Pembukaan Stasiun Kalasan, Dusun Dogongan, Kelurahan Tirtomartini, Kecamatan Kalasan, Sleman kembali ramai dibicarakan. Namun, hal itu terus menjadi wacana yang tak pernah direalisasikan PT. KAI hingga 18 tahun terakhir.
***
Junarto (39) tak terlalu kaget saat mendengar wacana Stasiun Kalasan bakal dibuka kembali setelah 18 tahun tidak beroperasi. Penjaga jalan lintasan (PJL) kereta api itu sudah sering melihat petugas dari Daerah Operasi Kereta Api Indonesia (DAOP) 6 bolak-balik mengecek lokasi.
“Dari dulu juga petugas DAOP sering menengok Stasiun Kalasan. Katanya mau diaktifkan lagi, tapi nggak tahu, kok sampai sekarang belum terealisasi,” kata Junarto kepada Mojok, Minggu (18/9/2025).
Merujuk situs Jogja Cagar Budaya, Stasiun Kalasan dibangun antara tahun 1029-1930 oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Dahulu, stasiun itu berfungsi sebagai tempat persilangan kereta api bagi rute Yogyakarta-Surakarta-Semarang, sekaligus tempat pelayanan penumpang. Seiring berjalannya waktu, kepemilikannya beralih ke PT. Kereta Api Indonesia (KAI).
Dulunya, ia memiliki lima jalur kereta. Jalur pertama mengarah ke gudang timur Stasiun Kalasan, jalur kedua digunakan untuk kereta api dari Solo menuju Yogyakarta, jalur tiga digunakan untuk untuk kereta api arah Yogyakarta menuju Solo. Lalu, jalur empat dan lima yakni rel persilangan.

Menurut Junarto, kedua jalur itulah yang kemudian diubah menjadi double track, tidak lagi silang. Oleh karena itu, Stasiun Kalasan resmi dinonaktifkan pada tahun 2007 oleh KAI. Junarto berujar pembangunan jalur ganda di lintas Kutoarjo-Solo tersebut memiliki tingkat pemasukan penumpang yang kecil.
“Apalagi kan, jarak Stasiun Kalasan tidak terlalu jauh dengan Stasiun Maguwo. Di sana lebih ramai dekat bandara juga,” ucap Junarto.
Disambut gembira warga
Junarto berujar seandainya Stasiun Kalasan dibuka kembali, ia bakal merasa senang. Apalagi sebetulnya, banyak anak-anak muda yang sering ke sana untuk berfoto. Mereka adalah pecinta moda transportasi kereta api yang tergabung dalam komunitas Rail Fans.
“Kalau sore, mereka sering foto-foto di dalam atau di seberang rel,” kata Junarto.
Mojok pernah mengunjungi Stasiun Kalasan, Sleman pada Minggu sore (17/11/2024). Namun, tak seperti kata Junarto, suasana stasiun itu tampak sepi, baik dari dalam bangunan maupun pelatarannya.
Di halaman Stasiun Kalasan, sebuah pohon beringin tumbuh subur di samping kiri pintu utama. Menambah suasana magis stasiun. Dahan-dahannya menabrak genteng yang hampir roboh. Ilalangnya tumbuh menjulang tapi tak sampai menutupi jalan.
Kondisi di dalam Stasiun Kalasan, Sleman tak kalah parah. Dinding dalamnya sudah berdebu dan banyak beling kaca di lantai. Sementara, dindingnya yang berada di peron sudah penuh dengan mural warna-warni.
Baca Halaman Selanjutnya
Pengakuan lansia asli Sleman di Stasiun Kalasan
Setelah puas melihat-lihat, saya tak sengaja berjumpa dengan Sutini* (60), warga asli Dusun Dogingan, Sleman. Perempuan lansia itu sedang menyapu lahan rumahnya yang tak jauh dari Stasiun Kalasan.
Sutini sendiri mengaku tak tahu soal wacana pembukaan Stasiun Kalasan. Kalaupun rencana itu terjadi, Sutini mengaku senang dan sangat mendukung. Sebab selama ini, kata Sutini, Stasiun Kalasan sering digunakan anak muda sebagai tempat maksiat.
“Kalau malam saya sering lihat anak-anak muda minum (miras), kalau pagi botolnya kelihatan,” kata Sutini.
Biasanya para pemulung atau salah satu warga akan membersihkan botol miras tersebut saat pagi. Beberapa kali, Sutini juga melihat petugas keamanan berjaga agar tidak ada lagi pemuda yang mabuk di sana.
Kenangan indah di Stasiun Kalasan
Terlebih, Sutini tak mau merusak kenangan indahnya. Dulu, kata dia, suasana sekitar Stasiun Kalasan selalu ramai.
“Di sekitar pagar rumah ini banyak orang berjualan. Gudang di sana juga tidak pernah sepi, karena banyak pemuda sampai orang tua yang angkut-angkut barang,” ujar Sutini.
Berdasarkan cerita Sutini dari sang ibu, tempat itu menjadi saksi para mahasiswa yang berpamitan dengan kedua orang tua mereka. Sebab, mereka harus merantau untuk menempuh pendidikan tinggi di Jogja.
“Waktu saya kecil, saya sering lihat mereka melambai-lambai,” ucapnya.
PT Kereta Api Indonesia sedang mengkaji kemungkinan reaktivasi stasiun Kalasan setelah 18 tahun terbengkalai. Manajer Humas KAI Daop 6 Jogjakarta, Feni Nvida Saragih mengungkap timnya telah melakukan survei untuk menggali potensi pasar angkutan penumpang khususnya KRL di Stasiun Klasan.
Beberapa pertanyaan wajib yang diajukan ke masyarakat ialah, identitas responden, moda transportasi yang biasa mereka naiki di rute Jogja-Solo, serta pendapat warga jika Stasiun Kalasan jadi dibuka.
Namun, ia belum dapat memastikan kapan stasiun tersebut akan kembali beroperasi. Keputusan itu, kata dia, bergantung pada persetujuan pemerintah yakni Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
“Belum fix, karena melihat hasil surveinya juga untuk melihat seperti apa kebutuhan masyarakatnya,” ujarnya dikutip dari Kumparan, Selasa (14/10/2025).
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Stasiun Lempuyangan, Tempat Pertama yang Bikin Perantau Jakarta “Kasihan” dengan Orang Jogja atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.