Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Alasan Harus Punya Minimal 7 Tanaman Hias Agar Tak Stres

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
1 Februari 2021
A A
Alasan Anda Harus Punya Minimal 7 Tanaman Hias Agar Tak Stres

Alasan Anda Harus Punya Minimal 7 Tanaman Hias Agar Tak Stres

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pandemi saat ini membuat orang-orang punya banyak pilihan hobi. Salah satunya adalah menanam tanaman hias.

Dari balik kaca jendela, saya melihat tetangga beda gang di perumahan tengah mengamati anggrek macan jenis Grammatopylum Scriptum yang tengah berbunga. Beberapa hari sebelumnya saya mengukur tangkai bunganya. Panjangnya 1,5 meter.

Sudah beberapa tahun anggrek tersebut saya tempelkan di akar kayu jati yang telah mati.

Saya keluar untuk menemuinya karena ia sepertinya tertarik. Siapa tahu dia mau membeli anggrek tersebut. Lumayan untuk nambah-nambah ongkos renovasi rumah. Toh, koleksi jenis anggrek tersebut cukup banyak di rumah saya.

Setelah basa basi sebentar ibu itu langsung mengutarakan maksudnya.

“Mas, saya boleh minta anggreknya?”

Deg! Ini adalah pertanyaan yang saya takutkan kalau ada orang datang ke rumah saya. Saya tidak pelit soal tanaman hias. Ada hal lain yang saya takutkan.

“Ibu punya tanaman anggrek apa saja di rumah?”

“Belum punya mas Agung, ini mau belajar,” katanya.

Segala puja puji ibu itu keluarkan di depan saya. Sementara, saya berpikir bagaimana menolak permintaan ibu ini tanpa menyakiti hatinya.

Saya sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan itu.

“Begini, ibu kan belum pernah punya anggrek. Nah jenis anggrek yang ini sulit perawatannya. Saya bawa dari Sulawesi. Sayang kalau nanti malah mati. Rumah ibu kan dekat, kalau ibu mau lihat bunganya, ibu tinggal datang saja kesini,” kata saya tersenyum semanis mungkin.

Sebenarnya kalau ibu itu menjawab  sudah punya anggrek, jawaban senada juga akan saja berikan. Bahwa jenis anggrek ini adalah jenis yang cukup sulit perawatannya, sayang kalau mati. Kalau masih tetap ngeyel juga, baru saya buka harga.

Sekali lagi ini bukan pelit. Hal paling sedih bagi penghobi tanaman adalah kematian. Bagi saya, tanaman mati sedihnya bukan main. Sama sedihnya saat saya melihat pohon-pohon di pinggir jalan ditebang karena alasan pelebaran jalan.

Iklan

Awal-awal saya jatuh cinta dengan tanaman hias itu sejak sekolah dasar. Namun, baru dua dasawarsa yang lalu saya mewujudkannya. Saat masih kuliah nyambi kerja, saya mulai menanam bonsai. Saya membeli satu tanaman bonsai jenis wahong.

Tiap hari tanaman itu tak lepas dari perhatian saya, selalu disiram, pagi dan sore hari. Diputar kesana kemari untuk melihatnya dari berbagai sudut. Saya pindah posisinya karena merasa kurang pas. Beberapa hari kemudian mati. Saya membeli lagi. Mati lagi. Kata penjualnya, tanaman itu stres karena saya terlalu perhatian.

Lho, perhatian kok bisa membuat tanaman mati. Itu adalah wujud cinta saya.

“Mas, cinta yang berlebihan itu berbahaya, yang sedang-sedang saja,” katanya. Memahami tanaman hias bukan sekadar menyiram atau memberi pupuk. Kalau memberi pupuknya berlebihan bisa jadi justru overdosis. Mati.

Sejak itu saya mencoba bukan sekadar suka tanamah hias lalu menghujaninya dengan cinta melalui aktivitas menyiram atau memupuk. Hal terpenting ketika punya tanaman hias adalah memahami kebutuhannya. Ada tanaman yang suka sekali disiram. Namun, adapula yang justru tidak suka dengan air yang berlebihan.

Ada yang suka dengan sinar matahari langsung sepanjang hari, tapi juga ada yang hanya cocok dengan cahaya matahari pagi. Ada yang sukanya dipotong ranting-ranting kecilnya secara rutin. Namun, juga ada yang ngambek kalau terlalu sering dipangkas daunnya.

Demam tanaman hias sekarang ini mengingatkan saya pada demam anthurium sekitar tahun 2006-2008.  Masa-masa itu banyak penghobi yang melakukan hal-hal di luar nalar dalam merawat tanaman hiasnya.

Teman saya misalnya tiap malam mengelap daun anthurium jemaninya dengan minyak zaitun.

Iya minyak zaitun yang mahal itu. Ada juga yang menggunakan susu. Saya terbengong. Nggak habis pikir.

Namun, karena penasaran saya ikut-ikutan melakukan hal itu. Cuma bedanya saya tidak menggunakan minyak zaitun. Mahal.

Saya pakai air santan kelapa. Memang glowing, tapi mengundang semut untuk datang. Akhirnya karena capai, ya sudah. Memperlakukan tanaman secara wajar saja.

Sekarang ini saya sering dicurhati orang-orang yang tanaman hiasnya mati. Seperti dugaan saya. Bagaimanapun godaan untuk menampilkan tanaman hias yang sesuai standar keindahan manusia bisa berbahaya. Perhatian yang diberikan pasti akan berlebihan.

Sampai kemudian saya sampai pada sebuah kesimpulan agar godaan perhatian tidak terlalu berlebihan. Anda harus memiliki minimal 7 tanaman hias. Tidak peduli jenisnya sama atau berbeda. Jangan punya cuma satu, dua atau tiga.

Logikanya begini, kalau punya 7 tanaman hias. Perhatianmu tidak akan tertuju pada satu tanaman saja. Kenapa harus 7 tanaman? Ya itu karena saya suka angka 7.

Begini kalau Anda masih di level masih cinta-cintanya pada tanaman hias, apapun jenisnya, percayalah memiliki hanya satu atau dua tanaman hanya akan membuat tanaman itu sengsara. Perhatianmu yang berlebih hanya akan membuatnya lelah dan layu.

Terakhir diperbarui pada 3 Februari 2021 oleh

Tags: tanamantanaman hiasTempe
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Dari Alam untuk Kita: Menggali Potensi Superfood Pangan Lokal untuk Gizi Lebih Baik
Video

Dari Alam untuk Kita: Menggali Potensi Superfood Pangan Lokal untuk Gizi Lebih Baik

17 April 2025
Ester dan Kebun Candi: Berkebun Bukan Cuma Soal Panen, Tetapi Juga Bagian dari Terapi Jiwa
Video

Ester dan Kebun Candi: Berkebun Bukan Cuma Soal Panen, Tetapi Juga Bagian dari Terapi Jiwa

20 Maret 2025
manfaat baking soda mojok.co
Kilas

Tak Hanya untuk Memasak, Ini Manfaat Baking Soda Lainnya

2 Desember 2022
jumadi pembuat tempe di semarang mojok.co
Liputan

Perajin Tempe Legendaris di Semarang Kena Imbas Harga Kedelai Meroket

1 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.