Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Tampil Sepanggung dengan Penari Hantu Tari Topeng

Redaksi oleh Redaksi
6 Desember 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jumlah penari tari topeng adalah 7 orang, sedangkan kami memutuskan untuk tampil berlima. Tak pernah terlintas di pikiran kami bahwa nanti akan ada penari hantu!

Cerita ini terjadi bertahun-tahun lalu, sebelum heboh media sosial seperti Instagram. Kala itu, saya dan teman-teman terpilih menjadi penari di sebuah acara kebudayaan. Mewakili Lampung, kami menarikan tarian menggunakan properti topeng, bernama Tari Tupping.

Karena terbatas dana dan beberapa alasan lainnya, tarian ini terpaksa kami atur ulang. Seharusnya, jumlah penari adalah 7 orang, sedangkan kami memutuskan untuk tampil berlima. “Tidak masalah,” kata pelatih kami, membesarkan hati penari-penarinya. Saya sendiri merasa biasa saja, justru optimis kami bisa menampilkan yang terbaik. Toh, persiapan kami sudah maksimal.

Singkatnya, hari penampilan kami tiba. Tari topeng bernama Tupping ini sendiri berasal dari Lampung Selatan dan merupakan drama tari kepahlawanan. Kisah yang umum diangkat dalam tarian ini merupakan kegigihan pasukan Indonesia melawan kolonial Belanda.

Selang tak berapa lama, kami selesai tampil. Sialnya, badan saya terasa lemas. Selepas turun dari panggung, saya jatuh pingsan. Teman saya, Arista, berkisah pada saya apa yang terjadi selanjutnya. Menurutnya, keadaan jadi sedikit crowded karena saya tiba-tiba tak sadarkan diri.

Kru kami dengan sigap menggotong saya, membawa saya ke ruang ganti khusus tim tari kami. Dengan segera, seluruh penari Tari Tupping dan kru pun keluar dari backstage.

Tapi, masih kata Arista, seorang kru berkata dalam perjalanan kami ke ruangan khusus tim, “Di backstage masih ada satu orang lagi, tuh, penarinya. Tadi diam saja lihat kita gotong-gotong Mbak Rena begini.  Masih pakai topeng.” Kala itu, Arista mengecek rombongan kami: ada empat orang penari—termasuk saya yang sedang pingsan—dan beberapa kru. Lantas, Arista menjawab, “Oh, mungkin itu Mbak Deril.”

Sesampainya kami di ruang ganti tim kami, terkejutlah Arista mendapati Deril keluar dari kamar mandi di dalam ruangan. Kru kami malah lebih kaget—ia melongo begitu lama, lalu berkata, “Mbak Deril bukannya tadi masih di backstage?”

Deril yang ikut kaget lantas menjawab, “Mana ada? Begitu turun dari panggung aku langsung ke sini karena ingin buang air kecil. Aku malah baru tahu kalau ada yang pingsan begini.”

Tidak ada yang menjawab. Semuanya mendadak merinding dan bertanya-tanya siapa penari bertopeng di backstage yang dilihat kru kami.

Enam bulan kemudian, kami sudah melupakan kejadian misterius itu. Tapi suatu hari, Arista datang sambil melambaikan sehelai foto.

“Lihat, lihat, adik sepupuku baru saja mencetak ini. Dia mengambil gambar saat kita sedang menarikan tari topeng di atas panggung. Candid!”

Sontak, foto yang dibawa Arista kami kerubungi. Bagus sekali, tampak elegan karena menampilkan penari yang penuh ekspresi. Deril, yang ada tepat di depan foto, lantas berujar cepat, “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,” katanya sambil menunjuk-nunjuk penari di foto, “Aku yang mana, ya?”

Saya terdiam mendengar kata-kata Deril. “Deril, coba diulang, ada berapa?”

Iklan

“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh…. Ada tujuh, Ren.”

“Deril,” kataku, merinding, “kita hanya menari berlima.”

Kami semua terdiam dan saling berpandangan. Saya maju ke depan dan memandangi foto tadi dengan lebih saksama.

Kami berlima berdiri di posisi masing-masing di atas panggung dengan topeng terpasang. Saya berada di tengah, dengan posisi badan agak menunduk, tampak sangat anggun.

Sayangnya, di punggung saya, ada seorang penari misterius bertopeng dengan mulut tersenyum lebar sekali. Tak hanya itu, di dekat kaki saya, seorang lagi penari misterius bertopeng muncul, arah pandangannya tepat menuju ke kamera.

Ya, kami berlima menari dengan dua penari misterius bertopeng yang tak tahu dari mana datangnya. Saya tak tahu harus bilang apa—mungkinkah itu penari hantu?

Setelah kejadian hari itu, file foto tadi tak bisa lagi diakses. Kenangan kami yang mengerikan itu hanya bisa tercetak sekali dan tak muncul-muncul kembali.  (A/K)

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: cerita hororLampung Selatanpenari hantutari topengtari tupping
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja: Tentang Sosok Hantu Perempuan yang Muncul dari Tempat yang Tidak Terduga

22 Mei 2025
Asrama Horor di Sudut Magelang MOJOK.CO
Malam Jumat

Asrama Horor di Sudut Magelang: Tentang Bisikan Dingin yang Tidak Terjawab

6 Maret 2025
Horor di Stasiun Tugu Jogja: Semakin Dicari Sisi Logisnya, Semakin Seram Ceritanya.MOJOK.CO
Ragam

Horor di Stasiun Tugu Jogja: Semakin Dicari Sisi Logisnya, Semakin Seram Ceritanya

14 Januari 2025
Sunardi Hilang Diculik Genderuwo MOJOK.CO
Malam Jumat

Sunardi Hilang Diculik Genderuwo

26 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.