Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Alasan Ahok Emang Perlu Dicopot karena Bongkar Aib Pertamina

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
16 September 2020
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ahok langsung kena “serangan balik” ketika dengan terbuka bongkar aib Pertamina. Sampai diusulkan untuk dicopot dari komut lho!

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok emang udah mati urat takutnya. Belum ada satu tahun menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, mantan gubernur DKI Jakarta ini sudah buka-buka aib instansinya sendiri. Waduh, kumat lagi, pakdeee. Kumat.

Sikap ini tentu segera menyulut api permusuhan dengan beberapa politisi dan pejabat. Ya iya dong, di saat seharusnya aib dijaga rapat-rapat jangan sampai keluar, ini malah diumbar ke publik terang-terangan.

Paling tidak ada dua nama yang sudah angkat bicara. Semacam kasih peringatan ke Ahok. Said Didu, mantan sekretaris Kementerian BUMN, dan Andre Rosiade, anggota DPR RI Komisi VI.

Said Didu merasa heran dengan sikap Ahok kali ini. Menurutnya, justru menjadi tugas seorang komut untuk membenahi persoalan demikian dari dalam, bukan dengan ngamuk lalu mengumbarnya ke ruang publik. Menurut Didu, pernyataan Ahok ini justru menunjukkan kegagalan sebagai Komut Pertamina.

Senada dengan Said Didu, Andre Rosiade pun mengungkapkan hal yang sama, malah lebih galak lagi. Menurutnya, Ahok harus segera dicopot dari jabatannya sebagai komut karena sudah bikin gaduh.

“Tidak ada gunanya Presiden mempertahankan Pak Basuki Tjahaja Purnama sebagai Komut Pertamina. Kenapa? Pertama, ya, yang bersangkutan selalu membikin gaduh,” kata Andre Rosiade.

Sebentar, sebentar, sebelum kamu roaming dengan persoalan ini. Mari kita cek, apa saja sih yang diungkapkan oleh Ahok? Ini sekaligus akan menjadi jawaban kenapa tudingan ini cukup nggak relevan untuk bangsa yang kental aroma kekeluargaannya—terutama di tingkat elite dan horang-horang kaya—ini.

Pertama, usulan untuk membubarkan Kementerian BUMN.

Iya, iya, ini bisa jadi merupakan usulan dan bongkar-bongkar paling gila dari pernyataan Ahok. “Harusnya Kementerian BUMN dibubarkan. Kita harus sudah ada semacam Indonesia Incorporation seperti Temasek,” kata Ahok.

“Persoalannya presiden nggak bisa kontrol manajemen BUMN. Kita nggak ada orang sebetulnya,” tambahnya.

Hal ini didasari oleh banyaknya perusahaan pelat merah yang sudah tidak bisa dikontrol karena saking kuat sistem proteksi untuk para petinggi-petinggi di dalamnya. Hayaaa, gimana nggak kuat kalau sekelas presiden saja nggak bisa intervensi langsung ke internal BUMN?

Pernyataan ini jadi rada mengkhawatirkan karena Ahok sudah mengarah ke perkara yang di luar kuasa jabatannya. Apa urusannya coba Komisaris Utama Pertamina mengusulkan kementerian di atasnya untuk dibubarkan?

Bukannya Ahok ini justru merupakan orang yang didorong oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Presiden Jokowi untuk bersih-bersih Pertamina? Ini kenapa malah sampai mau bersih-bersih dapurnya kementerian? Apalagi sampai mengusulkan untuk dibentuk “superholding” yang mengawasi betul-betul semua perusahaan pelat merah.

Iklan

Mukegile. Nekat betul ini orang.

Selain itu, hal kedua yang cukup gila dan perlu disorot, menurut pengakuan Ahok, adalah mengenai gaji pokok petinggi-petinggi Pertamina yang tak masuk di akal. Terutama jika dikaitkan dengan kontribusinya terhadap perusahaan.

Sebagai contoh, ada seseorang yang menjabat sebagai direktur utama anak perusahaan Pertamina. Dalam sebulan, orang tersebut mendapat gaji pokok plus tunjangan 100 juta, misalnya. Ketika yang bersangkutan dicopot dari jabatannya, orang ini justru dinaikkan gaji pokoknya agar tidak jauh beda dengan pendapatan ketika masih menjabat.

“Masa dicopot gaji masih sama? Alasannya karena orang lama. Ya, harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan? Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun, gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, nggak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih,” kata Ahok.

Duh, Pak Ahok ini bijimana sih?

Begini, Pak. Justru orang-orang seperti itu kan dibayar supaya nggak kerja. Sampean sendiri sudah tahu bagaimana jadinya kalau orang nggak kompeten atau emang udah nggak mau kerja kok malah dikasih kerjaan. Kalau jadi amburadul gimana? Pak Ahok emang mau tanggung jawab?

