Seiring berjalannya waktu, Jogja selalu punya banyak nama julukan baru. Dinamika Jogja memang begitu. Ia dikenal sebagai kota pelajar, efeknya, julukan lain kemudian ikut melekat, dari mulai kota sejuta kos-kosan, sampai kota sejuta kios fotokopian. Banyaknya pelajar dan mahasiswa membuat iklim usaha juga tumbuh, hal tersebut kemudian membuat Jogja penuh dengan reklame yang lagi-lagi ikut memunculkan julukan baru: kota sejuta reklame.
Nah, menilik tren yang demikian, maka tak mengherankan jika kelak akan muncul julukan-julukan baru yang melekat pada Jogja. Salah satu julukan yang boleh jadi bakal segera eksis tentu saja adalah “Kota Sejuta Cafe”. Lha gimana, jumlah cafe atau warung kopi di Jogja ini semakin hari memang semakin kolosal saja. Setiap dua ratus meter sekali rasa-rasanya pasti ada warung kopi. Sudah kayak spanduk rumah makan Pringsewu.
Banyak pengusaha muda di Jogja yang mengadu peruntungan dengan membikin cafe-cafe baru. Banyak yang sukses, pun tak sedikit yang kemudian bobrok dan bangkrut.
Di Jogja, ada ratusan cafe yang tumbang karena sepi pengunjung, namun mereka segera digantikan oleh cafe-cafe baru yang lahir.
Banyaknya jumlah cafe membuat persaingan begitu keras dan bergerigi. Sekadar punya kopi enak saja acapkali tidak cukup. Harus ada terobosan, keunikan, atau hal menarik lainnya yang mampu membuat para pelanggan tetap mau menjadi konsumen dan mau nongkrong di tempat mereka.
Dari sekian banyak cafe di Jogja, banyak di antara mereka yang kemudian menghadirkan keunikan dan sensasi baru dalam dunia percafean dan pertongkrongan. Hal tersebut tentu saja semata demi tetap bertahan dalam iklim persaingan per-cafe-an duniawi di Tanah Jogja ini.
Epic Coffee
Cafe ini boleh dibilang merupakan salah satu cafe dengan harga yang cukup bikin dompet menjerit. Maklum saja, cafe premium.
cafe yang juga merangkap sebagai galeri furniture dengan nama Epilog Furniture ini memang menyajikan menu-menu kopi dan kudapan terbaik dengan harga yang “terbaik” pula.
Di cafe yang berlokasi di bilangan Jalan Palagan ini, pengunjung bisa menikmati area outdoor yang sangat instagramable. Sebuah taman dengan rumput yang hijau ranum dengan hiasan lampu vintage ala-ala. Pokoknya pemandangan yang cukup mampu bikin otak lupa dengan harga menu makanan dan minumannya.
Nah, namanya juga cafe premium, maka sensasinya tentu saja premium juga. Sembari ngopi, pengunjung bisa berkeliling melihat koleksi furniture yang dijual di Epilog Furniture. Perlu diingat, bukan hanya cafenya yang premium, namun furniturenya juga premium. Beberapa koleksi Epilog mampu membuat jiwa misqueen menjerit-jerit.
Karena memang furniture premium, tak heran jika koleksinya bagus-bagus. Aneka meja, kursi, dan almari berbahan kayu dengan desain vintage, juga pernak-pernak hiasan rumah, termasuk kotak telepon ala-ala Inggris itu bisa ditemukan di Epilog.
Berangkat ngopi, pulang bawa almari.
Cafe Brick
Kalau Anda ingin merasakan sensasi Eropa tapi duit Anda ternyata tidak mendukung keinginan Anda, maka Cafe Brick ini tampaknya bisa menjadi solusi yang paling memungkinkan.
Cafe yang berlokasi di bilangan Jalan Damai di Jalan Kaliurang KM 10 ini memang menawarkan gaya Eropa klasik sebagai tema utamanya. Cafe ini punya desain interior dan eksterior yang sangat eropa banget, utamanya Inggris.
Berdiri tahun 2017, Cafe Brick langsung menyita perhatian publik Jogja. Sensasi British sangat terasa di Cafe ini. Dari kursinya, tata ruangnya, sampai atribut-atribut vintage seperti kotak telepon sampai tiang lampu yang semuanya dibikin ala Inggris.
