MOJOK.CO – Terpilihnya Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno menyisakan pertanyaan besar bagi pendukung Jokowi dan Prabowo: ‘Kenapa mereka?’.
Nama Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno secara resmi diusung untuk mendampingi masing-masing capres maju dalam gelaran Pilpres 2019 mendatang. Bagi sebagian orang, kabar ini menjadi kejutan besar karena keduanya tak diunggulkan.
Keputusan Jokowi memilih Ma’ruf Amin yang berlatar belakang ulama mungkin tak njiplek sama dengan keputusan Prabowo memilih Sandiaga Uno yang pengusaha. Namun kabarnya, kedua cawapres ini diyakini memiliki kemampuan mumpuni dalam bidang ekonomi secara khusus.
Sandiaga Uno secara terbuka mengamini hal tersebut. Pada suatu kesempatan, ia menyatakan bahwa Ma’ruf Amin adalah gurunya. “Kiai Ma’ruf Amin itu guru saya, kiai saya. Kalau ketemu, saya cium tangan. Pengetahuannya mendalam soal ekonomi syariah, kata Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang berhasil meningkatkan laba tahun 2014 lalu hingga 803 miliar rupiah ini.
Di luar kemampuan mereka dalam bidang ekonomi, apa yang menjadi pembeda antara Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno?
Ma’ruf Amin, dari Ahok Hingga Sukmawati
Selama satu tahun terakhir, Ma’ruf Amin sempat disoroti berkat beberapa pernyataannya.
Pertama, pada kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok, dirinya turun tangan memberi kesaksian. Bukan meringankan Ahok, secara tegas Ma’ruf Amin mengamini adanya penodaan agama.
Kedua, Ketua MUI sekaligus Rais Aam PBNU ini juga menyatakan dukungannya terhadap Palestina, bahkan menyerukan, “Boikot Amerika!” dalam Aksi Bela Palestina. Tak main-main, orasi ini disampaikan di hadapan puluhan ribu massa di bawah ormas MUI.
Ketiga, lain Amerika, lain Jokowi. Bagi Ma’ruf, Indonesia beruntung punya Jokowi. Pasalnya, ekonomi yang diinginkan umat Islam pun dilakukan di era Jokowi mulai dari bawah, yaitu dengan adanya Bank Wakaf Mikro (BMW), Koperasi Mitra Santri Nasional, dan Lembaga Ekonomi Umat (LEU) Mart.
Keempat, Ma’ruf Amin menjadi salah satu anggota pejabat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang konon digaji hingga 100 jutaan rupiah setiap bulan. Angka ini didapatkan dari Presiden (Perpres) Nomor 42/2018 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Pejabat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
Kelima, Ma’ruf Amin sempat menimbulkan kontroversi melalui imbauannya yang meminta publik dan umat Islam memaafkan Sukmawati.
Sebagaimana diberitakan, Sukmawati Soekarnoputri sempat menghebohkan umat Islam berkat aksinya membaca puisi berjudul Ibu Indonesia. Beberapa kelompok menuding puisi tersebut merupakan penghinaan agama, hingga ada pihak yang langsung melaporkannya ke kepolisian.
Sandiaga Uno, dari Meme Hingga Tol Cipali
Sandiaga “Bangau” Uno, tak diragukan lagi, adalah salah satu tokoh politik yang paling banyak disorot selama satu tahun terakhir.
Pertama, Sandiaga Uno sukses terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, mendampingi Anies Baswedan. Berturut-turut, sepak terjangnya langsung mencuri perhatian banyak orang.
Kedua, Sandi pernah menyebut, “Pejalan kaki bikin macet,” menanggapi kasus kemacetan Tanah Abang. Setelah ramai protes masyarakat, Sandi mengeluarkan klarifikasi. Menurutnya, pejalan kaki adalah salah satu biang kemacetan setelah adanya pembangunan dan angkot-angkot yang ngetem.
Ketiga, Sandi kerap kedapatan mengeluarkan pernyataan yang membingungkan saat diwawancara. Tak heran, meme dirinya banyak ditemui di internet. Hmm, apakah Pak Sandi ini sebenarnya hanya grogi saat diwawancara?
Keempat, Sandiaga Uno dan Menteri Susi Pudjiastuti memeriahkan Festival Danau Sunter dengan cara bertarung cepat-cepatan menggunakan dua metode berbeda: Sandiaga berenang, sementara Susi menaiki paddle.
Oleh panitia, keduanya dinyatakan sebagai pemenang karena melintasi garis finish bersama-sama. Namun secara legowo, Sandi mengakui kekalahannya dari Susi dan menegaskan bahwa dirinya akan membayar kekalahan ini dengan tanggap membersihkan danau beserta aliran sungai di Jakarta.
Kelima, saat ramai-ramai spanduk Tol Jokowi di era mudik lebaran lalu, nama Sandi kembali mencuat. Pasalnya, ‘Tol Jokowi’ alias Tol Cikampek-Palimanan ini didirikan melalui konsesi PT Lintas Marga Sedaya (LMS), yang mana Sandiaga Uno merupakan salah satu pemegang sahamnya. Wagelaseeeeh~
Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno: Apa Kata Publik?
Meski diyakini sebagai pilihan terbaik masing-masing calon, publik punya penilaiannya tersendiri mengenai Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno.
Ma’ruf Amin harus rela dikatai ‘terlalu tua’ mengingat dirinya memang telah sepuh. Tak jarang, ada pula pihak yang kerap membandingkannya dengan Mahfud MD. Minimnya pengalaman eksekutif Ma’ruf Amin juga menjadi keragu-raguan pendukung Jokowi.
Namun, kehadiran Ma’ruf Amin disebut mampu menjadi senjata peredam konflik horisontal. Sosoknya yang bijaksana diharapkan mampu meminimalkan konflik di Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan Sandiaga Uno?
Kemunculannya di sisi Prabowo disertai kabar tak sedap, yaitu terkait dengan adanya mahar 500 M, masing-masing untuk PAN dan PKS. Kabar inilah yang kemudian menimbulkan julukan Jenderal Kardus bagi Prabowo.
Yang paling menonjol pula dari Sandiaga adalah kiprahnya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Semasa menjabat, ia diketahui mencanangkan program kerja yang disebut dengan One Kecamatan One Center for Entrepreneurship atau akrab disebut dengan nama OK OCE. Tujuannya? Untuk mengentaskan kemisikinan di Jakarta.
Saking cintanya dengan OK OCE (meski banyak yang mengecam), Sandi menegaskan bahwa dirinya bakal menjadikan OK OCE sebagai program nasional jika kelak terpilih sebagai Wakil Presiden RI. Dirinya menggambarkan rencana untuk menyasar OK OCE pada kalangan muda dan kalangan emak-emak.
Meski elektabilitasnya dinilai rendah, Sandiaga dinilai mampu mewakili sosok pemimpin muda yang milenial. Yah, minimal, bersama Sandi, kita bisa diskusi hal-hal lain di luar politik dan ekonomi, seperti misalnya merek lipbalm yang sebaiknya dipakai agar bibir tidak kering dan pecah-pecah. Hehe. (A/K)