Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Akibat Pandemi, Motivasi Mahasiswa buat Wisuda juga Ikutan Surut

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
3 Juni 2020
A A
kehilangan motivasi wisuda karena pandemi tesis malas ngerjain skripsi perpustakaan tutup wisuda jalur corona sarjana corona mojok.co

kehilangan motivasi wisuda karena pandemi tesis malas ngerjain skripsi perpustakaan tutup wisuda jalur corona sarjana corona mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bukan cuma perekonomian, mahasiswa juga merasa motivasi buat wisuda makin surut. Belum lagi kalau udah wisuda bakal disebut sarjana corona. Bangsat betul.

Semenjak adanya PSBB dan karyawan ramai-ramai WFH, mahasiswa yang belum mencapai semester akhir dialihkan pada kegiatan kuliah online. Meski agak abstrak dan butuh penyesuaian, para mahasiswa ini akhirnya terbiasa juga dengan skenario kuliah online. Hitung-hitung sebagai sarana untuk rebahan di kosan lebih lama dan bisa nonton film sewaktu-waktu.

Sayangnya penderitaan lebih hakiki dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir yang juga bergelut dengan motivasi wisuda dan pertanyaan ‘kapan wisuda’ nggak ada habisnya. Mengerjakan skripsi atau tesis adalah suatu hal yang wajib dilakukan. Ketemuan dan konsul sama dosen juga bakal melancarkan.

Serangan pandemi bikin akses kampus ditutup, mula-mula jadwal menemui dosen menjadi kacau. Bagi saya, ketemuan sama dosen itu quality time yang mahal-mahal kita bayar dengan UKT. Jika pada akhirnya hanya diskusi via surel dan WhatsApp, sungguh terasa aneh. Diskusi tatap muka bakal menghasilkan kesimpulan-kesimpulan mindblowing dan jalan keluar yang tadinya nggak kepikiran oleh saya dan dosen. Saya percaya selalu ada jalan tengah dari kerumitan teori semrawut di pikiran mahasiswa dan idealisme dosen.

Bekat merindukan diskusi ideal melalui konsultasi dosen, beberapa mahasiswa jadi malas dan berpikir kalau mendingan nggak usah konsul sekalian. Kayak saya yang entah kenapa malesnya minta ampun ngerjain tesis. Nggak masa pandemi aja males, apalagi di tengah gempuran zaman yang serba sulit begini?

Kampus yang ditutup telah merenggut tempat pewe saya ngerjain: perpustakaan. Sungguh saya pilih berjam-jam duduk di perpus, walau nggak butuh cari buku banyak, tapi saya ngerjain. Nuansanya beda banget sama di kosan yang banyak setan-setan penggodanya itu.

Sedikit-sedikit setan berbisik, “Udah, mendingan nonton South Park aja”, “Ya ampun, segera pesan gofut lah, lalu makan sambil nonton YouTube.” Gitu aja terus siklusnya setiap hari sampai suatu saat ada teman saya yang datang ke kosan, menemukan saya tergeletak. Ketiduran.

Sementara kalau ngerjain di perpus, sesekali saya bakal ketemu teman sesama mahasiswa akhir dan bakal saling tanya.

“Eh, udah bab berapa?”

Lalu diakhiri dengan gibahin teman lain.

Kalau teman saya itu udah ngerjain lebih banyak dari saya. Jelas saya makin ciut. Sedikit kecil hati, banyak mindernya. Tapi keciutan itu perlahan bertransformasi jadi pendorong, motivasi buat wisuda tergugah lagi. Saya pun jadi sibuk cari teori-teori pendukung dengan brutal, mempertajam pisau analisis penelitian sampai kayak Katana, lalu menghubungi dosen dengan mantap, minta ujian.

Kondisi semacam itu nggak bisa lagi saya temui setelah pandemi. Duh, kangen.

Sebenarnya ada ratusan saya lainnya yang juga kehilangan gairah buat segera menyelesaikan tugas akhir. Tapi di sisi lain juga khawatir kalau disuruh bayar UKT lagi. Hadeeeh, udah pemalas, bokek pula.

Begini ya, saya bukan lagi menulis pembelaan biar UKT semester depan dibebaskan. Tapi kalau pun ngaruh ya syukur deh. Saya sebenarnya pengin merepresentasikan betapa susahnya menjaga mood di tengah pandemi. Belum soal menjaga mood buat ngerjain tesis atau skripsi. Lha wong motivasi buat wisuda aja makin surut, gimana ngumpulin mood?

Iklan

Namun tolong dicamkan kalau ini semua bukan hanya soal mood. Tutupnya akses perpustakaan dengan jurnal penelitian segudang, buku referensi yang nggak bisa dipinjam, konsultasi intens dengan dosen, hingga suasana kampus yang nggak ditemukan di kosan jelas jadi faktor utama yang lagi-lagi menghisap motivasi mahasiswa buat wisuda. Belum lagi kalau sudah lulus dikata-katain sarjana corona lah, angkatan virus lah, dan hinaan bangsat lain.

Tolong lah, Coy, menggali data primer aja sulit minta ampun. Nggak bisa terjun lapangan ini. Harusnya sarjana corona justru yang paling istimewa karena tingkat kesulitan ngerjain tugas akhirnya nggak main-main.

Kehilangan motivasi hidup bikin seseorang ingin mati, kehilangan motivasi wisuda bikin mahasiswa nggak pengin ngerjain skripsi lagi.

Kekacauan ini bikin saya berharap Mendikbud bakal kasih standarisasi baru ngerjain tesis dan skripsi. Atau apalah, intinya biar kami ini nggak ngendon sebab nggak ngerti harus ngapain lagi. Dan tolong, pihak kampus kasih diskon UKT atau bebaskan hingga beberapa bulan ke depan aja buat mahasiswa tingkat akhir yang sedang dalam pencarian jati diri.

BACA JUGA Mengkritik Orang yang Melanjutkan Kuliah Lagi Cuma Buat Ngisi Waktu Luang atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 3 Juni 2020 oleh

Tags: kehidupan mahasiswaseputar kampustugas akhir
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Sama Seperti KKN, Skripsi Sudah Usang dan Tidak Berguna MOJOK.CO
Esai

Sama Seperti KKN, Skripsi Sudah Usang dan Tidak Berguna

1 Agustus 2024
ilustrasi 5 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Sering Dihargai Lebih Rendah ketimbang Ilmunya mojok.co
Pojokan

5 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Sering Dihargai Lebih Rendah ketimbang Ilmunya

15 September 2021
ilustrasi Merencanakan Selebrasi, padahal Ngajuin Judul Skripsi Saja Belum. Kebiasaan! mojok.co
Pojokan

Merencanakan Selebrasi, padahal Ngajuin Judul Skripsi Saja Belum. Kebiasaan!

12 September 2021
Apakah Mungkin Mengerjakan Skripsi dalam Waktu 2 Minggu Saja?
Esai

Apakah Mungkin Mengerjakan Skripsi dalam Waktu 2 Minggu Saja?

17 Juli 2017
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.