Pukul 08.27, bus bergerak masuk gerbang Tol Kaliwungu. Setelah masuk gerbang tol, eskalasi kecepatan mulai terasa. Namun, ini seperti nggak ada bedanya saat setelah masuk Gayamsari.
Saya pikir pengemudi Sinar Jaya ini akan menginjak gas dalam-dalam dan berlari kencang di jalan Tol Trans Jawa, eh ternyata nggak! Bus melaju stabil di kecepatan 80 kilometer per jam. Saya tahu dari aplikasi Speedometer di gawai yang saya bawa.
Setelah itu, saya nggak peduli lagi bus ini mau “lari” atau nggak. Yang saya pedulikan hanya menikmati perjalanan naik Sinar Jaya dan tertidur lelap di dalamnya. Sebab, bus nggak akan turun tol dan menaikkan penumpang lagi. Ya jelas, karena kursinya sudah terisi penuh 32 orang. Kecuali ada “sarkawi” yang mau ndlosor di Kandang Macan. Tapi sepertinya sudah nggak mungkin.
Setelah tol Kaliwungu itu, saya hanya tidur, tidur, dan tidur. Namun sayang, nggak senyenyak yang saya harapkan. Hingga pukul 11.33, bus masuk pom bensin rest area KM 164. Di sini hanya isi solar, tanpa antre, dan tanpa mendapat jawaban “kosong”. Setelah isi solar kelar, Sinar Jaya kembali masuk Tol Trans Jawa, dan saya kembali tidur menikmati rahmat Allah.
Makan siang
Ketika terbangun, bus bergerak serong ke kiri. Mau ke mana bus ini kok keluar tol? Batin saya. Pukul 12.04, Sinar Jaya keluar Tol Cikedung, dan saya masih nggak tahu bus ini mau ke mana. Keluar melalui jalan yang nge-press untuk dua bus berpapasan. Namanya penumpang, manut sama sopir.
Ternyata oh ternyata, ini jam makan siang.
Pukul 12.07, bus Sinar Jaya masuk rumah makan Taman Selera. Rumah makan yang luas dan besar, di mana hanya berisi bus Sinar Jaya seluas mata memandang. Oh, mungkin ini masih satu grup dengan Sinar Jaya? Tanya saya pada diri saya sendiri.
Penumpang kode 94RD turun menuju sebuah ruang makan. Sebelum masuk, petugas melakukan pemindaian barcode yang terdapat pada tiket penumpang. Termasuk saya. Makanan prasmanan, dengan menu ala nasi padang. Saya ambil rendang, lado hijau, mie goreng, dan es teh segelas. Makanannya lumayan enak menurut saya.
Sambil menikmati makanan, saya meyakinkan diri saya kalau rumah makan ini memang milik Sinar Jaya. Sebab, di dalam dinding ruangan dipajang foto-foto bus ini dengan ukuran besar, dibingkai, dan terdapat neon box. Saya merasa sedang dihipnotis: “Soal bus, percaya saja pada Sinar Jaya.” Ah!
Di ruang makan besar itu, saya memperhatikan keluar melalui jendela. Ternyata ada juga bus lain selain Sinar Jaya yang “istirahat” di situ. Namun di bangunan rumah makan yang berbeda.
Selesai makan, saya mencoba berkeliling dan melihat-lihat sebentar, sembari menuju toilet untuk buang air. Kebiasaan kalau habis makan! Sehabis dari toilet, masih bisa nongkrong sambil nonton bus Sinar Jaya seliweran. Lama juga istirahatnya.
Kurang dua!
Pukul 12.45, penumpang sudah duduk di kursi masing-masing. Kondektur menghitung penumpang yang sudah jadi SOP. Benar saja, dua makhluk 94RD masih belum ada di kursinya. “Kurang dua!” Kondektur memberitahu sopir sambil turun mencari dua orang penumpangnya.
Setelah nyaris 10 menit menunggu, pukul 12.54, bus bergerak dari Taman Selera. Eh, ternyata sebelum keluar gerbang rumah makan, bus berhenti. Ada petugas kontrol yang naik membawa papan klip, menghitung, dan mengecek penumpang. Ini sudah pasti kru nggak ada yang bisa bawa sarkawi(?).
Pukul 13.00, bus kembali masuk gerbang Tol Cikedung. Di sini saya sudah nggak ingin tidur. Saya hanya menikmati pemandangan di sisi kanan tempat saya duduk.
Ringkasan
Pukul13.55, bus masuk gerbang Tol Cikampek Utama. Di sini sudah mendekati saat-saat bus akan keluar masuk tol untuk menurunkan penumpang.
Saya ringkas catatan saya:
14.29 keluar Tol Cikarang Barat, putar balik.
14.43 masuk Tol Cibitung.
14.47 keluar Tol Telaga Asih.
14.52 masuk Tol Cibitung, Cikarang Barat, Menurunkan penumpang.
14.55 masuk Tol Telaga Asih.
15.00 masuk Tol Cibitung 4.
15.09 Keluar Bekasi Timur, Bulak Kapal, putar balik, masuk Tol Bekasi Timur.
Ternyata agak ribet juga kalau sudah masuk wilayah ibu kota, ya. Banyak waktu yang dihabiskan kru untuk menurunkan (juga menaikkan) penumpang, biar mudah, saya sebut begitu saja.
Setelah keluar-masuk-keluar tol itu, pukul 15.42 bus masuk terminal Kampung Rambutan.
Pukul 15.50, keluar Kampung Rambutan, dan dengan kemacetan serta kepadatan lalu-lintas Jakarta, akhirnya, 16.30, saya tiba di pool Sinar Jaya Lebak Bulus.
Spesial untuk Sinar Jaya
Sejujurnya, saya ini penggemar bus pelari, alias bus banter namun bukan yang ugal-ugalan. Nah, saya merasa perlu melakukan pengecualian setelah naik Sinar Jaya.
Bus yang “hanya” melaju rata-rata 80 kilometer per jam di tol, paling tinggi hanya 87 kilometer per jam, itu saja hanya beberapa detik, lalu kembali lagi ke 80 kilometer per jam, memberi saya perspektif lain soal menikmati sensasi perjalanan. Ini kali pertama saya naik Sinar Jaya dan membuat saya langsung jatuh cinta, sekaligus kesal.
Jangan jadi Lane Hogger-lah, TOLONG!
BACA JUGA Bus Rela Jalur Solo Purwodadi Semacam Menuntut Kerelaan Para Penumpang dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.
Penulis: M. Mujib
Editor: Yamadipati Seno