Jadi sudah tepat kalau ada sistem menggaji segelintir orang biar nggak ngapa-ngapain. Apa Pak Ahok tahu nasib Helmy Yahya yang dipecat dari dirut TVRI? Yang begitu ketahuan kerja gila-gilaan, eh malah bikin kacau balau sistem di TVRI.

Ya, karena pejabat atau petinggi-petinggi di negeri kita ini terbiasa mengabdi ke negara, bukan terbiasa bekerja kayak Pak Ahok. Jadi wajar kalau ritme kerjanya agak lambat dan tidak bisa mengikuti.

Ini ibarat motor Jialing tiba-tiba diajak balapan di Sirkuit Jerez lawannya Valentino Rossi. Hayaaa remoook, Pak Ahok. Remoook. Rangka mesinnya emang nggak didesain untuk sekenceng itu larinya. Jadi plis, mbok rada selow kalau mau beres-beres, Paaak. Plis.

Ketiga, Ahok juga bongkar soal kenaikan jabatan di Pertamina yang masih ada sistem titipan.

“Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan-titipan kementerian,” kata Ahok.

Untuk menanggulangi hal ini, Ahok pun menyiapkan sistem di Pertamina dengan memotong jalur birokrasi terkait kenaikan jabatan.

“Saya potong jalur birokrasi, Pertamina itu dulu naik pangkat mesti pakai kayak pangkat Pertamina-reference-level. Orang mesti kerja SVP bisa 20 tahun ke atas saya potong semua. Mesti lelang terbuka,” kata Ahok.

Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan. Utamanya mengganggu perputaran horang kaya tetep jadi horang kaya dan horang miskin tetep jadi horang miskin.

Duh, duh, ini sama saja mengganggu stabilitas oligarki namanya. Dan sudah wajib hukumnya untuk ditolak secara bulat!

Lah iya dong. Dengan sistem ini kan sama aja Ahok membuka peluang setiap pegawai Pertamina bisa naik jabatan kalau berprestasi dan kompeten. Bahkan bukan tidak mungkin sampai bisa masuk jajaran direksi. Ini ngeri sekali dong. Kalau mengingat sistem kekeluargaan plus kekerabatan pejabat-pejabat bangsa kita, hal ini jelas mencederai budaya bangsa.

Bahaya. Bahaya sekali ini.

Untuk itulah, mungkin usulan Andre Rosiade ada benarnya. Ketimbang suka bikin gaduh, dan bongkar-bongkarin kelakuan permainan daleman BUMN, ada baiknya orang-orang transparan kayak Ahok ini segera dicopot. Keburu kebongkar semua nanti.

Ingat, aib itu kan aurat. Nggak boleh dong diumbar-umbar ke publik. Rakyat jangan sampai tahu biar nggak nganggep elite-elite itu ternyata menggemaskan begitu kelakuannya.

Lagian rakyat juga tahu biar apa sih? Udah deh, biar aja mereka bodoh, biar nggak terus menyaingi kepintaran orang-orang kayak Bang Andre dan politisi-politisi lainnya.

Ya, kan bahaya kalau akses pengetahuan atau informasi macam gini tersebar ke semua kalangan. Lalu rakyat banyak yang jadi pinter nanti, bakal makin sulit deh ngibulinnya. Makin susah deh kampanyenya.

Benar begitu kan, Bang?

BACA JUGA Fadli Zon Memang Lebih Baik dari Ahok dan tulisan soal Ahok lainnya.

Terakhir diperbarui pada 16 September 2020 oleh

Tags: ahokAndre RosiadeBasuki Tjahaja PurnamaPertaminasaid didu
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Nasib motor Yamaha Aerox 2023 usai diisi BBM jenis Pertalite, jadi brebet di Jawa Timur. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Sial Motor Yamaha Aerox 2023 yang Tersiksa karena Pertalite, Brebet hingga Tak Cukup ke Bengkel Sekali

29 Oktober 2025
Motor matic brebet diduga karena kualitas buruk Pertalite MOJOK.CO
Aktual

Serba-serbi Motor Brebet Massal Diduga Gara-gara Pertalite: Ibu-ibu Bingung, Bengkel Kerja Keras

29 Oktober 2025
Bayar Pakai QRIS di Pom Bensin Adalah Dosa Terbesar Pengendara, Bikin Antrean Makin Panjang Mojok.co
Pojokan

Bayar Pakai QRIS di Pom Bensin Adalah Dosa Terbesar Pengendara, Bikin Antrean Makin Panjang

11 Oktober 2025
Kelangkaan BBM di SPBU Shell: bayang-bayang PHK bikin nelangsa pikirkan nasib ibu, berat pindah merek lain karena ragu MOJOK.CO
Aktual

Kondisi SPBU Shell bikin Nelangsa Pikirkan Nasib Ibu, Takut “Risiko” kalau Pindah Pertamina

18 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.