Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Bermusuhan dengan Ideal Seperti Mandra dan Mas Karyo

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
16 September 2020
A A
mandra dan mas karyo
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bermusuhan boleh saja, tapi kalau bisa, bermusuhanlah seperti Mandra dan Mas Karyo.

Tentu saja, perdamaian akan selalu lebih baik ketimbang perselisihan. Idealnya begitu. Namun kita semua tahu, bahwa dunia tak pernah ideal. Ada kalanya, kita memang butuh berselisih dan bermusuhan dengan seseorang. Ada semacam permusuhan yang, pada titik tertentu, memang serupa api unggun kecil yang harus terus dijaga nyalanya agar tidak mati, namun juga tak boleh dibiarkan terlalu besar agar tak kalap membakar.

Dunia mencatat ada banyak sekali kisah-kisah perseteruan yang justru membikin orang-orang “menyukai” kedua pihak yang berseteru justru karena mereka tetap berada di jalur yang berseberangan.

Kisah Salahuddin dan Richard, misalnya. Sebagai pemimpin dua pihak yang berperang satu sama lain dalam perang salib, dua jagoan ini ternyata menyimpan romantisme persahabatan yang syahdu. Saat Richard si Raja Inggris itu jatuh sakit, kedua pihak sepakat menghentikan perang sementara, Salahuddin kemudian mengirimkan dokter terbaik untuk membantu menyembuhkan Richard.

Atau kisah antara dua pembalap Formula 1 James Hunt dan Nicky Lauda. Dua pembalap ini, walau keduanya sangat bernafsu untuk bisa mengalahkan satu sama salin agar dan membuat keduanya harus selalu berada dalam jalur persaingan yang sangat keras dan berdarah-darah, namun keduanya sama-sama menyimpan rasa hormat yang tinggi bahkan saling melindungi.

Tentu saja tidak semua orang yang berseteru bisa berseteru dengan sama-sama hebat seperti Salahuddin dan Richard atau James Hunt dan Nicky Lauda. Karena itulah, saya mencoba menawarkan dua peseteru lain yang boleh jadi bisa menjadi inspirasi yang mumpuni. Dan dua peseteru tersebut tak lain dan tak bukan adalah Mandra dan Mas Karyo.

Dalam dunia sinetron, tampaknya tak ada perseteruan yang lebih layak dan menarik untuk disimak ketimbang dua tokoh yang selalu saja bermusuhan ini. Ada romantisme permusuhan yang asyik antara Mandra dan Mas Karyo. Semacam permusuhan yang membuat orang-orang mencintai keduanya dengan kadar yang nyaris seimbang dan tak memihak.

Saling membocorkan kekurangan

Konon, musuh yang tak segan membagikan kekurangan kita jauh lebih layak untuk dipertahankan ketimbang kawan yang terus memuji dan menyanjung kita.

Dalam konteks ini, baik Mandra maupun Mas Karyo adalah contoh yang sangat sempurna.

Kita semua mengakuinya, bahwa tak terhitung lagi berapa kali Mandra dan Mas Karyo saling umpat dengan melontarkan kekurangan satu sama lain.

“Wooo, karang wong bodo.”

“Dasar udik!”

“Wajah Burisrowo!”

“Buluk!”

Iklan

Tak segan berbagi informasi

Bukan hanya saling membuka kekurangan, Mandra dan Mas Karyo pun tak pernah ketinggalan saling membagi informasi walaupun tentu saja, disampaikan dengan cara yang senewen dan tetap dalam nuansa permusuhan. Dan informasi yang disampaikan juga sering nggak bener.

“Kamu itu memang bodo, kok. Wong promosi aja kok nggak tahu. Promosi itu pasang spanduk. Itu lho yang di jalan-jalan,” ujar Mas Karyo pada Mandra.

Kali lain, Mandra pun tak segan memberikan tips dan cara menjadi kernet yang baik saat Mas Karyo akhirnya ikut Mandra narik opelet.

Sadar manajemen waktu

Berperang itu hal yang panjang sehingga memerlukan manajemen waktu yang tepat. Nah, baik Mas Karyo maupun Mandra selalu tahu waktu kapan mereka harus adu bacot, kapan mereka harus akur.

Dalam setiap sesi permusuhan antara Mas Karyo dan Mandra, selalu ada masa gencatan senjata yang seperti sengaja mereka sepakati. Mereka berdua, misalnya, bisa berdamai saat keduanya sama-sama menilep uang hasil narik opelet. Mereka berdua juga bisa berdamai saat keduanya bersiasat bekerja sama untuk ngakalin Engkong Ali.

Tak bisa dibantah, Mandra dan Mas Karyo adalah contoh terbaik partner in crime.

Tak pernah mencelakakan fisik

Sekeras apa pun permusuhan antara Mandra dan Mas Karyo, namun keduanya tak pernah sama sekali membahayakan fisik satu sama lain. Mereka memang sering berkelahi, namun perkelahian mereka adalah sejenis perkelahian yang tak pernah berakhir di puskesmas.

Perkelahian mereka sebatas perkelahian “anak kecil” yang hanya saling gelintingan di tanah untuk kemudian saling pukul dengan pukulan yang letoy dan tiada berbahaya sama sekali.

Punya koncian masing-masing

Walau bermusuhan, namun Mandra dan Mas Karyo tak pernah berani melebihi batas. Salah satu kemungkinannya karena Mandra dan Mas Karyo sama-sama punya koncian. Mas Karyo, seperti yang kita ketahui, naksir sama Atun yang notabene adalah keponakan Mandra. Sedangkan Mandra, naksir dengan Nunung, yang mana merupakan adik Mas Karyo.

Hubungan saling menyukai anggota keluarga ini membuat keduanya mustahil untuk berani menjegal terlalu keras.

Lucu dan menggemaskan

Ini tak bisa dibantah. Adu mulut antara Mandra dan Mas Karyo selalu lucu. Blas nggak ada seram-seramnya.

Hanya Mandra dan Mas Karyo yang bisa membuat orang-orang selalu berharap agar mereka selalu berkelahi dan punya sedikit pun niat untuk memisahkannya.

Semakin mereka berkelahi, semakin lucu mereka.

BACA JUGA Kisah Getir Keluarga Si Doel Anak Sekolahan Jika Ditonton Sekarang dan tulisan Agus Mulyadi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2020 oleh

Tags: mandramas karyosi doel
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Honda Win 100, Motor Honda Si Doel yang Paling Merakyat MOJOK.CO
Otomojok

Honda Win 100, Motor Honda yang Paling Merakyat dan Penuh Kenangan akan Sinetron Terbaik Sepanjang Masa: “Si Doel Anak Sekolahan”

12 Oktober 2023
Motor Jialing: Ketika Cina Mengusik Eksistensi Motor Jepang di Indonesia MOJOK.CO
Kilas

Motor Jialing: Ketika Cina Mengusik Eksistensi Motor Jepang di Indonesia

24 Agustus 2023
Karakter Mandra yang Penuh Emosi Perlu Dihidupkan Kembali ke TV, Soalnya Mood Banget
Pojokan

Karakter Mandra yang Penuh Emosi Perlu Dihidupkan Kembali ke TV, Soalnya Mood Banget

2 November 2021
ilustrasi Seribu Alasan Mencintai Maudy Koesnaedi zaenab si doel mojok.co
Kilas

Seribu Alasan Mencintai Maudy Koesnaedi

10 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.