Sugeng Rahayu Mercedes Benz OF 1623, Bus yang Terlalu Nyaman dan Mewah untuk Kelas Ekonomi

Ilustrasi Sugeng Rahayu OF 1623 Nggak Layak Disebut Bus Ekonomi. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COSugeng Rahayu memang rada “kurang ajar”. Spesifikasi yang enak dan nyaman kayak gini kok masuk kelas ekonomi. Kan bikin senang penumpang!

Populasi Mercedes Benz OF 1623 memang belum sebanyak Hino AK. Namun, beberapa PO sudah menggunakan sasis Mercy mesin depan ini untuk memperkuat deretan armadanya. Salah satu PO besar yang belum lama menggunakan sasis ini adalah Sugeng Rahayu.

Baru-baru ini, Sugeng Rahayu sempat membuat geger dunia perbusan jalur selatan. Mereka membuat terobosan-terobosan yang agak ganjil. Bagaimana bisa? Sebelumnya, PO besar asal Krian ini membuat geger lantaran membuka trayek Surabaya-Bumiayu Ekonomi AC Tarif Biasa (ATB) menggunakan Hino RK8. 

Umumnya, Hino RK 8 bermesin belakang ini digunakan untuk bus-bus kelas eksekutif dengan konfigurasi seat 2-2. Nah, hal lain yang semakin bikin geger adalah, Sugeng Rahayu trayek Bumiayu ekonomi itu juga menggunakan konfigurasi seat 2-2. Sudahlah Hino RK8, ditambah seat 2-2, kelas ekonomi! 

Oleh sebab kegegeran itu dan konon ada yang protes, akhirnya konfigurasi seat yang jadi polemik itu diubah menjadi konfigurasi seat ekonomi pada umumnya, 2-3. Keramaian soal itu ya buat yang tahu-tahu aja. Mungkin Sugeng Rahayu hanya ingin nge-jokes “eksekutifmu, ekonomiku”. Mungkin lho, ya. 

Belum cukup sampai di situ, setelah keramaian itu teredam dengan sikap kompromi. Tak lama setelahnya, trayek Bumiayu ATB mendapatkan kejutan dengan rilisnya Mercedes Benz OF 1623 suspensi udara. Tentu saja dengan konfigurasi seat 2-3 “khas”nya bus ekonomi. 

Sarkasme ala Sugeng Rahayu OF 1623

Namun, lagi-lagi sepertinya Sugeng Rahayu kembali membuat “sarkasme” ala PO bus. Mungkin ini terlihat agak berlebihan. Namun, bagi saya yang selera humornya ambrol ini tetap bikin saya senyum-senyum sendiri. 

Bayangkan, saat PO lain menggunakan Mercedes Benz OF 1623 untuk kelas patas eksekutif, Sugeng Rahayu tetap menempatkan sesuai pada tempatnya. Bagi mereka, mesin depan itu ya ekonomi. 

Tampilan depan Sugeng Rahayu (Foto milik penulis)
Tampilan depan Sugeng Rahayu (Foto milik penulis)

Meskipun ini sudah suspensi udara, tetap saja ekonomi. Walaupun sah-sah saja mesin depan dijadikan kelas eksekutif. Sah saja… tapi kan? Wis, menengo cobrotmu

Sebagai seorang penumpang bus yang militan, tentu saya sangat senang dengan kehadiran bus-bus baru dan bagus. Apalagi kalau tarifnya terjangkau. Busnya bisa lari kencang ya syukur, nggak bisa lari kencang ya paling merutuk “Asu! Sopire tak ganteni wae po pye?”

Namanya jodoh memang nggak ke mana. Memang sudah lama sekali saya ingin merasakan menjadi penumpang OF 1623. Tak disangka, kebetulan sekali saat sampai di Purabaya, Sugeng Rahayu W 7043 UO jurusan Bumiayu sudah terparkir di shelter. 

Kesan pertama

Ini bukan pertama kalinya saya melihat bus Sugeng Rahayu sekaligus menaikinya. Juga bukan pertama kalinya juga saya melihat bodi Discovery buatan karoseri Laksana. 

Bodi Discovery memang tampak lebih sporty dan gahar. Ternyata tampilan sporty Discovery dengan sentuhan kaca belah dan wiper berdiri membuat fasad bus ini semakin sangar. 

Yang membuat saya kagum, headlamp-nya yang tajam itu sudah LED. Meski itu nggak menambah horse power, tapi setidaknya menambah kewibawaan saat menyalip dan ngedim di malam hari. 

Hal lain yang bikin saya senyum-senyum dan agak sedikit “nggumun” adalah positioning pintu yang berada di tengah. Benar-benar nggak mencerminkan kelas ekonomi sama sekali!

Baca halaman selanjutnya: Interior yang membuat nyaman penumpang…

Interior yang membuat nyaman penumpang 

Warna biru sudah menjadi ciri khas bus ATB Sugeng Rahayu. Begitu masuk sudah disambut dominasi warna biru pada lantai, jok, plafon, dan sudah pasti gorden di kaca depan yang warna dan bentuknya nggak pernah berubah sejak zaman Sumber Kencono

Yang sedikit unik dari sasis OF 1623 setelah dipasang bodi, posisi pengemudi terlihat seperti sedikit tenggelam dalam kubangan. Agak berbeda dengan Hino AK. Sasis bus baru ini sepertinya memang lebih tinggi. 

