Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Anggap Dewan HAM PBB Cuek, Amerika Serikat Mundur dan Bela Israel

Redaksi oleh Redaksi
20 Juni 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Di bawah pemerintahan Trump, Amerika Serikat resmi memutuskan keluar dari Dewan HAM PBB. Bagi mereka, Dewan yang satu ini telah cukup lama bersikap munafik dan cuek.

Setelah beberapa hari lalu kita dikejutkan dengan kabar pengangkatan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, kini berita lain datang dari PBB—tepatnya dari Dewan HAM PBB alias UNHRC (United Nations Human Rights Council).

Amerika Serikat (AS), salah satu negara anggota Dewan HAM PBB, telah resmi menyatakan keluar dari keanggotaan per Selasa, 19 Juni 2018. Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Halley, mengumumkan keputusan ini bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.

Banyak media menyebutkan bahwa alasan keputusan ini diambil adalah karena Dewan HAM PBB berubah menjadi tempat perlindungan pelanggar HAM. Tak segan-segan pula, AS menyebut Dewan sebagai “tempat kotor yang penuh bias politik”.

Loh, loh, benarkah begitu?

Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah kompilasi alasan AS yang membuatnya memutuskan mundur dari Dewan HAM PBB.

Pertama, bagi AS, Dewan HAM PBB itu munafik.

Disebutkan oleh Halley, kemunafikan ini terlihat dari anggota-anggota Dewan sendiri. Meski bernama Dewan HAM, ada beberapa negara di dalam keanggotaan yang ternyata memiliki sejarah buruk terkait pelanggaran HAM, misanya China, Kuba, dan Venezuela.

Kedua, jika diibaratkan, sepertinya AS merasa bahwa Dewan HAM PBB bertindak seperti Bawang Merah.

Dalam kisah Bawang Merah-Bawang Putih, si Bawang Merah (BM) dikisahkan memiliki hobi melempar fitnah dan jebakan pada Bawang Putih (BP). Tak jarang, BM mengambinghitamkan BP atas segala hal yang terjadi, semata-mata untuk menutupi kesalahannya sendiri.

Dari permisalan ini, AS menyebutkan bahwa Dewan kerap mengambinghitamkan negara-negara lain yang justru tidak memiliki sejarah buruk HAM. Bagi mereka, ini adalah upaya licik Dewan agar perhatian dunia terhadap pelanggaran HAM sebelumnya teralihkan.

Ketiga, ada negara-negara yang terlalu membela Palestina.

Hal ini disampaikan Halley dalam pidatonya dengan merujuk negara-negara seperti China, Mesir, Kuba, hingga Rusia. Padahal, secara sederhana, alasan keputusan AS ini terangkum dalam sebuah ungkapan singkat: mereka ingin menunjukkan dukungannya pada Israel.

Tentu, masih segar di ingatan kita bahwa AS juga pernah mengkritik Dewan HAM PBB karena membela Palestina, bukannya Israel. Nah, hal inilah yang dinilai AS sebagai sikap ala Bawang Merah alias “sikap bias pada eksistensi Israel”.

Iklan

Keempat, rencana AS dicuekin.

Sebelumnya, AS telah menyebutkan garis besar prioritasnya dan rencana melaksanakan reformasi dalam Dewan HAM PBB. Namun, hal ini justru tidak mendapat tanggapan yang mereka harapkan sehingga keluar dari keanggotaan pun menjadi solusi.

Hih, emang enak dicuekin? :(((

Kelima, AS sebel karena kalah voting.

Setelah adanya tragedi pembantaian warga Gaza oleh Israel, Dewan segera menyerukan penyelidikan yang diperlukan. Dari ke-47 negara yang tergabung sebagai anggota, hanya ada dua negara yang menolak, yaitu AS dan Australia.

Sudah dicuekin, tak digubris, eh kalah pula. Mungkin, kira-kira begitulah kekesalan yang dirasakan AS.

Terakhir, banyak pihak menyebutkan mundurnya AS merupakan wujud dari rencana yang telah lama dibuat. Sejak pemerintahan Donald Trump dimulai, rencana ini muncul dengan pertimbangan bahwa Dewan HAM PBB tak terlalu bermanfaat bagi AS.

Tentu saja, keputusan ini menimbulkan pro dan kontra. Sekjen PBB pun menyesalkan keputusan ini. Kayaknya, satu-satunya pihak yang mendukung langkah AS terang-terangan adalah…

…Israel itu sendiri.

Menanggapi tindakan AS tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menilai AS sebagai negara pemberani karena dengan tegas melawan kemunafikan yang terpampang nyata.

Hmmm. Ternyata, antara ‘berani’ dan ‘tega’ itu memang beda-beda tipis, ya, Sis.

Terakhir diperbarui pada 20 Juni 2018 oleh

Tags: amerika serikatBenjamin NetanyahuDewan HAM PBBDonald TrumpIsraelNikki HalleypalestinaUNHRC
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Ketika One Piece Dilarang, Bendera Merah Putih Makin Terkoyak MOJOK.CO
Esai

Sikap Penguasa Melarang Pengibaran Bendera atau Melukis Mural One Piece Justru Semakin Mengoyak Kedaulatan Bendera Merah Putih

9 Agustus 2025
Perang Dunia 3 Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang MOJOK.CO
Esai

Perang Dunia 3 Menjadi Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang yang Tidak Belajar dari Kehancuran karena Perang Dunia

24 Juni 2025
Pemuda Jogja bisa kerja dengan gaji senilai perusahaan Amerika Serikat. MOJOK.COA
Ragam

Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat

20 Juni 2025
Puasa Ramadan di Amerika Serikat. MOJOK.CO
Ragam

Mahasiswa Asal Papua Cerita Beratnya Jalani Puasa 16 Jam di Amerika Serikat sebagai Minoritas

1 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.