MOJOK.CO – Dear Prabowo dan Jokowi, daripada ngusulin ngegaji Pengangguran, dan ngasih tunjangan pensiun ke koruptor, mending bagi-bagi uang tuh sekalian aja ke semua orang. Biar apa? Ya Biar Totalitas lah.
Sungguh mulia program ekonomi yang ditawarkan oleh dua calon presiden Indonesia kita. Yang satu pengin ngegaji pengangguran lewat kartu prakerja yang ditawarkannya. Yang satunya lagi pengin ngasih koruptor kesempatan punya masa depan dengan mengiming-imingi uang pensiun.
Tapi, tapi program mulia ini kok sayangnya bikin saya sebagai warga Indonesia yang sudah bekerja dan sedang tidak korupsi merasa cemburu ya 🙁
Maksud saya, selama ini saya sudah kerja kerja kerja sampai lupa piknik dan berpesta tapi tidak mendapat perhatian dan keistimewaan yang sama dengan pengangguran dan koruptor yang jahat itu… Padahal saya juga mau Pak dikasih uang cuma-cuma…
Mbok ya kalau mau bagi-bagi uang tuh jangan pilih-pilih gitu toh, Pak :’(
Lagian kok ya bagi-bagi uang secara pilih-pilih cuman buat pengangguran dan koruptor tuh rasanya wagu.
Lha wong berkaca dari beasiswa bidikmisi dan bantuan BLT—yang bisa bikin orang kaya suka rela mendadak miskin—-nanti gimana kalo gara-gara program bagi-bagi uang buat pengangguran dan koruptor ini tiba-tiba banyak orang sengaja nganggur atau korupsi biar dapet bantuan??? Hmm??
Dan yang paling parah sih, ide ngasih gaji ke pengangguran atau pensiun ke koruptor ini sungguh tidak adil buat orang-orang yang sudah susah payah bekerja keras kayak bapak-bapak pengayuh becak, pedagang asongan, pemulung, sampai guru honorer yang sudah bekerja dari pagi sampai pagi lagi tapi tetap penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari :'(
Daripada nggak adil gitu, saya sarankan Pak Prabowo dan Pak Jokowi ini ganti program deh. Saya punya ide gimana kalau bagi-bagi uangnya jangan pilih-pilih ke pengangguran dan koruptor aja, tapi ke semua orang sekalian! Iya, semua orang!1! Caranya adalah dengan menerapkan ide UBI.
Bukan, bukan ubi cilembu yang enak itu, UBI yang dimaksud di sini adalah Universal basic income—atau bahasa indonesianya pendapatan dasar universal—yang inti dari idenya adalah, negara ngasih gaji alias bagi-bagi uang ke semua orang tanpa syarat dan ketentuan apa pun. Mau kaya, mau miskin, mau punya kerja, mau pengangguran, semuanya bisa dapat uang.
Spoiler alert! Di sini saya akan meyakinkan kalian kenapa ide ini bisa jadi solusi banyak permasalahan tanpa perlu kartu-kartu sakti.
Ide besar UBI ini adalah negara memberikan gaji kepada setiap rakyatnya untuk menjamin kebutuhan dasar mereka. Kebutuhan dasar itu di antaranya adalah makanan, minuman dan tempat tinggal. Betapa besarannya? Ya tergantung sih, pokoknya harus cukup buat makan enak (pakai daging) minimal seminggu sekali. Dan sekali lagi, ini diberikan kepada semua orang.
Kenapa negara harus repot-repot menanggung kebutuhan dasar warga negaranya? Ada dua keuntungan yang bisa didapatkan oleh negara ketika rakyatnya sudah tidak perlu lagi khawatir (((besok harus makan apa))). Pertama, rakyatnya jadi bisa sehat dan kuat dan bisa menanggung beban hidup lainnya keluar dari lingkaran setan kemiskinan. Kedua, karena udah nggak perlu lagi mikir “besok makan apa” otaknya bisa dipakai mikirin hal lain yang lebih produktif dan (((berfaedah))).
