MOJOK.CO – Kereta api Sri Tanjung zaman dulu berisi kekacauan antara penumpang dan barang bawaan. Namun, entah kenapa, saya malah selalu kangen.
Beberapa belas tahun yang lalu, ketika tidak ada hal yang menarik di Jember, muncul sebuah niat baru. Saya ingin naik kereta menuju Yogyakarta dan mencari buku-buku bermutu. Ini adalah cara untuk mengusir rasa murung dan mengatur rasa bosan dari kuliah saya. Maka, kereta api Sri Tanjung yang menjadi pilihan saya.
Ini seperti usaha untuk mencari tantangan. Naik kereta api Sri Tanjung dari Jember ke Yogyakarta medio 2009 adalah satu momen hidup yang membuat saya semakin kuat.
Rasanya seperti sedang menyabung nasib. Saya tidur di toilet dan dengan kegagahan yang tiada tara, saya mendaku diri sudah dewasa. Hanya karena saya baru saja melahap 12 jam untuk bertahan dalam kereta yang panas, tanpa AC, dan berdesakan dengan ratusan penumpang lain. Jika kalian semua tahu, hampir semua orang, pada ingatan mereka masing-masing, menaiki kereta api Sri Tanjung belasan tahun lalu adalah sikap paling berani.
Baca halaman selanjutnya: Kereta api Sri Tanjung yang kacau, tapi menyimpan keindahan.