Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

5 Alasan Kenapa Debat Capres-Cawapres Sebaiknya Dihapuskan

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
14 Januari 2019
A A
Debat capres Jokowi Prabowo MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Debat capres-cawapres akan segera berlangsung dalam beberapa hari lagi. Ia menjadi momen yang ditunggu oleh banyak orang. Debat capres menjadi ajang bagi para pendukung untuk mendukung argumen capres-cawapres idola dan mengolok-olok capres-cawapres lawannya.

Di edisi debat perdana pada Kamis,17 Januari 2019 mendatang, tema yang akan dibahas adalah tentang hukum, HAM, anti-korupsi, dan terorisme.

Sejak Pilpres 2014 lalu, debat capres selalu menjadi agenda penting dan ramai dalam Pilpres.

Kendati demikian, Saya bersama Mojok Institute berpendapat, bahwa debat capres-cawapres seharusnya tidak perlu dilaksanakan dan bahkan kalau perlu dihapuskan. Setidaknya, ada beberapa alasan yang mendasari kami berpendapat seperti itu.

Debat adalah perselisihan

Yang namanya debat itu esensinya ya sudah pasti berselisih. Saling melawan. Saling membantah. Kalau tidak berselisih, namanya bukan debat, tapi rembug tuwo.

Nah, ini tentu saja tidak sesuai dengan semangat persatuan dan kesatuan. Lha wong tanpa debat saja kita sudah mudah dibikin berselisih, apalagi kalau ada debat. Difasilitasi pula.

Pertanyaan sudah disiapkan

Ini yang wagu. Debat itu soal bagaimana kedua peserta bisa saling beradu argumen dengan cepat. Namun kalau kemudian pertanyaan tentang debat ternyata sudah dibikin, dan argumennya juga sudah disiapkan, lalu di mana menariknya.

Sungguh ini adalah debat capres rasa lomba baca puisi, sebab naskahnya sudah disiapkan. Apakah ini tanda-tanda kemajuan di bidang sastra yang sangat layak diapresiasi?

Pesertanya sama-sama musuh HAM

Debat pertama, membahas tentang hukum dan HAM. Bagi banyak pihak, hal tersebut sangat wagu, sebab pesertanya Prabowo dan Jokowi. Yang satu dianggap sebagai pelanggar HAM, sedangkan satunya lagi dianggap sebagai orang yang tidak punya komitmen serius untuk menuntaskan kasus HAM.

Lantas, apa yang bisa diharapkan dari debat tentang HAM ketika pesertanya sama-sama musuh HAM?

Jangan dikit-dikit debat

Iklan

Dalam berbagai persoalan, masyarakat Indonesia sudah dipenuhi dengan debat. Bahkan urusan tawar-menawar harga di pasar pun pasti dipenuhi dengan debat. mangkanya, jangan sampai masyarakat masih disuguhi dengan debat-debat yang lain.

Mbok ya sekali-kali musyawarah mufakat, gitu lho…

Patuhi ajaran agama

“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2019 oleh

Tags: debat capresjokowiprabowo
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.