Bagian penting dari menumpang bus adalah jok atau kursi. Pengalaman saya menjadi penumpang bus, bus Jawa Timuran menjadi yang paling manusiawi soal tempat duduk. Bahkan untuk kelas ekonomi, termasuk Sugeng Rahayu juga rival-rivalnya yang setrayek. 

Begitu duduk, jok bisa menopang punggung dengan nyaman. Tipe-tipe jok bus yang cocok untuk para pekerja penglaju dan penikmat jam setan. Saya bisa istirahat dengan lebih, bahkan sangat nyaman untuk kelas ekonomi. Selain itu legroom-nya luas, masih aman untuk orang berkaki panjang atau tinggi 170an.

Legroom lega milik Sugeng Rahayu (Foto milik penulis).

Meski ini kelas ekonomi, ternyata Sugeng Rahayu juga memikirkan aspek kenyamanan lainnya. Terdapat bottle holder dan seat pocket di masing-masing kursi penumpang. Namun, fasilitas ini nggak ada di kursi penumpang paling depan. Setelah saya tengok-tengok, ada logo “Hai” yang menandakan jok ini buatan Rimba Kencana.

Kelas boleh ekonomi, tapi nyaman banget

Lagi, meski ini kelas ekonomi, kamu sebagai penumpang nggak usah khawatir kehabisan baterai gawai. Sebab, colokan USB yang ada di atas kepala bukanlah pajangan. Ada daya mengalir yang cukup untuk mengisi baterai.

Di malam hari, interior juga berubah menjadi remang-remang dengan ambient light warna biru sepanjang jendela bus. Namun, bagi penumpang bagian belakang tetap akan mendapatkan cahaya terang lampu kabin karena bagian belakang sengaja dinyalakan. 

Kondisi remang-remang di kala lama. Enak buat tidur. (Foto milik penulis)

Didukung kesenyapan kabin yang enak untuk tidur, suspensi yang cukup lembut meski duduk di baris ketiga dari belakang, which is tepat di atas roda belakang, wajar kalau guncangan masih terasa. Namun, guncangan itu nggak sebrutal kalau ini adalah Hino AK ditambah suara khas “kreyot” pir daun. 

Saya juga pindah ke depan di baris pertama untuk memastikan kekedapan kabin bus ini. Untuk mesin depan, bodi bikinan Laksana ini memberikan kekedapan suara mesin yang bagus. Nggak seberisik Hino AK. Kabinnya yang memang kedap, atau suara mesin Mercy-nya yang lebih soft

Keunikan lain dari Sugeng Rahayu OF 1623, bangku baris pertama dan kedua dari belakang, posisinya lebih tinggi daripada baris-baris lain di depannya. POV kalau kamu ada di dua baris ini, serasa kamu sedang menjadi Bajingan atau Kusir andong. Tinggal bawa pecutan aja. 

Bus kemontol

Jangan marah dulu. Maksudnya bukan itu. Lagi-lagi nih, ya. Meski ekonomi, Sugeng Rahayu ini rajin keluar masuk jalan tol, alias kemontol. 

Berangkat dari shelter Terminal Bungurasih persis pukul 15:00, jalan keong sebentar di pintu keluar terminal langsung bablas naik tol. Pukul 16:00 turun tol Jombang dan mampir sebentar di Braan lalu langsung terminal Nganjuk. 

Pukul 16:59 naik tol Nganjuk, lalu pukul 17:28 turun tol Madiun lalu masuk terminal Madiun. Madiun, Maospati, Ngawi hingga Sragen lewat jalur bawah. Sepanjang Ngawi hingga Sragen hujan turun dengan lebat. Ini jadi kebahagiaan buat orang-orang yang suka naik bus.

Pukul 20:00 tepat, masuk tol Sragen Barat lalu turun pintu tol Ngemplak persis di pukul 20:30. Pukul 20:41 masuk terminal Solo, dan perjalanan saya berakhir pukul 22:26 di Terminal Giwangan. 

Kesimpulan saya

Bagi saya, Sugeng Rahayu ini seharusnya bisa jadi kelas eksekutif atau patas yang lebih menguntungkan. Ini kalau melihat spesifikasinya, ya.

Kalau Sugeng Rahayu mau “sarkas”, tolonglah jangan begini cara mainnya. Masa kelas ekonomi senyaman dan seenak ini. Surabaya-Jogja cuma bayar Rp99 ribu? 

Saya sebagai penumpang kan merasa senang dan bahagia. Bayangin kalau kelas ekonominya jadi seat yang 2-2? Apa nggak makin sengit perebutan pengaruhnya? 

Sugeng Rahayu sekarang memang bukan Sumber Kencono yang dulu. Sekarang, Sugeng Rahayu udah nggak “sebanter” dulu. Kalau meminjam istilahnya Pak Anthony Steven, bossnya Sumber Alam Kutoarjo, “Ora banter ning nyalipan”. Begitulah Sugeng Rahayu Sekarang. 

Saya masih memantau dan menunggu kejutan-kejutan lain dari Sugeng Rahayu.

Penulis: M. Mujib

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sugeng Rahayu, Raja Jalanan Jawa Timur dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Exit mobile version