Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Podium

Saya Menemui Anak Muda yang Mengidolakan para Diktator, Ini Kata Mereka!

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
10 Agustus 2023
A A
diktator mojok.co

Ilustrasi diktator (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ada fenomena anak muda mengagumi diktator. Mereka percaya bahwa semua problem kenegaraan hanya bisa diatasi oleh pemimpin-pemimpin yang berwatak keras.

Pandangan saya terhadap Raden (24) masih biasa-biasa saja sejak kami mulai mengenal pada 2018 lalu. Saya masih nyaman berdiskusi, adu argumen dengannya—yang biasanya kami sama-sama ngotot. Saya, kala itu, bahkan juga tak mempermasalahkan bahwa salah satu buku favoritnya adalah Katastrofi Mendunia karya Taufik Ismail. Ya, buku “yang itu”.

Namun, pandangan saya terhadap Raden mulai terasa berbeda saat di story Whatsapp-nya, ia mulai sering ngepost gambar-gambar Suharto. Lengkap dengan kutipan-kutipannya:

“Banyak berkarya, tanpa menuntut balas jasa, untuk menyelamatkan kesejahteraan manusia.”

“Prajurit yang mencintai rakyat jelata, akan disayangi rakyat dalam negara itu, dan membuat kokohnya negara dan menjadi perisai negara.”

Sekiranya, dua kutipan itu yang masih saya ingat.

Saya spontan mengernyitkan dahi. “Sarkas ‘kah dia?”, tanya saya dalam hati.

Perasaan tak biasa ini makin menjadi-jadi tatkala dia makin sering membagikan potongan video ceramah ustaz-ustaz yang menyanjung nama Presiden RI ke-2 itu. Akhirnya, semua jadi terang benderang. Yap, Raden Nggak lagi nge-jinx, kok! Dia ternyata memang fanboy Suharto.

Bahkan, belakangan sebelum saya kehilangan nomor WA-nya pada akhir 2020, Raden beberapa kali juga membagikan dan mengutip quotes dari Adolf Hitler. Hmmm…

Fanboy Pak Harto

Tak terasa, dua jam sudah obrolan ini berlangsung. Malam itu, harus saya akui, mata saya sudah lelah. Rahang saya, rasanya juga terlampau ngilu buat menanggapi fafifu wasweswos-nya—yang kebanyakan memuja-muji Suharto.

Namun, apa boleh buat, telinga ini seperti dipaksa untuk mendengar requiem-nya. Saat kopi di gelas tinggal tersisa ampasnya, puntung-puntung kretek menumpuk entah ke berapa, dan cak-cak penjaga coffe shop sudah bersiap menutup kedainya; Raden masih bersemangat membicarakan figur yang “konon” jadi Bapak Pembangunan itu.

Itu memang pertemuan pertama kami sejak terakhir pada 2019 lalu. Akan tetapi, tak ada yang berubah dari mahasiswa UII tersebut: kecintaannya atas “Si Bapak Pembangunan” itu tidak pernah hilang.

“Kalau mau diperingkatin, Hitler, Putin, Suharto, itu ada di satu kategori pemimpin-pemimpin yang menurutku paling ideal,” kata Raden kepada saya, Selasa (25/7/2023) lalu.

Dari nama-nama tokoh yang ia sebut saja, pembaca mungkin sudah bisa menebak, watak pemimpin seperti apa yang diidolakan Raden.

Iklan

Tapi, berulangkali pria asli Sleman ini menegaskan, terlepas dari latar belakang orangtuanya yang merupakan ASN di masa Orde Baru, kekagumannya atas Suharto murni atas dasar pencapaian sang tokoh. Baginya, hanya di masa Suharto stabilitas keamanan terjamin dan perekomonian di Indonesia stabil.

Bahkan, penembak misterius alias petrus ia sebut sebagai sebuah keberhasilan. Swasembada beras—yang semu itu—pun, ia klaim sebagai kesuksesan yang tak bisa diulangi presiden lain setelahnya.

“Kalau mau jujur-jujuran, siapa lagi presiden lain yang berani menumpas pengkhianat negara selain beliau? Hanya Pak Harto, yang berani mengganyang habis, membabat habis para pengkhianat PKI pada masanya,” tegasnya, yang berbangga dengan tindakan yang sebenarnya dilabeli sebagai salah satu genosida tersebut.

“Kalau ada calon presiden lain yang mirip-mirip beliau, itu yang akan kupilih nanti.”

Kenapa mengagumi diktator?

Awalnya, saya sempat bertanya-tanya, mengapa masih ada orang yang mengagumi sosok diktator, seperti Suharto yang sebegitunya dielu-elukan Raden. Padahal, jika kita menengok rekam jejak mereka sebagai pemimpin, itu sangat berdarah-darah.

Namun, kalau kita menengok ke dunia luar, fenomena ini sebenarnya bukanlah hal baru. Penelitian di Proceeding of The National Academy (PNAS) pada 2017 lalu berjudul “When the appeal of a dominant leader is greater than a prestige leader” menunjukkan, bahwa dalam sedekade terakhir memang terjadi kecenderungan orang-orang memilih pemimpin otoriter ketimbang pemimpin demokratis.

Salah satu faktor kenapa orang-orang memilih sosok diktator, adalah jaminan stabilitas ekonomi. Menurut penelitian ini, para responden percaya bahwa ketidakpastian ekonomi di masa depan, hanya bisa diatasi oleh pemimpin-pemimpin yang berwatak keras, mendikte, atau bersikap otoriter.

Raden pun, nyatanya memang bukan satu-satunya anak muda yang mengidolakan sosok diktator Orde Baru itu. Saya menemui dua orang lain yang mengaku sebagai fanboy Suharto. Mereka adalah Pras (20) dan Nanda (23), yang keduanya saya temui di Grup Facebook “Soeharto Idolaku”.

Member grup ini memang tak terlalu signifikan jumlahnya, kurang dari 10 ribuan. Namun, saya tak akan sulit untuk menemui orang-orang yang sebegitu militannya nge-fans Suharto, sebagaimana Pras dan Nanda.

Sama halnya dengan Raden, saat saya tanya siapa pemimpin lain yang “punya kharisma” seperti Suharto, keduanya kompak menjawab Hitler, Putin, hingga Prabowo (dalam konteks Pemilu nanti).

Halaman selanjutnya…

Nggak masalah walaupun diktator

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2023 oleh

Tags: diktatorPemilu 2024SoehartoVladimir Putin
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Nasib buruh usai Marsinah jadi pahlawan nasional. MOJOK.CO
Ragam

Suara Hati Buruh: Semoga Gelar Pahlawan kepada Marsinah Bukan Simbol Semata, tapi Kemenangan bagi Kami agar Bebas Bersuara Tanpa Disiksa

12 November 2025
Kami Berdoa Setiap Hari agar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional MOJOK.CO
Ragam

Kami Berdoa Setiap Hari agar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional. Sejarawan: Pragmatis dan Keliru

11 November 2025
Suara Marsinah dari Dalam Kubur: 'Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku'.MOJOK.CO
Ragam

Suara Marsinah dari Dalam Kubur: ‘Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku’

10 November 2025
Alasan Soeharto tak layak dapat gelar pahlawan, referensi dari buku Mereka Hilang Tak Kembali. MOJOK.CO
Aktual

Buku “Mereka Hilang Tak Kembali”, Menyegarkan Ingatan bahwa Soeharto Tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan, tapi Harus Diadili Mantan Menantunya

1 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.