MOJOK.CO – Sebagai sesama anak muda, nggak tega rasanya melihat Faldo Maldini dirujak oleh netizen sebegitu rupa.
Komentar aktivis yang kini menjadi Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini terhadap pesan-pesan terkait pandemi yang dituangkan oleh warga dalam bentuk mural menuai komentar yang pedas dari netizen.
“Kalau lapar beli makan, bukan beli cat,” begitu salah satu komentar Faldo menanggapi salah satu mural bertuliskan “Tuhan, Aku Lapar” di Tangerang yang kini sudah dihapus.
Komentar yang porsi kepedasannya lebih besar hadir saat Faldo menuliskan komentar tentang mural di akun Twitter miliknya.
“Jadi, mural itu, ga salah. Kalau ada ijinnya. Kalau tidak, berarti melawan hukum, berarti sewenang-wenang.” Begitu tulis Faldo.
Momen komentar tersebut kemudian menjadi semakin menarik untuk diperbincangkan seiring dengan banyaknya peristiwa penghapusan mural-mural yang dianggap “menyerang” pemerintah.
Faldo pun langsung kebanjiran hujatan karena dirinya dianggap tidak mengusung semangat menyuarakan kritik, hal yang dulu sangat ia perjuangkan saat masih menjadi aktivis mahasiswa.
Ejekan terhadap dirinya yang kini dianggap lunak terhadap pemerintah serta manuvernya sebagai politisi yang dikenal oportunis (sempat berencana gabung PKS, lalu bergabung dengan PAN, hingga akhirnya berpindah ke PSI) pun semakin banyak dibicarakan.
Itu masih belum termasuk dengan olok-olokan terhadapnya yang dianggap sebagai politisi gagal karena memang gagal terpilih menjadi anggota legislatif dalam Pileg 2019 serta gagal melaju lebih jauh dalam Pilgub Sumatera Barat 2020.
Sebagai sesama anak muda, saya sebenarnya trenyuh juga dengan Mas Faldo yang digeruduk banyak sekali netizen. Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, eh netizen. Tak tega rasanya melihat ia dirujak begitu rupa oleh netizen-netizen yang karetnya tiga karena saking pedasnya itu.
Atas dasar ketidaktegaan saya itulah, saya mencoba memberikan masukan kepada Mas Faldo Maldini, agar suatu saat, berkenan untuk banting setir dari dunia politik dan menekuni pekerjaan-pekerjaan lain yang lebih aman dari amukan netizen.
Nah, berikut ini adalah beberapa profesi menarik yang semoga bisa dipertimbangkan oleh Mas Faldo Maldini.
Bisnis percetakan dan baliho
Ini tentu saja bisnis yang bagus, utamanya bagi Mas Faldo yang memang amat sangat punya passion di bidang politik. Yah, setidaknya bisnis ini bisa sedikit mengobati rasa kangen Mas Faldo pada dunia politik kalau sudah banting setir nanti.
Sebagai anak muda yang pernah kalah dalam dua kali pemilu, Mas Faldo tentu punya pengalaman yang bagus dalam urusan cetak-mencetak atribut kampanye, dari mulai stiker, kaos, sampai baliho. Ini tentu saja modal yang sangat bagus.
Yang paling penting, bisnis ini selaras dengan jiwa Mas Faldo, sebab bisnis ini tidak mensyaratkan kesetiaan dan loyalitas pada partai tertentu. Di mana uang berputar, di situ baliho tercetak.
Bisnis penyewaan lapangan futsal
Namanya saja Maldini, maka sudah seharusnya penyandangnya juga harus punya usaha setidaknya yang ada hubungannya dengan sepak bola. Nah, khusus untuk Mas Faldo Maldini, bisnis penyewaan lapangan futsal adalah bisnis yang sangat potensial.
“Maldini Sejahtera Futsal” tentu adalah brand tempat penyewaan lapangan futsal yang keren dan bagus. Nama Maldini yang identik dengan Paolo Maldini si bek legendaris itu tidak hanya disukai dan dihormati oleh fans AC Milan, namun juga oleh fans klub lain. Hal yang menjadikan pasar bisnis ini tidak sebatas pasa fans AC Milan saja.
Selain itu, bisnis futsal ini sekali lagi juga selaras dengan sikap Mas Faldo. Dalam futsal, seseorang yang sekarang jadi kawan kita satu tim, maka sepuluh menit kemudian, bisa saja langsung jadi lawan kita.
Begitulah, kehidupan di lapangan futsal tak ubahnya seperti kehidupan politik, sekarang lawan, besok kawan. Bertarung sekeras apa pun di lapangan, saling jegal sebrutal apa pun di lapangan, kalau sudah keluar dari jaring, niscaya bakal langsung nongkrong lagi, minum-minum lagi, gojekan lagi.
Jasa pindahan kos
Pindah kos itu gampang, yang susah itu membersihkan kenangannya. Begitu kaya Sujiwo Tejo. Hal tersebut sedikit banyak memang diamini oleh banyak orang. Banyak sekali mahasiswa yang enggan pindah kos walau tarif sewanya semakin mahal. Mereka enggan pindah hanya karena terbentur faktor kenangan ini.
Ada banyak kenangan di kamar kos yang tidak bisa dihapus begitu saja, sehingga tarif mahal atau ketidaknyamanan akibat sikap tetangga kos pun tak menjadi masalah yang berarti.
Nah, sebagai seseorang yang bisa dengan mudah pindah dari satu partai ke partai yang lain, Mas Faldo tentu bisa memberikan jasa pindahan kos lengkap dengan nasihat dan tips tentang bagaimana melupakan kenangan di tempat yang lama untuk menyongsong kehidupan baru di tempat yang baru.
Jasa pindahan kos “Yang Lalu Biarlah Berlalu” saya pikir bisa menjadi nama yang menarik.
Buka warung nasi uduk
Kalau yang ini saya nggak tahu alasan filosofisnya sih. Saya cuma ngerasa Mas Faldo cocok aja, soalnya di daerah perbatasan Magelang-Jogja itu, sudah ada warung “Pecel Lele Nesta”, jadi pas kali ya kalau ada saingan bernama warung “Nasi Uduk Maldini”. Biar nanti sekalian muncul warung-warung baru di sepanjang jalan Magelang seperti “Nasi Padang Costacurta”, atau “Ayam Penyet Gattuso”, atau “Mie Ayam Ambrosini”.
BACA JUGA Membela Foto Kampanye Faldo Maldini dari Sindiran Musisi Tak Dikenal Addie MS dan tulisan AGUS MULYADI lainnya.