap-siap Air Mata dan Kuota buat Video Call mojok.co

Mudik Lebaran 2021 Resmi Dilarang. Siap-siap Air Mata dan Kuota buat Video Call mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kemenhub mengeluarkan imbauan untuk tidak mudik pada Idul Fitri 2020.  Sebuah imbauan yang paling emosional akibat virus corona.

Pembatasan sosial sudah banyak dilakukan meski belum seratus persen orang Indonesia mengerti fungsinya. Beberapa orang yang merantau dan jauh dari keluarga merelakan diri untuk berdiam di hunian mereka seorang diri. Ini lumayan mengharukan lantaran mereka bisa saja seminggu penuh tidak bertatap langsung dengan orang lain.

Mereka sudah sangat totalitas menggambarkan lagu “Angka Satu” milik Caca Handika. Masak sendiri, makan sendiri, cuci baju sendiri. Beberapa ekstrover bahkan tumbang dan butuh banget penanganan psikis karena stres menghadapi situasi demikian.

Namun yang paling sedih di antara itu semua bagi saya pribadi adalah mendengar imbauan untuk tidak mudik yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi.

Kaum rantau yang hidup sendiri seperti saya, hampir tidak punya siapapun kecuali kawan-kawan yang baik. Lalu saya jadi berandai-andai kalau tahun ini saya beneran tidak mudik, bagaimana saya bisa menahan kerinduan untuk berkumpul bersama keluarga?

Mudik bukan sekadar sebuah aktivitas perayaan Idul fitri biasa. Bahkan mereka yang tidak merayakan lebaran pun, turut menggunakan momen libur panjang ini sebagai waktu berkumpul dengan keluarga. Bayangkan saja, setahun penuh tidak bertemu, libur lebaran adalah saat yang tepat buat saling meraptakan hubungan kekeluargaan. Tapi tahun ini dengan berat hati, kita mungkin nggak bisa kumpul-kumpul manja seerti biasa.

Baiklah, sesekali saya punya pikiran-pikiran ngawur yang cenderung menyepelekan imbauan Kemenhub sebagai sekadar imbauan. Ya sudah, namanya juga imbauan, bukan larangan. Sumpah kalau saya memang nggak punya empati, saya bakal nggak ngaruh sama imbauan untuk tidak mudik ini. Saya bakal tetap pulang kampung no matter what.

Meski belakangan, selain Kemenhub, pemerintah melalui berbagai pihak terkait tengah menggodok larangan mudik. Yang mana, ini bisa jadi bukan sebuah imbauan tidak mudik lagi, pemirsa!

Saya hampir yakin kalau banyak orang-orang yang juga punya pemikiran sama ngawurnya dengan saya. Pokoknya opor ayam lah, gaaas!

Tapi di sisi lain, nurani saya kembali mengetuk-ngetuk. “Halo, Assalamualaikum, diriku. Apakah masih tersisa ruang kepedulian di sini?”

Masalahnya jika saya nekat mengabaikan imbauan tidak mudik dan menemui kedua orang tua, apalagi keluarga besar, saya mungkin jadi carrier virus corona tanpa gejala yang cuma bakal menulari mereka. Saya tidak pernah tahu apakah virus corona benar-benar sudah hinggap di tubuh saya atau memang beneran nggak ada.

Saya nggak bisa bayangkan ayah saya yang masih dalam pemulihan pasca stroke tiba-tiba kena serangan COVID-19 gara-gara sang anak yang ngeyel mudik lebaran. Walau saya sebenarnya tahu ayah dan keluarga saya nggak mungkin langsung menganggap saya anak durhaka, tapi saya nggak mampu menanggung perasaan bersalah setelahnya.

Ini benar-benar dilematis.

Saya memahami mengapa Kemenhub mengeluarkan imbauan untuk tidak mudik lebaran. Pertama, acara kumpul keluarga yang membahagiakan memang bakal jadi ironi ketika momen itu justru waktu ideal untuk penularan COVID-19. Kedua, tenaga medis yang juga merayakan lebaran ini bakal jauh lebih kelimpungan kalau angka positif COVID-19 naik drastis.

Iklan

Ketiga, bukan hanya saat kumpul keluarganya, tapi mudik naik transportasi umum dan bepergian ke mana-mana yang juga rentan penularan. Kalau dibiarkan ini bisa jadi chaos tidak berkesudahan. Ya Alloh, semoga aja nggak kejadian deh.

Tapi di sisi lain saya juga memahami betapa sedihnya mendengar imbauan tidak mudik, dan betapa inginnya orang-orang berkumpul dengan keluarga. Social distancing dan ruwetnya penanganan virus corona sudah jadi sebuah ketakutan tersendiri yang membuat kita merasa membutuhkan orang lain di saat yang begitu sulit.

Sayangnya, kebutuhan sosial perlu dikesampingkan sejenak demi kebutuhan bertahan hidup.

Maka bertahanlah kawan-kawan. Sikap kalian untuk tidak egois demi kemanusiaan benar-benar sangat menentukan keberlangsungan peradaban.

BACA JUGA Kondisi Darurat Corona, Pemerintah Wacanakan Kebijakan Larangan Mudik Lebaran atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 26 Maret 2020 oleh

Tags: Idul Fitriimbauan tidak mudikmudik lebaran
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Lebaran 2025 Lebaran Paling Aneh 10 Tahun Terakhir MOJOK.CO
Esai

Mudik Lebaran 2025 Terasa Aneh dan Berbeda: Penumpang Bus Sepi Hingga Pedagang Asongan Menghilang

4 April 2025
Perjalanan menyiksa rute Tuban-Jombang naik bus Bagong hingga Widji MOJOK.CO
Catatan

Perjalanan Menyiksa Rute Tuban-Jombang, Berdesakan dan Berpanasan Melibas Sisi Lain Jalanan Jawa Timur

3 April 2025
Tidak bisa mudik ke Mamala dan harus tinggal di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Merindukan Lebaran “Berdarah” di Negeri Mamala, Pengalaman yang Tidak Bisa Dirasakan di Jakarta

2 April 2025
Stasiun Wonokromo Surabaya. MOJOK.CO
Ragam

Stasiun Wonokromo: Bangunan Bersejarah yang Menyimpan Cerita Kelam Kehidupan Warga Surabaya

29 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.