MOJOK.CO – Kulit ayam goreng adalah panganan yang rasanya tidak bisa samakan dengan apa-apa. Dan tidak ada bahan makanan lain yang sanggup menggantinya.
Kita mengenal kulit ayam goreng sebagai makanan surga dengan tingkat keenakan 63549 kali lipat dari daging ayamnya itu sendiri. Bahkan pengibaratan rasa sayang dan kerelaan memberi kulit ayam pada pasangan, menjadi lelucon yang sering kita dengar. Ataupun, soal bagaimana kita mengakhirkan si kulit dalam santapan kita demi, save the best for the last. Hal ini menggambarkan bagaimana kenikmatan si kulit ini di dalam setiap kunyahan krispi dan rasa gurihnya yang bercampur dengan saliva kita.
Namun, begitulah kehidupan. Yang enak-enak belum tentu baik-baik amat. Yang kita suka, belum tentu akan berbalik memberikan kebaikan kasihnya pada kita. Seperti yang dilakukan kulit ayam goreng pada kita.
Rasa gurih yang dia berikan dan bikin ketagihan, ternyata mengandung kandungan lemak yang tinggi. Lemak memang senyawa kimia yang dikenal dapat meningkatkan cita rasa makanan. Akan tetapi, dia juga menjadi pemicu begitu banyak penyakit, ya obesitas, hipertensi, jantung, diabetes, hingga kanker.
Sebetulnya, jika dalam kadar yang tepat, lemak punya banyak manfaat. Misalnya, sebagai cadangan energi maupun pembentukan berbagai macam hal-hal yang berguna buat tubuh. Seperti hormon, membran sel, dan lain sebagainya.
Selain itu, lemak sendiri juga terdiri dari beberapa macam. Ada lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, lemak jenuh, dan lemak trans. Di antara keempat macam lemak tersebut, lemak yang paling sehat adalah lemak tak jenuh. Hal ini dikarenakan ia dapat menurunkan kadar kolestrol jahat serta meningkatkan kolestrol yang baik. Sedangkan lemak jenuh berdampak sebaliknya. Sementara untuk lemak trans, dampaknya malah lebih parah. Dia tidak hanya bisa meningkatkan kolestrol jahat tapi justru bisa juga mematikan kolestrol baik.
Kulit ayam goreng yang enak itu menjadi tidak baik-baik amat untuk kita, karena 85 persen kandungan darinya berupa lemak. Bayangkan saja, 85 persennya loh! Tentu saja, hal ini menjadikan kulit ayam sebagai musuh paling jahat dan paling harus dihindari—bahkan kalau bisa ditengok pun jangan sampai—untuk orang-orang yang sedang menjalani diet.
Jadi, kalau kamu nggak peduli-peduli amat soal kesehatan dan berat badan, makan ayam goreng bersama orang yang sedang menjalani diet adalah keputusan yang tepat. Dengan sedikit tekanan soal kenyataan jahat lemak dari kulit ayam, tentu tidak sulit baginya untuk memberikan jatah kulit ayamnya padamu. Bodo amat kalau itu karena alasan dia lagi egois dan hanya mementingkan kesehatannya sendiri. Yang penting kulit itu sudah ada dalam genggaman, Kisanak!
Meskipun fakta menunjukkan kalau dalam kulit ayam goreng justru mengandung lemak tidak jenuh tunggal yang baik untuk jantung. Serta berguna untuk jadi penghalang minyak saat menggoreng ayam, supaya minyak tidak terserap secara berlebihan ke dalam daging, dan kelembaban daging ayam dapat terjaga. Namun, mengkonsumsi kulit ayam terlalu sering juga nggak ada baik-baiknya—meskipun kita telah memperlakukan kita dengan sebaik-baiknya.
Apalagi, kalau kulit ayam itu dibalur tepung, terus digoreng. Walah mampus sudah. Pasalnya, tepung adalah media penyerapan minyak yang lumayan kredibel. Sehingga, sudah dapat diduga bagaimana tingkat kejahatan mereka terhadap tubuh kita.
Jadi, lebih baik kita mengurangi dan tidak lagi bergantung pada kulit ayam dalam kehidupan sehari-hari. Atau kalau memang lagi pengin banget, ya dimakan bareng dagingnya. Jangan cuma kulitnya doang. Supaya lebih aman lagi untuk badan dan pencernaan kita, jangan lupa ditambahi sayur mayur segala rupa, bercerita paman tentang ternaknya untuk meningkatkan asupan serat. Plus nggak perlu ditambah garam, karena dia sudah punya cita rasa yang gurih~
Meski kita telah menyimpan kulit ayam goreng demi save the best for the last. Nyatanya, yang terakhir memang belum tentu yang terbaik~Â (A/L)