Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Alasan Orang Enggan Membeli Bakpia Kukus sebagai Oleh-oleh Jogja

Intan Ekapratiwi oleh Intan Ekapratiwi
6 Oktober 2025
A A
Alasan Orang Enggan Membeli Bakpia Kukus sebagai Oleh-oleh Jogja

Alasan Orang Enggan Membeli Bakpia Kukus sebagai Oleh-oleh Jogja (unsplash.com)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Harga bakpia kukus relatif lebih mahal

Beberapa waktu lalu saya pernah membaca komentar beberapa netizen di akun TikTok Mojok. Saat itu mereka mengomentari soal bakpia kukus yang menurut mereka harganya lebih mahal. Ada yang mengatakan “harga mahal, isinya sedikit” ada pula yang mengatakan “bakpia merek lain 20 ribu udah enak.”

Nggak salah sih dengan komentar tersebut. Fyi, harga bakpia kukus dibanderol mulai harga Rp28 ribu untuk kemasan isi 6. Sementara untuk kemasan isi 10 harganya mulai dari Rp45 ribu hingga Rp50 ribu. Kalau dibandingkan dengan bakpia kering lainnya, harga segitu memang sedikit lebih mahal. Bakpia lainnya biasanya dibanderol Rp45 ribu sampai Rp50 ribu untuk isi 15 pcs.

Maka nggak usah heran kalau akhirnya banyak orang yang beralih membeli bakpia Jogja lain yang harganya lebih bersahabat di kantong. Apalagi buat oleh-oleh, orang cenderung lebih suka membeli sesuatu yang harganya murah, tapi kuantitasnya lebih banyak, kan?

Rasa kurang autentik

Alasan selanjutnya kebanyakan orang malas membeli bakpia kukus sebagai oleh-oleh Jogja karena dinilai kurang autentik. Seperti yang saya ceritakan di atas, waktu pertama kali membawa kudapan manis ini, teman-teman dan keluarga saya langsung komentar, “Ini sih bukan bakpia.”

Sebenarnya nggak salah juga, sih. Soalnya kita tahu sendiri bahwa bakpia memang dimasak dengan cara dipanggang dan bakpia Jogja memang punya sejarah panjang. Mengutip website Dinas Kebudayaan Kota Jogja, makanan ini merupakan perpaduan antara cita rasa Tionghoa dengan lokal. 

Ciri khas bakpia asli adalah kulitnya tipis, berlapis-lapis, agak kering, dan sedikit berminyak. Biasanya bagian dalam bakpia diisi pasta kacang hijau. Sekarang bahkan banyak varian rasa bakpia seperti cokelat, keju, kumbu hitam, hingga durian. Teksturnya renyah di luar namun lembut di dalam.

Makanya ketika muncul varian bakpia kukus, kebanyakan orang mempertanyakan keasliannya. Soalnya banyak yang menganggap ia adalah bolu sehingga kurang autentik.

Tidak tahan lama

Bakpia memang diketahui memiliki masa kedaluwarsa yang relatif lebih lama dibanding oleh-oleh Jogja berupa kue basah lainnya. Biasanya bakpia kering tahan sekitar 5-10 hari. Sementara itu bakpia kukus memiliki waktu simpan lebih singkat, berkisar 4-7 hari di suhu ruang.

Dulu waktu pertama kali membeli bakpia kukus, di kemasan bakpia ada bungkusan pengawet yang menyertainya. Saya paham maksud produsen menyertakan bungkusan silica gel tersebut agar menyerap kelembapan pada makanan sehingga bakpia nggak cepat berjamur. Maklum, makanan ini kan mirip kue basah, ya. Tetapi pernah lho ada berita seorang bapak yang mengira bungkusan silica gel tersebut gula dan menaburkannya di atas bakpia sebelum dimakan. Aduh…

Nah, karena masa kedaluwarsa yang lebih pendek inilah banyak orang yang kemudian enggan menjadikan bakpia kukus sebagai oleh-oleh. Apalagi kalau mau dibawa pulang ke kampung halaman yang butuh waktu perjalanan panjang. Mending main aman dengan bawa oleh-oleh yang masa kedaluwarsanya panjang. 

Itulah alasan orang enggan membeli bakpia kukus sebagai oleh-oleh Jogja. Memang nggak ada salahnya dengan inovasi. Dunia kuliner kan selalu berkembang. Tapi penting juga bagi kita untuk memahami akar tradisi agar nggak kehilangan makna di balik nama. Pada dasarnya bakpia itu ya dipanggang, sementara bakpia kukus ya lebih mirip bolu kukus aja, cuma pakai embel-embel khas Jogja.

Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA 4 Bakpia Jogja yang Bikin Kecewa, Wisatawan yang Mau Beli Mending Pikir Dua Kali dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 7 Oktober 2025 oleh

Tags: Bakpaobakpiabakpia jogjabakpia kukusbolu kukusoleh-oleholeh-oleh bakpiaoleh-oleh Jogja
Intan Ekapratiwi

Intan Ekapratiwi

Artikel Terkait

Bakpia Mojok.co
Sosial

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
4 Kesalahan yang Tanpa Sadar Dilakukan Wisatawan Saat Membeli Gudeg Jogja, Hindari Atau Kalian Rugi Sendiri
Pojokan

4 Kesalahan yang Tanpa Sadar Dilakukan Wisatawan Saat Membeli Gudeg Jogja, Hindari Atau Kalian Rugi Sendiri

4 November 2025
Roti kembang waru, kuliner tradisional Kotagede yang bisa jadi pilihan oleh-oleh khas dari Kota Jogja MOJOK.CO
Kilas

Oleh-oleh Khas Jogja Tak Cuma Bakpia, Ada Roti Tradisional Legend Sejak Zaman Mataram Islam

21 Oktober 2025
3 Kesalahan yang Tidak Disadari Wisatawan Saat Membeli Bakpia Jogja
Pojokan

3 Kesalahan yang Tidak Disadari Wisatawan Saat Membeli Bakpia Jogja

15 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.