Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kalau Semua Buku Kiri Disita, Gimana Nasib Mahasiswa Sosial Politik, Pak?

Nia Lavinia oleh Nia Lavinia
24 Januari 2019
A A
buku kiri disita
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jaksa Agung Prasetyo mengusulkan razia besar-besaran terhadap buku-buku kiri yang berbau Kuminis. Pak Prasetyo ini tau nggak ya kalau buku itu dipelajari dan sering dibutuhkan untuk jadi referensi mahasiswa Jurusan Sosial Politik?

Kemarin, 23 Januari 2019, yang terhormat Bapak Prasetyo Jaksa Agung Republik Indonesia mengusulkan kegiatan razia besar-besaran terhadap buku-buku yang diduga berpaham komunisme. Lebih lanjut, Blio bilang bahwa perampasan buku tersebut perlu dilakukan di mana pun buku itu berada.

Usulan Jaksa Agung ini adalah kelanjutan dari aksi razia buku yang sebelumnya sukses menuai kontroversi dilakukan di Kediri dan Kota Padang.

Razia buku menurut blio penting dilakukan sebagai bentuk (((kewaspadaan))) akan bahaya ideologi Kuminis yang kalau kata Mayjen TNI Kivlan Zein sudah menunjukan (((tanda-tanda))) kebangkitannya.

Kalau saja kejadian razia-raziaan buku ini adalah sebuah kisah fiksi, kita sedang masuk dalam Bab-bab paling menegangkan di dalam buku. Di mana aksi heroik Pak Jaksa Agung ini berhasil membebaskan Indonesia dari serangan hantu Kuminis yang berusaha menggerogoti isi kepala dan menjadikan hati dan jantung kita sebagai isian arem-arem. Se66an~

Kalau saya boleh kasih saran judul bukunya, saya rasa judul “Aku takut kalau kamu baca buku kuminis nanti kamu nggak mencintai aku lagi” Pasti akan laku. Ya nggak keliatan ada adegan perang-perangan sama Kuminis sih. Tapi judul-judul baper lebih disukai anak muda dibanding yang sadis-sadis, FYI ajj~

Sayangnya karena ini bukan fiksi, adegan heroik yang berusaha dimunculkan Pak Jaksa jadi not enter alias ramashook blass.

Selain karena razia buku yang dilakukan tanpa melalui proses pengadilan itu melanggar undang-undang, penyitaan buku-buku kiri Kuminis akan sangat merepotkan banyak pihak, Pak! Khususnya kami mahasiswa Sosial Politik!

Bapak Jaksa ini tahu nggak kalau buku kiri Kuminis itu dipelajari dan dibutuhkan untuk jadi referensi mahasiswa Jurusan Sosial Politik macam HI, Ilmu Politik, Ilmu Pemerintahan dan Sosiologi?

Saya kasih gambaran nih Pak Jaksa.

Saya kan kuliah HI nih ya, di HI ada mata kuliah tersendiri yang khusus membahas mengenai ideologi. Nggak tanggung-tanggung, jumlahnya 6 SKS pak!

Coba bapak bayangkan, ketika bahas Bab Ideologi Kuminis, kami kesulitan cari referensi karena buku-bukunya sudah disita semua.

“K4n t1n94l c4r1 di 9u9el” (Kan tinggal cari di gugel).

Loh loh, mungkin Bapak belum pernah ngerasain gimana rasanya ngubek-ngubek gugel dan website jurnal gratisan tapi masih nggak nemu bukunya… Atau nemu sih, tapi bahasa Jerman, atau bahasa Inggris yang njelimetnya minta ampun.

Iklan

Mon maap nih Pak, anak HI emang jago 123 Bahasa, tapi kalau disuruh baca Das Kapital–yang tebal bukunya saja sampai bisa dibikin bantal–dengan Bahasa Jerman atau Bahasa Inggris, ya kami mending DO aja, Pak…

Kalau Tuhan saja suka memudahkan Umat-Nya, kok Bapak mau mempersulit kami dengan melenyapkan buku Kuminis yang sudah ada terjemahan bahasa Indonesianya? Langka loh itu Pak Hemm???

“Y4 k4l4u 91tu 94 u54 b3l4j4r Kumun15 l4h” (Ya kalau gitu ga usa belajar kumunis lah).

Tapi pak, kalau nggak belajar Kumunisme, saya nggak bisa belajar mata kuliah lain karena ideologi Kumunis ini baik dari ekonomi maupun sisi politik sangat penting dan berkaitan dengan ideologi lain macam konstruktivism, critical thinking, sampai feminisme. Tanpa belajar Ideologi Kuminis kami juga nggak bisa menjelaskan perang dingin.