Untuk penggemar serial Harry Potter, Cafe ini juga tampaknya bisa menjadi semacam klangenan, sebab di bagian belakang cafe ini, ada spot foto ala-ala Harry Potter berbentuk replika Peron 9 3/4.
Kopi Klothok
Inilah Cafe (ehmmm, mungkin lebih pas kalau disebut sebagai tempat makan sih ya) yang sangat-sangat terkenal belakangan ini. Kopi Klothok menjadi tempat jujugan baru bagi banyak orang-orang terkenal yang sedang berwisata ke Jogja. Banyak pejabat penting yang menyempatkan diri untuk mampir ke Kopi Klothok ini. Bahkan, Menkopolhukam Mahfud MD sangat sering mampir ke tempat ini.
Kopi Klothok sejatinya hanyalah tempat makan biasa dengan menu ala-ala tempo dulu. Namun yang bikin luar biasa adalah pemandangan yang disajikannya. Di Kopi Klothok, pengunjung bisa menikmati sensasi makan sambil menikmati indahnya hamparan sawah yang menghijau.
Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati sensasi makan langsung di dalam pawon (dapur) tradisional lengkap dengan udara panas dan asap pembakarannya yang mengepul tiada henti.
Kopi Klothok memang menawarkan sensasi mengenang masa lalu. Menu makanan di Kopi klothok pun adalah menu-menu makanan khas jaman dulu. Ada sayur lodeh, sop sayur, baceman, oblok-oblok, lengkap dengan tempe uyah bawangnya.
Yang jadi andalan di tempat ini, selain kopi klothoknya, adalah pisang gorengnya yang memang sangat maknyus.
Saking maknyusnya, sampai-sampai kita harus menuliskan nama kita sebagai antrian karena memang banyak yang menunggu pisang goreng ini langsung dari penggorengan.
Asmara Art and Coffee Shop
Nama resminya memang Asmara Art and Cofee Shop, namun orang-orang lebih suka menyebutnya dengan nama singkatnya: Ascos.
Cafe yang berada di Jogja Selatan ini memang menjadi salah satu primadona bagi banyak orang.
Ascos mungkin lebih pas jika disebut sebagai bar alih-alih cafe, sebab memang menu utamanya adalah bir, bukan kopi.
Daya tarik Ascos tak lain dan tak bukan memang hiburan live music-nya yang dihelat hampir setiap malam. Bukan live music biasa, melainkan live music yang diisi oleh band-band dengan genre tertentu.
Ada Lonely Heart Club Band yang fokus membawakan lagu-lagu The Beatles, ada Semendelic yang menggarap lagu-lagu blues, ada Aan and The Old Fellas yang membawakan lagu-lagu The Rolling Stones, juga ada Starlight dan Dr Feelgood yang membawakan lagu-lagu slow rock.
Masing-masing band punya jadwalnya sendiri-sendiri.
Cafe ini kerap menjadi jujugan banyak musisi yang sedang ingin ngebir santai saat berkunjung ke Jogja. Tak heran jika sesekali, ada musisi terkenal yang kemudian ikut ngejam di sini.
Omman Coffee Tugu
Cafe yang berlokasi dekat Tugu Pal Putih ini boleh dibilang tak jauh berbeda dengan cafe-cafe kebanyakan. Yang bikin cafe ini sangat spesial tentu saja adalah lokasinya. Cafe ini berada di Jalan Diponegoro, yang mana bersisian persis dengan Tugu Pal Putih, monumen kebanggaan warga Jogja itu.
Lokasinya yang strategis inilah yang menjadi salah satu daya tarik Omman Coffee Tugu.
Bayangkan, pengunjung bisa ngopi-ngopi cantik sambil menikmati suasana Tugu Jogja, lengkap dengan pemandangan anak-anak muda yang sibuk berfoto, entah sama pacar, sama kawan, atau sama orang berkostum Pocong dan Kuntilanak yang memang sering mangkal di sana.
Boleh dibilang, Omman Coffee Tugu adalah salah satu spot terbaik untuk menikmati suasana kota Jogja malam hari sambil ngopi. Sesekali waktu, pengunjung juga bisa menikmati lantunan lagu-lagu dari pengamen yang kadang mangkal di sana.
Nah, kabar baiknya, dengan lokasinya yang ciamik ini, harga kudapan dan minuman di Omman Coffee Tugu ini ternyata tetap murah meriah. Beberapa menu kopi dipatok dengan harga kurang dari 15 ribu.