Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Toyota Fortuner, Mobil yang Memancarkan Aura Kesombongan dan Membuat Pengendara Lupa Diri Sesaat

Khoirul Fajri Siregar oleh Khoirul Fajri Siregar
22 Maret 2024
A A
Toyota Fortuner, Mobil yang Membuat Pengendara Lupa Diri MOJOK.CO

Ilustrasi Toyota Fortuner, Mobil yang Membuat Pengendara Lupa Diri. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Mobil yang (sedikit) membuat saya lupa diri

Keesokan paginya, sekitar pukul 7, saya berangkat dari daerah Condong Catur menuju Bandara Adisucipto. Sekali lagi Ringroad saya buat sebagai sirkuit pemanasan untuk membangun percaya diri mengendarai Toyota Fortuner. 

Dari bandara kami langsung tancap gas menuju Candi Borobudur, Gereja Ayam, lalu kembali ke arah Prambanan melalui jalur alternatif Jalan Kaliurang-Cangkringan. Masih terasa sisa-sisa rasa kagok, kikuk memegang kendali mobil ini tiap berbelok. Belum bisa selembut saat saya berbelok menggunakan mobil seperti Avanza.

Saat kami istirahat di Tebing Breksi, yang menjadi tujuan akhir di hari pertama, tamu saya komplain supaya tidak perlu terlalu ngebut. Kalau memang harus extend 1 hari, tidak jadi persoalan. 

Saya berpikir, lalu tersadar. Perjalanan dari Bandara menuju Borobudur hanya kami tempuh 30-40 menit, membelah Ringroad dan jalan Magelang seperti sedang berjalan bersama patwal.

Pijakan gas mobil ini mirip kendaraan diesel besar. Pedal gasnya terasa berat, tapi pendek, sehingga menginjaknya beberapa milimeter saja tahu-tahu sudah di kecepatan 80 km/jam. Bodi besar Toyota Fortuner membuat kami tidak terasa sedang berjalan dengan kecepatan tinggi.

Seingat saya, ada bagian-bagian jalan sepanjang perjalanan Jogja-Borobudur yang saya lalui dengan kecepatan 100-120 km/jam di jalanan lurus. Gila. Saya nyaris lepas kendali. Di dalam mobil rasanya saya hanya berjalan dengan kecepatan 60 km/jam, sementara jarum speedometer menunjukkan angka 80. Ringan, kendali enak, dan stabil.

Setelah 3 hari, kami menyelesaikan semua tujuan wisata permintaan tamu, tanpa kendala selama perjalanan. Mobil kembali ke garasi dalam keadaan baik dan bodi mulus. 

Tamu saya ini kelak menjadi salah satu langganan saya, tapi dia tidak mau naik Fortuner lagi. Kalau sedang ada acara kantor di sekitar Jogja, dia meminta Innova Captain Seat. Kalau acara keluarga, dia memilih Alphard atau Venturer. 

Masih jadi misteri, apakah dia takut saya membawa Toyota Fortuner karena pengalaman pertama bersama saya? Atau memang lebih nyaman dengan mobil lain?

Penasaran merasakan turbo

“Kami penggemar turbo.” 

Atau mirip seperti itu, tulisan di stiker atau kaos yang sering saya lihat di sekitar tahun 2018an. Entah karena mobil mereka punya turbo atau cuma buat gaya-gayaan saja. Tulisan itu pula yang membuat saya penasaran, apa sih rasanya pakai turbo? 

Mesin lebih galak kah? Atau top speed makin menjadi-jadi seperti tiap kali saya melihat Toyota Fortuner, Land Cruiser, atau Mitsubishi Pajero menyalip saya di jalan tol dengan sepele, padahal saya sendiri sudah berkendara dengan kecepatan 120-140 menggunakan Avanza dan kadang Innova? 

Rasa penasaran saya terjawab. Sekitar 2018, salah seorang saudara datang ke Jogja. Kami janjian bertemu di Ayam Goreng Suharti Gedong Kuning untuk makan malam. 

Selesai dari sana, kami akan menuju rumahnya di Pakem. Tapi, sebelumnya, kami harus ke Pakualaman sebentar untuk mengantar sesuatu. 

Iklan

Begitu melewati pintu depan Ayam Goreng Suharti, tiba-tiba saudara saya, Bram, menyodorkan kunci Toyota Fortuner. “Nih, kamu yang bawa, sekalian nyoba,” katanya. Tentu saja saya senang, apalagi kalau ada turbo di dalamnya. 

