Fasilitas yang sangat lengkap
Usai saya menyelesaikan administrasi dan membayar biaya yang tidak masuk akal, saya cukup tidak sabar. Segera ingin menaiki bus Juragan 99 pada pukul 9 malam.
Saya berujar kepada istri saya, “Ini kalau kita dapat pelayanan yang maksimal, sepertinya Juragan 99 tidak cari untung.”
Oleh karena Private Class, setelah menyelesaikan administrasi, ponsel saya mendapatkan notifikasi dari pihak Juragan 99. Mereka mengingatkan saya agar tiba di shelter atau garasi sebelum pukul 9 malam.
Ya, di shelter yang letaknya di seberang Stasiun Malang Kota Baru. Lebih tepatnya di pojok perempatan Klojen.
Pukul 8 lebih sedikit, saya tiba di shelter. Ruangan ber-AC. Ada televisi, kamar mandi, air mineral, prototipe kursi bus Juragan 99 yang terlihat empuk dan 2 pegawai perempuan yang ramah serta murah senyum. Saya melapor ke mereka sebagai tanda bahwa saya sudah tiba di shelter.
Pukul 9, bus tiba. Bus yang cukup besar bersandar di dekat trotoar. Saya tidak langsung masuk ke bus. Justru paman saya, yang mengantarkan kami dan ternyata ikut penasaran, masuk duluan.
Beberapa menit di atas, dan begitu keluar, langsung berucap, “Uapikkk on bus e. Mbois ilakes!”
Kemudian, giliran saya masuk dengan langkah pelan. Mengamati sekeliling bus. Ruang berjalan yang tidak terlalu luas, tetapi tidak begitu sempit.
Mata saya terbelalak ketika membuka tirai di sebuah kursi. Sebuah pemandangan seperti yang terlihat di situsweb Juragan 99. Sebuah kursi yang tampak nyaman.
Namanya reclining and relaxing seat. Disebut seperti itu karena tersedia tombol pijat untuk punggung. Ah, rasanya saya ingin menghidupkannya selama perjalanan nanti. Tentu akan menjadi pengalaman menyenangkan.
Bus Juragan 99 ini memang layak menyandang Private Sleeper Class
Saya duduk, dan tidak berlangsung lama, bus segera berangkat. Saya mencoba tombol pijat dan mengamati sekeliling. Ada televisi, yang sayangnya saya tidak menghidupkannya.
AC-nya joss gandos. Dan lebih joss gandos ketika makanan dan segala barang lainnya tiba. Makanan dengan jenama Hoka-Hoka Bento dan sebotol air mineral J.
Kemudian, saya buka lagi isi tas yang diberikan pegawai bus. Ada masker, earphone, 2 roti Harvest, tisu, dan beberapa snack lainnya. Ini cukup mengenyangkan apabila saya makan semuanya.
Kepala saya keluar dari kotak kursi dan menoleh ke belakang. Ada toilet dan smoking room. Wah, ini keren, sih. Sependek ingatan saya, cukup jarang bus yang menyediakan smoking room. Toiletnya bersih. Bus yang layak disebut sebagai Private Sleeper Class.
Kecepatan layaknya jet darat
Saya melihat lagi jadwal kedatangan bus di Yogyakarta. Pukul 04:25. Berarti ada sekitar waktu tempuh 8 jam. Lumayan untuk istirahat malam.
Kemudian, ketika ditanya kondektur mengenai tempat saya akan turun, saya memilih tempat tujuan di dekat TVRI. Sebab, kebetulan bus akan mengarah ke daerah Terminal Jombor.
Kondektur hanya memberitahu bahwa bus akan mampir Surabaya untuk mengambil penumpang. Saya menganggukkan kepala dan kemudian mengambil sebuah snack.
Saya melihat ponsel dan ternyata sudah pukul 21:30. Makan malam sepertinya enak. Namun, saya lebih memilih tidur malam. Apalagi ditopang dengan kursi pijat yang lumayan untuk meregangkan otot.
Pukul 02:00. Saya dan istri dibangunkan. “Yang mau turun Terminal Giwangan, siap-siap. Busnya nggak masuk ke terminal, ujar kondektur.”
Saya mengucek mata. Benar, bus sudah tiba di Terminal Giwangan. Kok sepertinya baru terlelap sebentar, tapi sudah sampai Jogja. Pas saya lihat ponsel, saya lebih kaget lagi sebab baru pukul 02:00!
Berarti waktu tempuh bus Juragan 99 jurusan Malang-Yogyakarta hanya 4 jam saja! Ini antara supir bus yang andal atau infrastruktur berupa tol yang lebih memangkas waktu daripada jalan biasa.
Tidak sampai 30 menit, saya dan istri turun di depan TVRI, Jalan Magelang. Saya sempat diam sejenak saat menginjakkan kaki di aspal.
Harga terjangkau, fasilitas memukau. Bus yang sangat gesit dan membuat penumpang lupa diri sedang berada dalam kendaraan. Sehingga waktu tempuh lebih cepat 2,5 jam. Juragan 99 menjadi pilihan bus menarik untuk kamu yang hendak bepergian ke Malang.
Penulis: Moddie Alvianto W.
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Sleeper Bus Juragan 99 Trayek Malang Jakarta, Bus “Angkuh” yang Bikin KA Eksekutif Jadi Nggak Worth It dan catatan menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.












