MOJOK.CO – Muncul stigma-stigma ngehek, tapi benar seputar cara manusia mengetik baik di media sosial maupun aplikasi chat. Cek lagi, jangan-jangan kamu masuk typing caper!
“Typingnya aja belepotan nggak bener, fix ini mah penipuan sih.” Saya pernah nggak sadar mengatakan kalimat tersebut kepada kawan saya yang hampir saja jadi korban penipuan online. Sejak saat itu saya jadi paham, menilai manusia dari cara mengetik sudah lumrah dipahami sekarang. Di kesempatan lain, saya juga terkadang malas membalas pesan seseorang tak dikenal yang kelihatannya mencurigakan. Lagi-lagi, penilaian saya ini berdasarkan dari cara mengetik.
Di media sosial, stigma typing ganteng sudah muncul duluan. Tak disangka muncul kelompok manusia lain berdasarkan cara mereka mengetik pesan atau status media sosial. Cek lagi, jangan-jangan cara mengetik yang kamu pakai masuk kelompok manusia yang tidak ingin kamu citrakan. Waspadalah.
Cara mengetik #1 Typing ganteng
Typing ganteng dimaknai dengan bagaimana kamu menuliskan pesan dengan bahasa yang benar secara kaidah bahasa, pemakaian tanda baca juga benar. Tidak peduli apa gendermu di dunia nyata intinya kalau mengetik dengan cara seperti ini, kamu masuk kelompok typing ganteng. Tentu saya bakal berikan contohnya.
“Halo, Ega. Apa kabar? Kayaknya kita perlu ketemu nih buat ngobrolin soal proyek yang kamu usulkan kemarin. Ngomong-ngomong kalau email dari klien sudah dibaca, kabarin aku ya.”
Sungguh elegan dan enak dibaca. Manusia ini juga paham betul dengan kaidah penulisan standar EBI. Mulai dari huruf kapital, tanda baca, sampai dia tahu betul mana “di” yang dipisah dan mana “di” yang digabung. Menarik bukan berkawan dengan manusia typing ganteng?
Cara mengetik #2 Typing cantik nan manja
Tipe kedua adalah typing cantik dan stigma ini juga saya temui di media sosial belakangan. Typing cantik nggak sama dengan typing ganteng. Biasanya si penutur suka melebihkan huruf belakang untuk mengesankan bahwa doi ramah sekaligus… ehem, manja.
Selain itu mereka juga nggak segan menyebutkan diri sendiri dengan nama, bukan dengan kata ganti seperti aku, gue, saya, kami, dst.. Bahkan, ada yang bilang bahwa typing cantik anti pakai capslock, soalnya kesan kalau pakai capslock dikira marah-marah.
Kalian kalo ngetik suka pake “Typing cantik” gak 🙂 Wdyt? pic.twitter.com/Fo2EDM2kl2
— AREA JULID (@AREAJULID) October 3, 2021
Cara mengetik seperti ini banyak ditemui di lingkar PDKT, dalam hubungan pacaran, dan bisa jadi indikasi bahwa si pengirim pesan mungkin bakal merajuk setelahnya. Menyenangkan sih, tapi cuma bagi yang berkenan.
“haloooooo, mz egaaa. kayaknya ajeng perlu ketemu mz ega nihhh. Kapannn yyyaaa enaknyaaa.”
Cara mengetik #3 Typing caper
Cara mengetik yang satu ini bisa diartikan positif jika suasana hati penerima memang sedang baik. Namun, bisa jadi bumerang bagi pengirimnya kalau kesan yang diberikan berlebihan. Ya, gimana, ya, typing caper ke orang yang nggak mau dicaperin juga bikin males kan. Ciri-ciri paling umum adalah dari penggunaan emoji berlebihan, kalimatnya tidak efektif, dan maksud yang disampaikan begitu minim walau pesannya panjang.
Maka dari itu saya nggak menyarankan kamu pakai typing caper ke rekan kerja, bos, relasi bisnis, dosen, guru, temennya bapakmu, apalagi ke Pak Luhut. Mending simpan saja stigma caper ini ke pacar atau gebetan.
“Kakkk Egaaa 😙😙😙 Fufufu. Ayoook ketemuuu 😝👀🐣🐣🌻. Ya ampun kapan yhaaa enaknyaaa *sticker WhatsApp pentol*”
Cara mengetik #4 Typing stres
Tenang kawan, jika kamu masuk dalam cara mengetik yang ini bukan berarti kamu nggak waras. Kebanyakan penutur typing stres justru kebanyakan bercanda dan pengin memberi kesan sok imut, iya sengaja mengesankan sok imut, bukan imut.
Ciri-ciri utamanya adalah penggunaan huruf konsonan yang berlebihan dan tak tepat. Berbeda dengan typing cantik yang hanya memanjangkan huruf di belakang kata, typing stres cenderung bikin orang pusing karena kalau pesannya dibaca, yang baca jadi kayak orang ngelindur. Kata “maaf” kadang disingkat jadi “mff” atau “mmf” biar kesannya kalau dibunyikan jadi “memefff”.
“Mff, mz egggha. Kyaknya kkkitta pwerlu kkktmu deh yyya. Mnimbank wqtu duls enaqnyah.”
Contoh nyata netizen yang suka pakai typing stres adalah Willy The Kid. Duh, kasihan, mana dia masih muda.
Cara mengetik #5 Typing burik
Hanya orang-orang terpilih yang mau pakai cara mengetik seribet ini. Udah diketiknya susah, dibacanya bikin mata perih, secara visual juga menjengkelkan. Typing macam ini punya ciri utama yaitu penggunaan huruf besar kecil nggak ada aturan, kadang melibatkan angka sebagai pengganti huruf.
Konon, manusia yang masih menggunakannya adalah manusia yang masih terjebak pada kenangan hape Nokia 3310 yang sekarang lebih sering dipakai buat ngulek sambel. Jika kamu menemui kawan yang punya kebiasaan typing burik, tak ada saran lain selain sabar.
“h4Lo m@s E666a. KyQnya qT p3rLu Q-TeMu k4n yhA. KapAn tUCh eNaQ-X?”
Cara mengetik #6 Typing dosen atau bos kepada mahasiswa dan karyawannya
Cara mengetik satu ini sebenarnya biasa aja, yang beda adalah penggunaan emoji jempol dengan konsisten. Apa pun pesannya, apa pun laporannya, jawabannya selalu dengan emoji jempol.
“Pak Ega, mengingatkan, besok kita ketemu untuk rapat divisi pukul 16.00.”
Jawaban Bos Ega: “Sip 👍”
Cara mengetik #7 Typing mager tapi ingin terlihat imut tapi tanpa usaha tapi males ah bodo amat
Entah symbiote mana yang menjangkit otak manusia-manusia dengan typing mager ini. Mereka jarang menggunakan huruf vokal dan banyak menyingkat kata. Padahal, ini bukan lagi era Esia Hidayah yang tarifnya dihitung per karakter.
Ya Alloh, semoga yang begini cepetan dapat hidayah beneran.
“Hlo, mz ega, p kbr? Kt ktmu yk sklyn ngbrln pryk klyn. Iss tng, knsmsi Q yg byrrr!”
Udah, itu aja dulu. Kabarin ya kalau ada spesies typing lain yang lebih nggak masuk akal. Siapa tahu orangnya bisa ditangkarkan. Mkzi.
BACA JUGA Ciri-ciri Orang Ganteng Terbaru Menurut Gen Z Akhirnya Terkuak dan artikel lainnya di POJOKAN.