Lagipula, kalau mau adil, seharusnya bukan cuman buku-buku kiri tentang kuminis yang dianggap berbahaya. Ideologi lain, semisal Liberalisme juga sebenarnya juga berbahaya.

Ideologi ini yang bikin kita kepikiran untuk punya utang luar negeri dan melakukan ekspor impor tidak seimbang sampai akhirnya Negara mengalami ketergantungan ekonomi dan masuk ke dalam jerat kapitalisme global atau singkatnya jadi Budak Aseng!1!

Coba kalau kita menganggap ideologi liberal berbahaya juga, mungkin dulu Pak Harto nggak akan kenalan sama IMF dan World Bank yang bikin Indonesia jadi negara yang utang luar negerinya nggak lunas-lunas. Hiiih.

Siapa yang tahu tanpa Ideologi liberal era Pak Harto, Indonesia bisa jadi negara Autarki yang dapat memenuhi kebutuhan dari hasil jerih payah Negara sendiri. Kita produksi barang sendiri, lalu dipakai sendiri.

Hal baik lain dari menjauhi Ideologi Liberal Tapir Kapitalis ini selain kita akan bebas dari dosa Riba karena hutang luar negeri (Astagfirulloh) kita juga akan bebas dari budaya konsumerisme dan hedonisme karena nggak foyah-foyah ngabisin duit buat beli barang mevvah dari negara kaya cuman untuk gaya-gayaan! Sisi positif lain adalah kita bisa semakin mencintai ploduk-ploduk dalam negeri.

Tapi yo mbuh ngewujudin cita-cita kayak gitu harus pakai sistem apa wqwq. Mungkin bisa niru zaman kejayaan Majapahit?

Ideologi lain selain Liberalisme yang menurut saya harus Bapak anggap berbahaya adalah Ultrakonservatisme, Pak. Dibanding Hantu Kuminis, ancaman Terorisme agama itu lebih nyata. Tapi kacaunya buku-buku dan ceramah yang mengajak dan mengajarkan kekerasan terorisme masih sangat mudah dicari.

Kalau nggak percaya, Bapak bisa cari tulisan-tulisannya Anwar Al-Awlaki, tulisan ajakan jihad pentolan Al-Qaeda ini bisa diakses di mana-mana. Saya bahkan pernah nggak sengaja nemu buku panduan jihadnya Jamaah Islamiyah.

Hayolohhh, saya minta tolong buku-buku itu ikut ditertibkan juga, Pak. Kalau perlu, jangan cuman libatin TNI, tapi juga Tukang Parkir Indomaret dan pedagang Sempol depan SDN Ketawanggede!

Terakhir, kalau misal memang bapak tetap keukeuh pengin razia dan menyita buku-buku kiri kuminis, ya silakan saja pak. Tapi kalau boleh request, mbok ya mata kuliah ideologi di jurusan sosial politik sekalian dihapuskan saja pak. Lagian susah belajar ideologi tuh, paling mentok cuman dapat B, kan bikin saya gagal dapat IP 4.00 wqwq.

Habis dihapus, perbanyak mata kuliah PPKN supaya mahasiswa sosial politik makin banyak yang cinta dan merasa harus bela negara seperti yang Bapak Jaksa lakukan. Mahasiswa pasti suka matkul PPKN, Pak. Kuliahnya gampang dan nilainya (biasanya) otomatis A.

Oh iya pak, ini beneran terakhir. Apa nggak sekalian jurusan saya dihapus juga ya, Pak? Skripsinya susah banget dah. Nggak jadi Sarjana HI nggak apa-apa deh, asal tetap cinta negara dan Pancasila. Betul begitu kan, Pak Jaksa?

 

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2019 oleh

Tags: buku kiribuku komunishantu komunisrazia buku
Nia Lavinia

Nia Lavinia

Mahasiswa S2 Kajian Terorisme, Universitas Indonesia.

Artikel Terkait

Esai

Jangan-jangan Tere Liye Emang Anarko

16 April 2020
anarko, polda, polisi, corona, razia buku mojok.co
Pojokan

Inilah Skenario Para Anarko yang Sebenarnya

13 April 2020
buku kiri
Esai

Razia Buku Kiri adalah Candu

8 Agustus 2019
Razia Buku MOJOK.CO
Pojokan

Tukang Razia Buku Nggak Boleh Baca! Tips Agar Lolos dari Razia Buku

5 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.