MOJOK.CO – Mengkretek jari tangan sungguh terasa enak dan melegakan. Sayangnya, yang enak-enak kayak gini, ternyata nggak boleh dilakuin keseringan.
Ketika badan kita sedang merasa lelah, kaku-kaku maupun pegal. Apalagi setelah aktivitas yang banyak diamnya kurang geraknya. Banyak dari kita yang memilih untuk membunyikan persedian tubuh kita. Baik menggerakkan kepala ke kiri dan kanan, memutar tulang belakang maupun pinggang, ataupun—yang paling banyak dilakukan—menggerakkan pergelangan tangan beserta jari jemarinya, hingga berbunyi “kretek-kretek”.
Aktivitas yang tampak sederhana ini, ternyata mampu memberikan relaksasi bagi tubuh kita. Sejenak berhasil menghilangkan rasa pegal dan badan terasa lebih segar dan rileks. Pun terasa melegakan bahkan memuaskan dan melegakan, seperti melihat senyum manisnya di akhir hari. Seolah-olah, beban berat yang tadi menjadi lenyap sudah. Seolah otot yang tadi terasa kaku seperti sikap bos yang ngebosi, menjadi “lebih lemas”.
Sayangnya, meskipun ini adalah aktivitas yang cukup menyenangkan bagi sebagian orang. Ternyata menurut ilmu kesehatan, hal ini tidak begitu dianjurkan—apalagi kalau keseringan—karena bisa memunculkan cedera. Kebiasaan ini, ternyata bisa memicu terjadinya pembengkakan.
Begini, otot kita ini dilindungi oleh membran yang disebut dengan sinovial. Bentuknya seperti sebuah kapsul dan ada di sekitar ujung tulang-tulang kita. Si sinovial ini mengandung cairan yang fungsinya untuk lubrikasi alias buat mencegah terjadinya benturan. Ya mudahnya, dia ini untuk melumasi sendi-sendi kita. Semacam minyak yang dapat berfungsi untuk melumasi bagian logam dalam mesin kendaraan kita. Ketika ujung-ujung tulang tersebut dilumasi, hal ini akan mencegah pergesekan antar tulang kita.
Jadi, ketika kita mengkretek jari tangan, ini bakal menarik tulang di sendi kita saling berjauhan. Hal ini lantas menimbulkan celah di antara sendi dan mengurangi tekanan di dalamnya. Lantaran berkurangnya tekanan tersebut, dapat menarik gas-gas di luar untuk terlarut dalam cairan sinovial. Gas-gas yang kurang larut tersebut kemudian membentuk gelembung. Jadi, suara “kretek” itu berasal dari suara gelembung yang terbentuk dengan proses yang kalau dijelasin ternyata lumayan ribet dan panjang juga, ya.
Sebetulnya, mengkretek jari tangan ini tidak apa-apa atau lebih tepatnya tidak terlalu berbahaya. Asalkan, kita melakukannya dengan memberi jeda waktu 15-30 menit. Jeda ini diperlukan supaya kita dapat memberikan waktu untuk si gas masuk kembali ke cairan sinovial.
Selain itu, yang tidak kalah penting. Jika kita ingin mengkretek jari tangan kita, lebih baik dilakukan sendiri. Jangan karena merasa pengin, tapi ngeri-ngeri takut. Akhirnya kita memilih minta tolong orang lain. Pasalnya, ini tidak jauh berbeda seperti hati. Hanya masing-masing diri kitalah yang betul-betul mengenal, mengetahui, dan memahami anggota tubuh kita sendiri. Jadi, hanya diri kita yang tahu, seberapa kuat tekanan yang kita berikan untuk mengeluarkan bunyi “kretek” dari gelembung gas di persendian kita.
Namun, jika bunyi “kretek-kretek” tersebut dibarengi dengan rasa sakit, bisa jadi, ada sesuatu yang tidak normal dari sendi kita. Misalnya, cedera ligamen, atau masalah lainnya. Bahkan beberapa pasien yang mengalami peradangan sendi, mereka malah mengalami suara “krek” karena adanya pembengkakan pada jaringan.
Meski memang tidak bahaya-bahaya amat. Beberapa dokter menyarankan, daripada memaksakan diri untuk mengkretek jari tangan maupun anggota badan lainnya untuk melemaskan segala kekakuannya. Alangkah lebih baik, jika kita memilih untuk melakukan peregangan ringan. Ya, semacam pemanasan kalau kita mau memulai berolahraga gitu lah. Jadi gerakannya lebih ringan dan nggak langsung menekan-nekan anggota badan.
Ya, begitulah informasi singkat soal mengkretek jari tangan ini. Fyi aja, tulisan yang nggak panjang-panjang amat ini diselingi dengan beberapa kali mengkretek jari tangan. Eh, gimana? Kok nggak pakai peregangan ringan, aja? Mohon maaf, kesuwen kalau kudu peregangan dulu. Deadline, Bos! (A/L)