MOJOK.CO – Polling twitter yang dilakukan KPU sampai saat ini menunjukan bahwa 70% lebih netijen menganggap bahwa debat capres kemarin tidak menarik. Kira-kira apa sich yang bikin debat ini nggak menarik?
Debat capres pertama resmi berakhir tadi malam. Sebagai upaya untuk melakukan evaluasi, akun twitter KPU RI membuat sebuah poling mengenai tanggapan netijen atas debat capres tersebut.
Hal yang sebenarnya nggak mengejutkan-mengejutkan amat adalah–sampai tulisan ini dinaikan–poling tersebut menunjukan bahwa lebih dari 70% netizen menjawab debat capres kali ini tidak menarik. WQWQ MAMAM.
https://twitter.com/KPU_ID/status/1085960384857628672
Kok bisa sich netijen menganggap debat ini tidak menarik?
Mojok Institute, sebagai lembaga yang concern menyalurkan (((aspirasi rakyat))) membuat sebuah analisis dalam, penuh data, dan terpercaya mengenai penyebabnya. Setidaknya, kami menemukan ada lima alasan di balik pilihan tidak menarik yang (((disematkan))) oleh netijen dalam debat pilpres ini.
1. Debat Hanya Didominasi Jokowi dan Prabowo
Alasan pertama mengapa debat capres ini dianggap tidak menarik adalah: debat terlalu didominasi oleh Jokowi dan Prabowo.
Porsi bicara mereka yang terlalu banyak menyebabkan Kyai Ma’ruf dan Sandiaga tidak terlalu terlihat perannya. Kalau kata netijen sichh, blio blio ini keliatan kayak anggota kelompok yang nggak ikut nyusun makalah tapi karena kasihan tetap diajakin presentasi.
Mojok Institute sendiri berpendapat bahwa tidak aktifnya Kyai Ma’ruf dan Sandiaga dalam debat perdana kemarin adalah sebuah strategi dan pembagian kerja yang sudah diatur sedemikian rupa sebelumnya.
Paslon 1, Jokowi tugasnya bicara, Kyai Ma’ruf tugasnya berdzikir. Paslon 2, Prabowo tugasnya bicara, Sandiaga tugasnya mijitin~
Yang sedikit disayangkan dari dominasi Jokowi dan Prabowo ini adalah netijen kehilangan kesempatan mendengarkan cerita nabi-nabi yang hendak disampaikan Kyai Ma’ruf. Dan gagal menatap Bg Sandi yang tampan, lucu, dan menggemaskan.
Terkhusus Bg Sandiaga, belajar dari drama korea yang disukai karena banyak Oppa-oppa dan Ahjussi tampan, KPU harusnya memberikan porsi lebih banyak kepada blio agar debat semakin menarik dan disukai khususnya oleh kawla muda.
Kalau cuman liatin Jokowi dan Prabowo aja ya jelas bosen lah! Pokoknya ahjussi Sandi saranghaeyo~
2. Nggak Ada Plot Twist
Alasan kedua mengapa debat capres ini tidak menarik adalah kekecewaan netijen karena sejak awal debat ini sudah dikasih kisi-kisi pertanyaan. Ya gimana mau menarik, debat ini jatuhnya malah kayak settingan hehe.
Harusnya, kalau KPU ingin debat ini menarik, KPU ngasih plot twist dengan… menanyakan sesuatu yang di luar dari kisi-kisi!!1!
Debat akan jadi menarik karena para capres diajak nostalgia masa-masa sekolah kena prank guru-guru iseng yang ngasih kisi-kisi tapi pas ujian dikasih soal yang bedanya kayak langit dan bumi. wqwq.
Plot twist kedua yang bisa KPU lakukan adalah meniru acara talk show populer yang disukai orang Indonesia seperti Rumah Uya atau Ini Talk Show yang suka memberikan kejutan di pertengahan acara dengan mendatangkan orang-orang tak terduga yang bisa bikin bintang tamunya terharu atau malu.
