Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Apa Usulan Muhadjir Effendy Soal Pernikahan Lintas Kelas Ekonomi Terinspirasi dari FTV?

Nia Lavinia oleh Nia Lavinia
20 Februari 2020
A A
menikah
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – In this economy di mana coba kita bisa melihat orang kaya bergaul dengan orang miskin, untuk kemudian sama-sama jatuh cinta dan melakukan pernikahan lintas kelas ekonomi selain cuma di FTV?

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengusulkan kepada Menteri Agama Fachrul Razi agar menerbitkan fatwa tentang pernikahan antartingkat ekonomi untuk mencegah peningkatan angka kemiskinan.

Dia bilang, kalau orang pilih pasangan yang setara, orang miskin akan nikah sama sesama orang miskin lagi, lalu, munculah rumah tangga miskin baru, dan terus saja begitu makanya ada 5 juta keluarga miskin di Indonesia.

Sebentar, sebentar. Sepertinya kok ada yang aneh dari usulan Muhadjir Effendy ini. Hmmm.

Oh iya, anu… kok Muhadjir Effendy bikin usulannya ke Fachru Razi, sih? Emang sejak kapan Menteri Agama berwenang menerbitkan fatwa? Bukannya kementerian itu berurusan sama masalah administratif aja, ya? Kalau mau nyuruh bikin fatwa, bukannya doi harusnya ngomong ke MUI, ya? Hadeeh belum apa-apa udah salah.

Kedua, saya penasaran apa blio kepikiran usulan ini karena terinspirasi FTV, ya?

Maksud saya, kalau blio berangkat dari data yang ada, harusnya dia tahu kalau pernikahan lintas kelas ekonomi di Indonesia itu sulit sekali terjadi. Kalau melihat data mobilitas sosial di Indonesia yang dipaparkan Dr Ariane Utomo, social demographer dari universitas Melbourne Australia, pernikahan lintas kelas ekonomi ini sekarang sangat sedikit terjadi karena batas-batas antar kelas di Indonesia semakin menguat.

Kenapa saya pikir beliau kepikiran usulan ini setelah kebanyakan nonton FTV, in this economy di mana coba kita bisa melihat orang kaya bergaul dengan orang miskin, untuk kemudian sama-sama jatuh cinta selain cuma di FTV?

Kenyataannya, kita semua tahu kalau hampir semua orang kaya, gaulnya sama orang kaya juga. Setidaknya kita bisa menemukan mereka nongkrong sambil minum latte di Starbucks.

Sementara orang miskin? Ya nongkrongnya sama orang miskin juga, kalau nggak di warteg, kita bisa menemukan mereka nangkring di warung kopi sambil nyeruput kopi sachetan dan makan gorengan.

Nggak kompatibel, Broo.

Itu baru tempat ketemu, belum kebiasaan, gaya hidup, dan hal lainnya yang mempertontonkan secara kontras bagaimana jurang perbedaan yang memisahkan mereka sebagai si kaya dan si miskin.

Oke taruhlah usulan itu misal memang bisa benar-benar diterapkan. Pemerintah memfasilitasi tempat di mana mereka bisa bertemu, lalu berinteraksi untuk saling jatuh cinta. Orang miskin mungkin senang-senang saja dipasangkan dengan orang kaya misal, 80% masalah hidup mereka bisa sirna dengan harta yang nantinya akan mereka terima. Tapi yang kaya apa mau sama yang miskin?

Bukan, bukan karena orang miskin nggak berharga lalu nggak pantas menikah dengan kaya. Tapi, orang yang lahir dan hidup miskin terlanjur mendapat stigma tinggi dari masyarakat di sekitarnya. Orang-orang kaya terlanjur kelewat gampang untuk memandang rendah mereka.

Iklan

Saya pikir, yang harusnya dilakukan negara itu bukan mengatur siapa harus menikah dengan siapa. Tapi, menyelesaikan masalah ketimpangan dan memperbaiki kehidupan orang-orang miskin sehingga mereka sebagai orang-orang yang hidup di lapisan paling bawah ekonomi, tetap punya taraf hidup yang cukup baik. Nggak perlu kaya, tapi mereka bisa mencukupi kebutuhan mereka semua sehingga tidak lagi harus mendapatkan stigma.

Kalau sudah begitu, tanpa harus dipaksakan oleh negara, pernikahan lintas kelas ekonomi bisa terjadi secara organik. Mereka akan tumbuh dengan sendirinya karena tidak terlalu jomplang perbedaan kelasnya.

Saya nggak habis pikir aja sih Muhadjir Effendy (dan menteri-menteri lain yang suka ngasih usulan aneh) ini kan orang-orang pinter semua. Bukannya muter otak secara serius untuk menyelesaikan ketimpangan dan kemiskinan sebagai masalah struktural, malah hobi ambil jalan pintas dengan melempar tanggung jawab negara kepada masyarakat dengan menyuruh mereka untuk menyelesaikan masalah sendiri.

Kalau usulan Muhadjir Effendi soal pernikahan lintas kelas ekonomi ini serius dijadikan solusi kemiskinan, saya nggak ngerti lagi deh. Kali ini, saya pikir negara sudah benar-benar kelewatan karena sampai kepikiran ikut campur tangan soal bagaimana warga negaranya memilih pasangan. Nggak cukup apa kemarin ngurusin keluarga, eh sekarang malah mau ngurusin pasangan orang…

Negara komunis aja kayaknya nggak gini-gini amat, Pak 🙁

BACA JUGA Solusi Dahsyat Keluar dari Kemiskinan versi Fadjroel Rachman atau artikel POJOKAN lainnya.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: ketimpangan ekonomimuhadjir effendysolusi kemiskinan
Nia Lavinia

Nia Lavinia

Mahasiswa S2 Kajian Terorisme, Universitas Indonesia.

Artikel Terkait

Esai

Wonderful Indonesia: Presidennya Bagi-bagi Sembako, Menterinya Nonton Sinetron, Warganya Mati di Jalan

17 Juli 2021
Surat pengunduran diri kampus. MOJOK.CO
Pojokan

Surat Terbuka untuk Nadiem Makarim yang Heran Ditanya Mulu: ‘Kenapa Sekolah Belum Buka?’

30 Maret 2021
melihat akar kemiskinan statement muhadjir effendy riset gizi dan kemiskinan petani perdesaan prof sajogyo mojok.co
Esai

Mencontoh ke Prof. Sajogyo Caranya Bikin Solusi Pengentasan Kemiskinan

24 Agustus 2020
Yang Tak Disadari dari Satire ‘Besanan Kaum Miskin’ ala Muhadjir Effendy
Pojokan

Yang Tak Disadari dari Satire ‘Besanan Kaum Miskin’ ala Muhadjir Effendy

7 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.