[MOJOK.CO] “Dicintai dan dibenci. Ini bukan soal pemimpin politik. Ini tentang Yamaha RX-King.”
Syahdan saat saya lagi asyik-asyiknya nongkrong di warung kopi di Jogja, tiba-tiba saja lewat segerombolan motor dengan raungan knalpot yang sangat mengganggu kuping.
“Brengsek!” Teriak salah satu kawan.
Melihat umpatan yang ndlonjo begitu saja dari mulutnya, timbul keyakinan bahwa saya bukan satu-satunya yang terganggu oleh raungan sepeda motor tersebut. Sebenarnya ada banyak jenis dan tipe sepeda motor dengan suara yang cukup mengganggu, tapi jenis motor yang secara mayoritas dan dengan terang-terangan mengusik telinga insan di muka bumi ini: the one and only Yamaha RX-King.
Beliau (motor besutan Yamaha) memang punya banyak penggemar lintas generasi. Namun, tidak sedikit juga yang terusik dengan berkeliarannya motor bertenaga 135 cc ini. Salah satu yang menjadi ciri khas motor legendaris ini adalah suara knalpotnya yang tidak bisa tenang. Beliau diam hanya saat dalam kondisi diparkir.
Walaupun beliau belum terlihat, rambatan suaranya sudah sampai telinga duluan dan membuat telinga kita bagaikan adonan yang sedang diaduk oleh mixer. Bahkan banyak penggunanya yang dengan sadar dan sengaja memodifikasi knalpotnya jadi makin bising.
Mungkin, jika kalian bingung dan bertanya-tanya kenapa ada orang yang dengan sengaja membuat motornya, khususnya RX-King menjadi sangat bising, saya punya jawaban dari salah seorang kawan yang tidak memaki saat gerombolan RX-King lewat tempo hari. FYI aja, kawan saya itu pemilik RX-King tipe Cobra.
“Pan, knalpot bawaan udah bagus, udah bising, kenapa masih kau ganti lagi?” tanya saya kepada kawan saya yang bernama Topan, pengguna RX-King setia.
“Knalpotnya kurang garang, suaranya kurang menantang. Makanya ini tak ganti pake yang lebih garang suaranya,” jawabnya sambil menggeber King Cobra kesayangannya.
Kok ada orang macam ini, ya?
Terlepas dari kawan saya yang mempunyai hobi mendengarkan knalpot motor daripada mendengarkan dangdut koplo, jika kita bicara tentang RX-King, motor dengan suara superbising ini merupakan salah satu motor yang sangat melegenda di Indonesia. Nah, yang bikin heran ini adalah kenapa motor bising seperti justru bisa mempunyai banyak penggemar? Di Facebook, kalau tidak percaya, silakan cek, ada mungkin ratusan atau bahkan ribuan (?) grup regional berbasis RX-King. Lagi-lagi saya ternganga.
Memang sih, beliau merupakan salah satu karya Yamaha yang cukup panjang umur di jalanan Indonesia. Motor ini sangat terkenal di era 1980 hingga 2000-an. Ada banyak julukan yang disematkan untuk beliau, mulai dari raja jalanan hingga dikenal sebagai motor jambret. Nah, julukan kedua ini sangatlah akrab di telinga masyarakat yang hobinya nontonin sinetron dan FTV. Lho, serius, kalau ada adegan penjambretan, pencurian, atau kejahatan kacangan lainnya, amati dengan saksama, motor, motor apa yang mereka gunakan?
RX-King~~~
Wqwq.
Alasan para pencinta RX-King termasuk tukang jambret menggunakan motor yang made in Japan adalah tenaga dan kemampuannya yang sangat gesit bagaikan kobra yang hendak memangsa korbannya. Banyak yang mengakui bahwa tarikan motor berkapasitas 135 cc ini kuy abis. Konon motor ini juga mampu mencapai 5.000 rpm. Angkat topi deh pokoknya (lah, katanya tadi kesel).