Debat capres kemarin yang angkat tema HAM misalnya, KPU bisa tiba-tiba mendatangkan aktivis HAM atau ibuk-ibuk petani Kendeng yang dimunculkan setelah Jokowi bilang “Saya nggak punya dosa masa lalu”.
Atau mengundang aktivis 98 yang pernah diculik ketika Prabowo membicarakan penegakan HAM. Eh, sik sik, gimana mau didatangin yak, sampai sekarang aja orangnya masih belum ketemu. :((
3. Format Debat Terlalu Kaku Mirip Cerdas Cermat
Alasan ketiga mengapa debat capres ini tidak menarik adalah format debat yang terlalu kaku dan mirip lomba cerdas cermat waktu bulan bahasa di SMA.
Harusnya jika sejak awal KPU ingin debat ini menarik, format debat dibikin kayak acara reality show katakan putus yang sudah teruji di ITB dan IPB sebagai acara menarik yang disukai orang Indonesia.
Jadi… debatnya outdoor, ada adegan lari-lari dan kejar-kejaran (sebagai contoh, KPU bisa buat adegan ngejar tersangka korupsi). Lalu, kedua capres dibriefing untuk bilang, “Kenapa sich kamu tuh pergi-pergi terus, akutu cape ngejar-ngejar kamu tau nga?” Dialog semacam itu penting untuk menekankan efek dramatis yang disukai orang Indonesia.
Kalau nggak, KPU bisa bikin acara yang formatnya kayak Mata Najwa. Jadi, para capres debatnya dikelilingin panelis dan disidang ramai-ramai kayak episode mafia bola yang viral kemarin. Supaya afdol, moderatornya tentu saja harus Mbak Nana, presenter idola kita semua.
Dengan format ini, acara debat pasti lebih menarik karena akan banyak adegan-adegan capres yang dipojokan seperti ini:
“Jadi penculikan itu benar bapak yang lakukan???”
“Tidak seperti itu, Mbak Nana,”
“Tapi kami tim Mata Najwa sudah mengumpulkan bukti-bukti bahwa bapak memang terlibat.”
“Tapi Itu kan masa lalu, Mbak Nana, baiknya jangan diangkat ke permukaan lagi.”
“Kejadiannya emang masa lalu, Pak. Tapi kenangannya masih ada sampai masa sekarang :'(” Lah, Mbak Nana malah jadi baper.
Atau seperti ini:
“Jadi kenapa nih pak impor beras padahal cadangan beras kita masih cukup?”
“Jadi gini mbak Nana, beras memang cukup tapi kan butuh impor”
“Kalau begitu sebenarnya cadangan beras itu cukup apa nggak cukup pak?”
“Ya cukup, tapi tidak mungkin kalau tidak impor.”
“Jadi bapak bilang sebesar apapun cinta saya tetap tidak akan cukup untuk membahagiakan dia, gitu???” Lah, Mbak Nana baper lagi.
4. Debat Capres yang Sesungguhnya Ada di Sosial Media
Alasan kelima mengapa netijen menganggap debat capres ini tidak menarik adalah mereka tidak terlalu memperhatikan debat capres karena terlalu sibuk menoton keributan debat para pendukung capres di sosial media.
Tentu saja perdebatan di sosial media akan lebih menarik untuk disimak karena para pendukung bisa menanggapi pertanyaan moderator dengan lebih liar dan bisa saling menyerang satu sama lain. Rawrrr! Logikanya, kalau debat pendukung sosmed lebih seru, ngapain nonton debat capres di tv lagi hah??
5. Nggak Ngerti Debat Capres itu Acara Apa
Terakhir, mayoritas yang vote debat capres nggak menarik itu mungkin sejak awal emang nggak ngerti debat capres itu acara apa jadi asal vote aja.
Loh kok bisa??
Ya bisa lahh. Siapa tahu twit KPU RI ini diretweet sama salah satu orang penting dan berpengaruh di Uganda yang membuat rakyat Uganda merasa bertanggung jawab untuk ikut vote meskipun mereka nggak tau itu poling tentang apaan. Wqwq.