Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Bendera One Piece Dirazia Itu Aneh, Masak Negara Takut sama Simbol Tokoh Kartun?

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
6 Agustus 2025
A A
Bendera One Piece Berkibar Bukan karena Makar, tapi karena Rakyat Hanya Ingin Tertawa dan Bahagia Bersama Nika one piece live action

Bendera One Piece Berkibar Bukan karena Makar, tapi karena Rakyat Hanya Ingin Tertawa dan Bahagia Bersama Nika (Sumber Gambar: One Piece Fandom Wiki)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Mohon maaf, tapi menyita, merazia apa pun yang berbau One Piece itu justru membuat gerakan ini akan makin masif dan tak bisa dibendung. Justru reaksi yang keras malah bikin orang makin penasaran dan makin bertindak di luar “aturan”.

Saya selalu melihat tren apa pun di Indonesia itu amat sederhana: kalau tak cocok, nggak usah digubris. Nanti mati sendiri kok. Tren yang akarnya dari hal-hal viral itu pasti hidup tak lama, mati kelewat cepat. Asalkan, dia tidak diberi reaksi yang berlebih.

Mau contoh terbaik? Es kepal milo. Tren minuman ini mati lebih cepat ketimbang durasi esnya mencair. Orang yang tidak suka, cenderung membiarkan, atau malah ikutan join beli. Menyesal, lalu tak balik lagi.

Contoh lain, olahraga lari. Ketika tren lari meledak, orang mulai mencibir. FOMO lah, si paling sehat lah, ikut-ikut Tirta lah, pamer outfit lah. Tapi liat, bukannya ia mati, justru makin banyak orang penasaran dan yang kita lihat sekarang, orang berlari kecil di jalanan.

Masih banyak contoh lain tentang itu, tapi saya heran cuman satu: kenapa kok pada kayaknya nggak belajar, dan malah melakukan hal yang sama terhadap One Piece?

Demokrasi, ingat, demokrasi

Saya ini yakin betul, orang yang mencibir gerakan mengibarkan bendera One Piece ini kelewat banyak. Banyak yang nggak sadar, kalau banyak yang sebenernya nggak suka-suka amat sama One Piece. Dianggap overrated lah, gini lah, itu lah. Orang-orang nggak tau kalau manga satu ini punya haters yang banyak dan berlipat ganda.

Ya kayak orang goblok dan berselera rendah, pasti banyak kan?

Orang-orang yang ikut gerakan pengibaran bendera One Piece ini juga saya yakin nggak paham betul kek mana ceritanya. Sebutkan nama Condoriano, belum tentu mereka tahu. Imu, Gorosei, Gyojin, sejenisnya, kepalanya meledak. Tapi kenapa mereka ikut-ikut? Ya karena mereka setuju sama satu pesan: kebebasan.

Dan ini yang menurut saya lucu. Negara kita ini, negara demokrasi, yang basically, menjamin hak asasi manusia seperti hak berpendapat. Kalau mereka menyampaikan kritik lewat jolly roger Mugiwara, ya wajar-wajar saja. Wong itu roh demokrasi.

Lucunya, kebebasan itu diusik. Alasannya karena kedaulatan, dan banyak hal yang sebenarnya makin didengar, makin nggak masuk akal. Sebagai manusia merdeka, tentu saja kita bereaksi keras, teramat keras malah, jika kebebasan kita diganggu.

Manusia punya otak, harusnya tahu bahwa jangan pernah mengganggu kebebasan orang berpendapat selagi itu tidak menyakiti dan merugikan siapa pun. Lalu, kenapa juga ada yang kepikiran bahwa merazia bendera One Piece itu adalah ide yang bagus?

Kalau saya jadi pejabat, saya sih tidak takut sama bendera One Piece

Secara pribadi, saya tidak pernah takut sama simbol. Jika saya petinggi di pemerintahan, saya tak akan ada masalah dengan berkibarnya bendera One Piece di mana saja. Itu cara rakyat berekspresi.

Justru, saya akan bermasalah kenapa bisa bendera itu muncul. Apakah karena memang kinerja saya sebagai petinggi pemerintahan, begitu buruk hingga harus dikritisi oleh manusia sebanyak itu. Yang saya lihat tentu kinerja saya, dan memang seharusnya seperti itu.

Tapi yang terjadi tidak seperti itu. Setidaknya, di tempat saya tinggal, sudah ada peringatan untuk tidak mengibarkan bendera One Piece. I mean, for God’s sake, kalian takut pada lambang tokoh fiksi?

Iklan

Dan itulah yang bikin saya tertawa hingga menutup mata. Di dalam negara dengan penuh sejarah dan kebesaran seperti Indonesia, ada orang yang begitu takut pada simbol dari komik, yang bahkan belum berusia tiga dekade, yang bahkan tidak semua orang tahu maknanya, dan suka membacanya.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Lebih dari Komik, One Piece Adalah Sejarah Dunia Kita dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 6 Agustus 2025 oleh

Tags: bendera one pieceone piecerazia bendera one piece
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Bendera One Piece dan Kekhawatiran Negara yang Kebablasan
Video

Bendera One Piece dan Kekhawatiran Negara yang Kebablasan

17 Agustus 2025
Bendera One Piece Berkibar Bukan karena Makar, tapi karena Rakyat Hanya Ingin Tertawa dan Bahagia Bersama Nika one piece live action
Pojokan

Trailer One Piece Live Action Season 2 Rilis di Saat Indonesia Sedang Gencar-gencarnya Merazia Bendera Mugiwara, Sindiran Paling Keras dan Kocak dari Dunia

11 Agustus 2025
Ketika One Piece Dilarang, Bendera Merah Putih Makin Terkoyak MOJOK.CO
Esai

Sikap Penguasa Melarang Pengibaran Bendera atau Melukis Mural One Piece Justru Semakin Mengoyak Kedaulatan Bendera Merah Putih

9 Agustus 2025
One Piece Penyelamat dari Kemalangan Menjadi Orang Indonesia MOJOK.CO
Esai

Salah Satu Alasan Saya Bertahan Hidup Sebagai Orang Indonesia Adalah Menunggu One Piece Tamat

5 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.