MOJOK.CO – Perubahan logo Gojek di aplikasi tidak diumumkan secara luas. Apa yang sedang disembunyikan oleh perusahaan ojek online sejuta umat itu?
Tanpa ingar-bingar, tanpa perlu bikin acara dengan mengumpulkan “jutaan” orang, Gojek membuat perubahan pada logo aplikasinya. Saya rasa tidak banyak orang, apalagi pelanggan ojek online ini yang memerhatikan. Bahkan, beberapa redaktur Mojok yang konon setia mengukuti isu terkini tak awas dengan perubahan ojol sejuta umat ini.
Perubahan logo Gojek ini terjadi setelah Prabowo mengungkapkan keprihatinannya, bahwa banyak lulusan SMA yang hanya menjadi tukang ojek online. Saya sih tidak tahu, apakah hal ini berhubungan. Namun, saya percaya dengan hubungan kausalitas, sebab-akibat, ada kentut ada bau, ada asap ada api, ada cebong ada kampret.
Ahh maaf, yang terakhir bukan hubungan kausalitas, melainkan hubungan yang tidak direstui mertua. Marahan melulu isinya.
Nah, kembali ke logo baru Gojek. Nadiem Makarim, CEO ojek online yang identik dengan warna hijau dan hitam ini sendiri tidak mengumumkan secara resmi perubahan logo perusahaan mereka. Sungguh misterius. Perubahan logo sebuah perusahaan, biasanya berkaitan dengan usaha rebranding atau sebagai salah satu usaha memperkuat pemasaran.
Seperti misalnya yang dilakukan Juventus, salah satu klub sepak bola dari Italia, yang mengubah logo kuda jingkrak, menjadi logo huruf “J” saja. Perubahan ini disesuaikan dengan visi klub dan diumumkan secara luas.
Rasa penasaran Mojok Institute terpelatuk. Setelah melakukan penelusuran dan investigasi secara tidak intensif, kami menemukan 3 rahasia di balik logo baru Gojek. Sebuah kebenaran yang memang sudah seharusnya disimpan rapat-rapat oleh Gojek.
Kami mempertaruhkan nyawa untuk menyampaikan kebenaran ini. Kalau nanti tiba-tiba ada karung dengan bercak merah, beratnya kurang lebih 100 kilogram lebih dikit tergeletak di pinggir Jalan Kaliurang, tolong dirawat baik-baik ya.
1. Misteri hilangnya ilustrasi pengendara motor di logo baru Gojek.
Logo lama Gojek memuat ilustrasi seorang pengendara motor. Ilustrasi ini menggambarkan bidang kerja perusahaan ini, yaitu menyediakan jasa ojek bagi masyarakat, baik ojek motor maupun mobil yang disebut Go-car. Terdapat simbol sinyal di atas ilustrasi pengendara motor sebagai penegasan bahwa perusahaan ini berbasis online.
Namun, secara tiba-tiba di logo baru mereka, ilustrasi pengendara motor hilang. Logo baru Gojek hanya berupa logotype dengan tulisan “GOJEK” berwarna hijau dengan latar belakang hitam. Coba upgrade aplikasi di hape kalian untuk melihat perubahan ini.
Lantas ke mana si pengendara motor ini? Jawabannya adalah: si pengendara untuk sementara ini tidak punya motor lagi. Lho kok bisa?
Coba kalian zoom in ke logo lama mereka. Perhatikan betul-betul sosok si pengendara beserta motornya. Ada sebuah kejanggalan yang menjadi indikasi menghilangnya sang pengendara motor.
Jika kamu perhatikan betul, motor si pengendara tidak memakai spion. Bukan hanya itu, tidak tampak juga plat nomor di bagian belakang atau depan. Ini jelas pelanggaran hukum berkendara yang fatal. Apalagi, Gojek selalu menekankan kepatuhan pengendara terhadap hukum yang berlaku.
Polisi yang baik dan anti suap tentu tidak tinggal diam. Motor si pengendara diangkut dan ditahan si polsek. Sementara itu, sidang di pengadilan untuk menbayar denda belum ditentukan. Oleh sebab itu, tidak lucu jika hanya ada ilustrasi si pengendara saja di dalam logo tanpa motornya. Memangnya ini ojek gendong.
Gojek bekerja cepat untuk menyembunyikan kebenaran ini. Tentu sungguh memalukan apabila ketahuan si pengendara tidak melengkapi motornya dengan spion dan plat nomor. Bisa malu tujuh turunan.
2. Si pengendara motor sedang dalam perjalanan pulang gara-gara benda ini.
Bagi pembaca yang hampir setiap hari menggunakan layanan ojek online pasti tahu salah satu benda yang wajib dibawa oleh driver. Apa itu? Betul, iman dan ketakwaan kepada Tuhan. Hadeeh, tentu saja bukan. Setiap driver harus membawa helm khusus bergambar logo Gojek.
Mengamati logo lama, kita pasti langsung paham bahwa si pengendara lupa membawa helm wajib tersebut. Oleh sebab itu, menyadari kesalahan yang sudah ia lakukan, tidak ingin kena hukuman “bintang 3” dari pelanggan, si pengendara bergegas pulang untuk mengambil helm wajib tersebut.
Sungguh celaka, ketika perjalanan pulang, si pengendara dicegat polisi dan motornya diambil. Aib! Gojek enggan kebenaran itu terbongkar, lalu buru-buru mengganti logonya. Begitulah asal ceritanya.
3. Gojek mengampanyekan kesetaraan gender.
Nah, rahasia yang ketiga justru rahasia yang perlu kalian semua ketahui. Jadi, si pengendara motor yang tiba-tiba menghilang adalah sebuah bentuk kampanye kesetaraan gender dari ojek online sejuta umat ini.
Jika memerhatikan si pengendara motor, asosiasi kita pasti pasti kepada driver laki-laki. Padahal, saat ini, sudah sangat banyak driver perempuan. Bahkan di salah satu iklan Gojek ketika buka cabang di Vietnam, menampilkan salah satu driver perempuan mereka.
Sesuai dengan kampanye kesetaraan gender, maka pihak Gojek menghilangkan logo si pengendara motor yang lekat dengan gambaran laki-laki.
Nah, itulah dia 3 rahasia di balik logo baru Gojek. Jika ada kesamaan nama, tokoh, atau peristiwa, semuanya itu hanyalah ketidaksengajaan belaka. “Sesuai aplikasi ya, lur?”