Usut punya usut, RX-King punya sejarah panjang di Indonesia. RX-King merupakan penyempurnaan dari generasi pendahulunya, yakni Yamaha RX-K 135 cc yang masuk ke Indonesia dalam versi completely built-up (CBU, alias diimpor dalam kondisi sudah dirakit lengkap), sekitar tahun 1980-an. Akan tetapi, bapaknya si kobra ini gagal mendapat hati pasar Indonesia.
Konon, katanya karena kegagalan motor yang mirip motornya Kotaro ini, pihak Yamaha native (Jepang) pun langsung turun tangan untuk melakukan riset pasar di Indonesia.
Kalau tidak salah mereka mendatangkan begawannya untuk riset pasar di Indonesia. Beberapa nama di antaranya seperti Motoaki Hyodo, Chikao Kimata, dan Nobuo Aoshima yang sumpah, saya tidak mengenalnya sama sekali. Mereka mencari tahu jenis motor seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat di Indonesia. Dari hasil riset tersebut, diketahui bahwa masyarakat di Indonesia menginginkan motor yang tangguh, gagah, irit, dan tentu saja mempunyai kekuatan mesin yang luar bisa seperti halnya motor sport.
Tak lama kemudian Yamaha memperkenalkan produk terbarunya, RX-King 135 cc dengan tambahan teknologi termutakhir (pada masanya), Yamaha Energy Induction System (YEIS), yang fungsinya bisa bikin bensin irit. Generasi RX-King pertama ini dikenal dengan sebutan King Cobra karena banyak yang bilang bentuk setangnya mirip dengan ular kobra. Tapi, entahlah, saya juga tidak tahu di mana miripnya.
Generasi kedua RX-King disebut dengan King Master. Kemudian generasi ketiga dikenal dengan New King. Sang raja 2 tak ini memiliki umur yang panjang dalam kancah perularan permotoran di Indonesia. Pertama kali diproduksi pada 1983 dan wafat (discontinue) pada 2008. Selama 25 tahun, Yamaha terus-menerus memproduksi RX-King, meskipun sama sekali tidak melakukan perubahan yang berarti pada beliau, paling cuma facelift.
Selama 25 tahun ini RX-King menjadi jawara di kelasnya. Pesaing terdekat RX-King ini adalah motor produk Kawasaki yang dikenal dengan Binter AR 125 (AR). Kawasaki AR ini memiliki teknologi tercanggih di zamannya. Kawasaki membekali AR 125 dengan mesin berpendingin cairan, dengan 6 percepatan dan teknologi RRIS. Motor ini digadang-gadang menjadi ancaman bagi King karena meski memiliki cc yang lebih kecil, tarikannya begitu beringas, melebihi RX-King. Namun, produksi Kawasaki AR 125 terhenti pada 1987.
Dilihat dari sejarahnya, Yamaha RX-King memang menjadi salah satu jawara jalanan di kelasnya. Namun, kekuasaan King telah berakhir. Kini tinggal suara-suara bising yang membuat telinga berontak ketika RX-King melintas. Polusi suara menjadi salah satu alasan kenapa sang Raja Harus segera diistirahatkan dari jalanan.
Perjalanan panjang RX-King yang begitu gagahnya, sangat sayang jika menghilang sia-sia. Oleh karena itu, saya memiliki skenario yang menurut saya sendiri sangat apik. Barangkali rencana ini bisa dijalankan jika saya memperoleh sponsor dari Bill Gates atau Donald Trump. Saya berencana menggelontorkan miliaran rupiah, bukan buat bikin start-up, melainkan untuk membeli semua jenis RX-King yang ada di Indonesia tanpa sisa. Dan saya bakalan menaruh semuanya di laut, biarkan mereka mejadi terumbu karang, agar knalpotnya bisa diam dengan tenang dan menjadi tempat peristirahatan ikan-ikan di lautan.
Lebih berfaedah.