Seperti yang kita tahu, salah satu alasan kenapa miskin itu sulit dihilangkan adalah, ketika kita miskin, kita akan masuk ke dalam lingkaran setan yang sulit dihilangkan. Kalau miskin, nggak bisa beli makanan bergizi, rentan sakit, sakit jadi nggak bisa kerja, kalau nggak kerja jadi nggak punya uang buat sekolah.
Dan harus kita akui, kalau kita miskin, kita akan sulit berkembang. Yhaa gimana mau mengembangkan bakat menulis atau berkesenian kalau setiap hari didesak untuk bekerja biar bisa bertahan hidup. Akhirnya terpaksa kerja serabutan karena semata-mata butuh gaji/pemasukan/pendapatan.
Coba kalau kebutuhan dasar kita sudah dipenuhi oleh negara, kita jadi bisa memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang menyebalkan tanpa ketakutan akan kelaparan. Kita juga bisa punya banyak pilihan pekerjaan, bahkan berani mengabil resiko karena tahu meskipun gagal, kehidupan akan terus berjalan karena kita masih akan tetap bisa makan.
Eh tapi tapi, gimana kalau gara-gara kebutuhan dasarnya udah dipenuhi, orang-orang malah jadi males kerja?
Ya emang bisa aja sih manusia milih layah-leyeh tidur siang nggak ngapa-ngapain karena mau kerja atau nggak kerja sama aja. Tapi ingat, jangan remehkan sifat serakah manusia HAHAHA.
Lagian kebutuhan kita kan banyak. Kita pasti nggak bakal ngerasa cukup hanya dengan terpenuhinya kebutuhan dasar. Masih butuh buat hedon, dan buat perempuan, kita masih tetep butuh uang buat skinkeran hehe.
Toh ya kalau misal emang jadi nggak mau kerja dan males-malesan doang, saya yakin kalau keinginan males-malesan seperti itu, akan ada batasnya. Saya pikir kita semua pasti butuh untuk mencari sesuatu yang bisa mengisi hidupnya supaya lebih (((bermakna))) dari sekadar golar goler semata.
Lagian logika-orang-kalau-udah-punya-uang-bakal-males-selama ini juga nggak berlaku kok, buktinya, lihat aja orang-orang kaya mega miliuner di Indonesia dan dunia yang meskipun kekayaannya udah tumpeh-tumpeh kemana-mana, mereka masih tetep aja suka kerja.
Sebentar, sebentar kok rasa-rasanya ide ini too good to be true ya? Apa bener bisa dilakukan?
Lho lho lho ya bisa tho. Bahkan kecenderungannya, UBI emang bakal diterapkan di masa depan. Apalagi, nanti kita menuju era yang lebih maju yang mana akan banyak pekerjaan digantikan mesin dan kecerdasan buatan—yang tentu saja bikin manusia kehilangan pekerjaan. Supaya ekonomi terus berjalan, UBI ini akan jadi solusi biar yang nggak punya uang tetap bisa makan dan belanja.
Kalau kamu pikir ini hanya bisa diterapkan di negara maju, kamu salah! Sri Mulyani, menteri kebanggaan kita itu, pernah merencanakan untuk menetapkan UBI di Indonesia, lho.
Gimana Pak Prabowo, Pak Jokowi, UBI ini terdengar menjanjikan untuk menghapus masalah ekonomi, ketimpangan, dan kemiskinan, kan?
Tertarik untuk diuji coba?
Oh iya ngomong-ngomong, kalau kalian Bapak-bapak ini mau lebih tahu dari mana kiranya negara bakal dapet uang untuk ngasih gaji ke seluruh rakyatnya—dan masalah-masalah lain yang bisa terjadi setelahnya seperti potensi inflasi dan peningkatan tarif pajak, itu sih saya nggak bisa jawab, Pak hehehe. Jangan berharap terlalu banyak, Pak. Ingat, ini kan Mojok, bukan tirto apalagi media finansial internasional yang punya analisis dan hitung-hitungan ndakik-ndakik kalau menawarkan solusi he he he.