Beberapa detik setelah duduk di kokpit, saya mulai memperhatikan sekitar. Mengingat-ingat bagaimana dulu saya pernah membawa Toyota Fortuner. Fiturnya tidak banyak berubah. 

Kalau tidak salah, Fortuner yang saya bawa malam itu buatan 2017 atau 2018, dengan sensor parkir dan beberapa fitur baru. Lebih gilanya, mobil yang saya bawa malam itu adalah varian 4×2 SRZ, matik dengan kapasitas mesin 2.700cc. Ya, walaupun tidak bermesin diesel, tetap saja sinting. 2.700cc! Pantas tiang listrik digasak. 

Kami berempat malam itu, Bram bersama saudara perempuan dan ibunya. Saya berkendara santai dari Gedong Kuning menuju Pakualaman. Jalan-jalan kecil di sekitar Pakualaman tidak berarti apa-apa. Keramaian jalan juga saya anggap biasa saja tanpa takut serempetan. 

Bukan mobil sembarangan

Aura sombong dan pongah mendadak muncul ketika duduk di kursi pengemudi. Selesai dari sana, saya kembali menyusuri Kotabaru, Jalan Kaliurang, hingga Pakem. Jika ada situasi jalanan yang pas, saya sedikit menambah kecepatan. Namun sayang, daripada dianggap Fortuner arogan, saya hanya mampu menginjak gas hingga mobil melaju 80 km/jam selepas kampus UII.

Sedikit lagi sampai di tempat tujuan kami di Pakem, saya masih melirik, memindai kokpit untuk mencari tulisan turbo, yang tak kunjung ketemu. Rasa penasaran dengan tulisan “Kami suka turbo” belum terjawab. 

Saya hanya sempat merasakan kalau mengendarai Toyota Fortuner dengan mesin 2.700 cc itu seperti sedang melayang saja. Tiap berbelok badan hanya miring sedikit sekali tanpa terasa banting kiri-kanan seperti ketika berkendara dengan Luxio, Avanza atau Gran Max.

Malam itu, kami sampai di rumah tanpa saya sempat mencoba fitur turbo atau kondisi jalan lain yang lebih menantang. Gimana ya, tikungan dan tanjakan ekstrem di Kalibiru seperti tidak ada apa-apanya bagi mobil 2.500cc, apalagi yang 2.700 cc. 

Mungkin saya berani menjamin bahwa Jogja-Jakarta bisa saya tempuh hanya dalam waktu 6 jam di kecepatan 140-160 km/jam. Lagi-lagi, rasa sombong muncul di kepala beberapa saat setelah saya turun dari mobil. 

Saran saya, kalau sudah kaya, mampu beli Toyota Fortuner, ada baiknya mempertimbangkan jam terbang berkendara. Pengalaman serta mental berkendara sebelum memiliki Fortuner itu penting banget. Ini bukan mobil sembarangan, tapi kadang dibawa orang sembarangan, jadinya ya begitu, selalu saja bikin masalah di jalan.

Penulis: Khoirul Fajri Siregar

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 22 Maret 2024 oleh

Tags: avanzafortunerGran MaxInnova VenturerMobil Toyotamobil Toyota Fortunertoyotatoyota fortuner
Khoirul Fajri Siregar

Khoirul Fajri Siregar

Supir wisata yang sesekali menulis di bolehmerokok.com. Jebolan empat universitas ternama di Yogyakarta.

Artikel Terkait

Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja Mojok.co
Pojokan

Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja

14 September 2025
Innova Mobil Paling Overrated, Sudah Mahal tapi Fitur-less MOJOK.CO
Otomojok

Sebenarnya, Toyota Innova itu Mobil yang Overrated: Sandal Jepit kok Pasang Harga Sampai Setengah Miliar, tapi Fitur-less

8 Agustus 2025
Toyota Avanza Jawaban Nafsu ASN yang Gadai SK demi Beli Mobil MOJOK.CO
Otomojok

Toyota Avanza 2011, Mobil Bekas Terbaik untuk ASN yang Nafsu Menggadai SK Demi Membeli Mobil Setelah Resmi Menjadi Abdi Negara

11 Juli 2025
kerja di Surabaya dengan gaji Jepang. MOJOK.CO
Sosok

Pertama Kali Lamar Kerjaan dari Job Fair di Surabaya, Nggak Nyangka Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan di Jepang

26 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.